• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Sejarah

Muktamar Lampung

Rapat Bersejarah di Mobil Ketua OC Muktamar Ke-34 NU

Rapat Bersejarah di Mobil Ketua OC Muktamar Ke-34 NU
KH Ahmad Ishomuddin, KH Imam Aziz dan dr Syahrizal, rapat di mobil untuk menentukan lokasi penetapan AHWA dan pemilihan Ketua Umum PBNU. (Foto: FB Ahmad Ishomuddin).
KH Ahmad Ishomuddin, KH Imam Aziz dan dr Syahrizal, rapat di mobil untuk menentukan lokasi penetapan AHWA dan pemilihan Ketua Umum PBNU. (Foto: FB Ahmad Ishomuddin).

Oleh: KH Ahmad Ishomuddin 
 

Muktamar ke-34 NU di Lampung telah berakhir. Panitia Nasional dari PBNU telah bekerja keras, cerdas, dan gembira. Kerja sama, sama-sama kerja, kompak, bertanggung jawab, dan selalu berkoordinasi antar koordinator dan antar seksi, menjadi kunci bagi kesuksesannya. 

 

Meskipun kepanitiaan yang dibentuk dengan SK. PBNU dalam waktu yang amat sempit, 57 hari menjelang hari H, Panitia Pusat tetap bekerja dan bergerak cepat untuk mencapai tujuan muktamar. Panitia Nasional dibantu maksimal oleh Panitia Daerah dan Panitia Lokal, yang tanpa mereka mustahil muktamar tersebut berjalan lancar dan meraih sukses. 

 

Muktamar ke-34 di Lampung adalah Muktamar NU yang sukses. Muktamar yang berlangsung aman dan damai sehingga amat layak ditiru oleh muktamar-muktamar NU pada masa yang akan datang di mana pun diselenggarakan. Meskipun lancar dan sukses, bukan berarti kosong dari dinamika dan kompetisi yang terkesan lumayan keras. 

 

Berbeda dengan Muktamar ke-33 di Jombang yang dinamikanya dan benturannya lebih banyak terjadi di saat sidang-sidang berlangsung. Muktamar ke-34 di Lampung justru agak memanas menjelang pelaksanaannya. Perdebatan sengit antar kubu yang berkompetisi menjadi buktinya, setelah PPKM level 3 diberlakukan Pemerintah RI, muncul dua kubu yang berbeda pendapat, ada yang menuntut agar muktamar dimajukan, digelar tanggal 17-29/12/2021 dan ada yang menginginkan dimundurkan, digelar pada tanggal 31/1/2022. 

 

Diluar dugaan penyebab perbedaan pendapat yang menyita energi tersebut dicabut oleh pemerintah sehingga dua kubu yang berselisih itu, setelah lobi-lobi yang berjalan sangat alot, pada akhirnya bersepakat, bersatu kata, untuk menyelenggarakan Muktamar ke-34 pada 22-23/12/2021. Saat itu, pada tanggal 7/12/2021, satu kubu di Lantai 8 Gedung PBNU menyelenggarakan Rapat Gabungan Syuriah-Tanfidziyah, sedangkan kubu sebelahnya pada saat yang sama menyelenggarakan Konferensi Besar NU di sebuah hotel di Jakarta. 

 

Rapat-rapat Pleno dan rapat-rapat komisi selama berlangsungnya Muktamar ke-34 NU juga berjalan dinamis, tetapi aman. Meski kadangkala suhunya agak memanas, namun suasana dingin kembali ketika musyawarah untuk mufakat tercapai. 

 

Saat Sidang Pleno 1 dimulai, diikuti semua utusan dari PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia, serta PCI dari beberapa negara mulai pukul 16:00 WIB hingga 23:45 WIB di GSG UIN Raden Intan Lampung dipimpin langsung oleh Prof. Dr. M. Nuh (Ketua SC) dan kawan-kawan, sudah ada perdebatan "panas" di antara para peserta. Di antara mereka ada yang menginginkan tempat pemilihan Ahlul Halli wal-'Aqdi (Ahwa) yang bertugas menunjuk Rais Aam dan pemilihan Ketua Umum PBNU tetap di Pondok Pesantren Darus Sa'adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah, dan sebagian besar peserta muktamar menginginkan tempat muktamar di Bandar Lampung. 

