Taushiyah KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Perilaku Terpuji Manusia Mukmin

Selasa, 18 Februari 2025 | 11:32 WIB

Perilaku Terpuji Manusia Mukmin

Perilaku Terpuji Manusia Mukmin. (Ilustrasi: freepik.com).

Sebagai makhluk sosial, manusia satu sama lain saling membutuhkan dan saling terkait dalam kesibukan sehari-hari. Orang-orang beriman diarahkan agar bergaul dengan sesama umat manusia dengan akhlak yang luhur dan sikap yang lemah lembut.


Apabila seseorang memiliki sikap yang kasar dan keras hati, pasti akan dijauhi dan tidak disukai oleh sesamanya. Bergaul dengan sesamanya dengan sikap yang rendah hati, akan mengantarkan seseorang pada kesuksesan. Sebaliknya, mereka yang bergaul dan menampakkan keangkuhan dan kesombongannya, tidak akan memperoleh tempat yang menyenangkan dalam pergaulan di tengah masyarakat.


Setiap diri manusia memiliki amarah atau nafsu, karena itu yang terbaik dari mereka adalah orang yang dapat menahan amarah atau nafsu itu dan menebarkan maaf seluas-luasnya, memalingkan diri dari perbuatan yang tercela.


Sesungguhnya, barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik kepada sesamanya, akan memperoleh kehidupan yang layak. Apabila suatu saat seorang muslim mendapatkan perlakuan yang tidak wajar dari salah seorang temannya, maka hendaklah membalas perilaku yang tidak baik itu dengan aktivitas yang lebih baik. Dengan demikian, ia telah berusaha memberikan nasehat kepada saudaranya terhadap perilaku yang tidak baik itu. Selanjutnya, akan terjalin persaudaraan, meskipun awalnya saling bermusuhan.


Larangan saling mengejek dan mengolok-olok orang lain, merupakan bagian dari perilaku yang terpuji bagi setiap orang. Dengan demikian, persaudaraan sesama umat manusia akan terjalin dengan baik dan berjalan sesuai dengan fitrahnya. Langkah selanjutnya adalah menghindari prasangka yang buruk terhadap sesamanya, larangan menceritakan keburukan orang lain dan mencai kesalahan serta kekurangannya. Setiap orang memperoleh karunia, rizki, kedudukan, dan pendukung yang tidak sama. Ada di antara mereka memperoleh kedudukan yang tinggi, ada yang memperoleh rizki yang melimpah, ada yang memiliki pengikuti yang banyak. 


Dalam kenyataan seperti ini, hendaknya kita tidak bersikap iri atau dengki, karena semua itu hakikatnya adalah karunia Allah yang terlah ditakdirkan untuk semua umat manusia. Berbuat baik kepada orang lain sebagaimana berbuat baik kepada diri kita sendiri, merupakan langkah yang terpuji. Dengan cara ini, maka gairah untuk saling berbuat baik akan tumbuh kembang di tengah masyarakat. Bekerja sama dan saling tolong menolong dalam menegakkan kebaikan dan ketakwaan, merupakan kegiatan yang harus dilakukan setiap orang muslim dan selanjutnya menolak bekerjasama dalam dosa dan permusuhan. 


Berlaku adil dalam segala hal, merupakan tuntunan yang sangat luhur, karena dengan keadilan itu, semua orang akan merasakan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kehidupannya. Sebaliknya, apabila keadilan telah ternoda dalam kehidupan masyarakat, maka akan timbul berbagai macam kebencian, permusuhan dan bahkan bisa menimbulkan perpecahan yang sangat keras. Karena itu, kita tidak boleh membela orang-orang yang jahat, orang-orang yang berbuat kesalahan, dan harus memberikan nasehat kepada mereka agar meninggalkan perbuatan tercela tersebut. 


Sebagai makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi, maka diarahkan kepada umat manusia agar tidak bersilang sengketa satu dengan lainnya. Sebaliknya kita harus bersatu dalam mewujudkan kemaslahatan yang besifat umum bagi kehidupan umat manusia. Apabila dijumpai perselisihan di tengah masyarakat, maka lakukanlah usaha yang maksimal dan tulus untuk mendamaikan mereka dengan adil. Dengan demikian, permusuhan di antara umat manusia akan sirna. 


Pada saat kita bergaul dengan mereka yang berbeda agama, lakukanlah kepada mereka sikap yang adil dan bersahabat. Dengan demikian, maka persaudaraan yang disebut ukhuwah insaniah, akan terjalin dengan baik. Jangan mencela ajaran agama lain, karena akan mengakibatkan timbulnya permusuhan antar umat beragama dan hal itu merupakan bahaya yang merusak kedamaian dan kemaslahatan. 


وَلَا تَسُبُّواْ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّواْ ٱللَّهَ عَدۡوَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٖۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمۡ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرۡجِعُهُمۡ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ  


"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS. Al-An’am, 06:108). 


Jangan sekali-kali mencaci orang tua teman kita, karena nanti ia akan mencela orang tua kita. Setiap orang yang mencaci orang tua temannya, berarti ia mencaci orang tuanya sendiri.


KH Zakky Mubarak, salah seorang Mustasyar PBNU