 

Akhirnya setelah perdebatan sengit, para peserta muktamar menyepakati dipindahkan ke Bandar Lampung dengan catatan bahwa tempat spesifiknya diserahkan kepada panitia nasional penyelenggara Muktamar ke-34 NU.

 

Mendengar keputusan tersebut, segera saya mengambil inisiatif mengusulkan segera rapat kepada kepada dr. Syahrizal Syarif, Ph.D. (Sekretaris OC) dan KH. Imam Aziz (Ketua OC). Sebelum itu saya telah menelpon Dr. Helmy Faisal (Sekretaris Jenderal PBNU) dan Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA. (Ketua Umum PBNU) untuk meminta persetujuan tempat yang spesifik, yakni di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung untuk melaksanakan sidang pemilihan AHWAdan pemilihan Ketua Umum PBNU. 

 

Kiai Imam Aziz mengusulkan agar rapat penentuan tempat yang spesifik itu dibicarakan dalam rapat dengan Prof. Dr. M. Nuh bakda Dzuhur setelah LPJ Ketum PBNU rampung dan diterima oleh para peserta muktamar. Kami bertiga masing-masing meluncur ke UIN Raden Intan Lampung, mendekati posisi Ketua SC yang sedang memimipin sidang. Sambil menunggu sidang LPJ selesai, saya mengusulkan melalui agar kami bisa rapat bertiga terlebih dahulu, sebelum rapat dengan Ketua SC dan Sekretaris SC Muktamar ke-34 NU. 

 

Usulan saya diterima. Saya berjalan bersama dr Syahrizal mencari Kiai Imam. Sopir Kyai Imam, yang pernah 25 tahun menjadi sopir mobil Gus Dur, menemui kami, menyampaikan pesan bahwa Kiai Imam sudah menunggu di dalam mobilnya di parkiran sebelah Gedung Rektorat UIN Raden Intan. Saya kaget saat Pak Kyai Imam meminta kami berdua untuk rapat di dalam mobilnya yang dingin ber-AC. Kami bertiga, secara bergantian menyampaikan pendapat dan alasan. Seperti Ketua OC dan Sekretarisnya, saya sebagai Wakil Ketua OC mengusulkan agar Universitas Lampung menjadi tempat sidang pemilihan AHWA dan sekaligus tempat pemilihan Ketua Umum PBNU. 

 

Setelah kesepakatan rapat OC di dalam mobil "bersejarah" itu, kami menjumpai Ketua SC dan Sekretarisnya untuk rapat bersama. Semua pada akhirnya menyepakati Universitas Lampung yang Rektornya adalah Prof. Dr. Aom Karomani sebagai tempat pleno tersebut. Karena kami belum sempat sarapan dan makan siang, akhirnya kami meluncur menuju sebuah rumah makan di Jl. Soekarno-Hatta Bandar Lampung. Kami makan siang hingga perut kenyang dan tentu dengan hati yang riang. 

 

Poin yang penting adalah Muktamar ke-34 NU telah berlangsung dengan sukses. Inilah pernik Muktamar yang mungkin tidak banyak diketahui oleh Rais Aam dan Ketua Umum PBNU terpilih. Semoga NU menjadi tempat yang tepat untuk berkhidmah kepada para ulama, bangsa dan negara kita. Lampung telah menjadi tempat yang bersejarah yang patut untuk dikenang dan diteladani kesuksesannya dalam penyelenggaraan muktamar. Alhamdulillah.

Penulis adalah Wakil Ketua OC Muktamar NU ke-34
 


Editor:

Sejarah Terbaru