Sejarah HUT KOPERASI KE-78

Koperasi Pertama Lahir di Ciparay Bandung

Kamis, 3 Juli 2025 | 08:08 WIB

Koperasi Pertama Lahir di Ciparay Bandung

Raden Haji Amongpradja, bergamis putih, bersama pengurus berpose di depan kantor Koperasi Itikoerih Hibarna. (Sumber Foto: Buku 10 Tahoen Koperasi 1930-1940)

Koperasi dalam pengertian seperti yang dipahami sekarang, dengan segala aturan dasarnya, untuk pertama kali didirikan di Desa Magung, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung pada Oktober 1929, yaitu Koperasi Itikoerih Hibarna. Tokoh utamanya bernama Raden Rangga Amongpradja. Sebulan kemudian, koperasi ini didaftarkan di Departemen Urusan Ekonomi untuk mendapatkan pengesahan. Pada 12 Juni 1930, terbitlah Inlandsche Reechtpersoon, atau izin operasional untuk lembaga pribumi, yang menjadikan Itikoerih Hibarna berbadan hukum. 

 

Untuk mensyukuri turunnya izin tersebut, diadakan pertemuan besar di Ciparay pada 22 Juni 1930, yang dihadiri oleh Bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusumah V. Harian Sipatahoenan menurunkan berita kegiatan itu pada edisi 27 Juni 1930.

 

Bukti bahwa Itikurih Hibarna sebagai koperasi pertama, ditegaskan oleh Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang terkenal,10 Tahoen Koperasi 1930-1940. Ia menulis 1930 sebagai anak judul, merujuk pada turunnya izin operasional koperasi kredit pertanian Itikurih Hibarna itu.

 

Kantor koperasi Itikoerih juga menjadi saksi sejarah rapat pembentukan Panitia Kongres Koperasi Pertama. Pertemuan yang bisa disebut sebagai rapat pra-kongres ini dipimpin oleh Niti Soemantri dan AD Doengga, dihadiri oleh Soeliadianata (Pusat Koperasi Kota Bandung), Kartawisastra (Pusat Koperasi Kabupaten Tasikmalaya), Soeriawidjaja (Pusat Koperasi Kabupaten Garut), Soerawikarta (Pusat Koperasi Kabupaten Ciamis), dan Kastoera (Pusat Koperasi Kabupaten Bandung). Rapat menyepakati pembentukan Pengurus Pusat Koperasi Karesidenan Priangan yang kemudian menelurkan sejumlah keputusan penting, yaitu: (1) mengkoordinasi gerakan koperasi yang sudah ada di wilayah Jawa Barat, (2) mendorong terbentuknya koperasi di seluruh Jawa Barat, dan (3) secepat-cepatnya menyelenggarakan Kongres Koperasi Indonesia. 

 

Pertemuan di Ciparay itu sangat heroik karena diselenggarakan di tengah ancaman pasukan tentara Belanda yang membonceng NICA yang ingin kembali menjajah Indnesia. Para pejuang koperasi itu dengan caranya sendiri, menunjukkan kepada Belanda bahwa kegiatan ekonomi pribumi tetap berjalan dan terkonsolidasi. Hal tersebut secara tidak langsung memberikan tekanan politis, seolah mereka ingin mengenyampingkan agresi milter Belanda.

 

Bupati Wiranatakusumah V
 

Jika dirunut ke belakang, rintisan koperasi di Kabupaten Bandung itu bermula dari penugasan kepada Bupati Bandung R.A.A. Wiranatakusumah V. Pada akhir 1927 dan awal 1928, ia mendapatkan tugas untuk studi banding perkoperasian ke negeri Belanda. Saat itu ia didampingi oleh istrinya Raden Ayu Sangkaningrat. Kunjungan keduanya mendapatkan liputan luas dari media Belanda saat itu. Foto mereka terpampang di sejumlah koran dan majalah di Belanda.

 

Ia antara lain mengunjungi kota Eindhoven untuk mengunjungi Coöperatieve Centrale Boerenleenbank yang kelak berkembang menjadi Rabobank. Juga mendatangi pabrik cerutu Mignot & de Block.

 

Sepulangnya ke Bandung, ia berceramah di sejumlah tempat di wilayah pemerintahannya, antara lain di kecamatan Ciparay. Ia menjelaskan hasil lawatannya sambil menjelaskan bagaimana sebuah lembaga usaha bersama bernama koperasi dijalankan. 

 

Namun, koperasi dalam pengertian sebuah rintisan bersama antarwarga, memang muncul pertama kali di Purwokerto pada 1894, diinisiasi oleh Raden Aria Wirjaatmadja. Sebuah inisiatif bersama warga Purwokerto untuk mengatasi bunga lintah darat dan pegadaian swasta yang mencekik. Rintisan inilah yang pada 16 Desember 1895, menjelma sebagai Bank Priyayi Purwokerto. Lalu di masa kemudian menjadi bank BRI.

 

Haji Amongpradja

Salah seorang yang menyimak dengan baik paparan Bupati Bandung adalah Raden Amongpraja. Ia guru dan kepala sekolah yang pensiun pada awal 1922. Setelah berhasil meyakinkan sejumlah tetangga dan koleganya di Magung, ia kemudian mendatangi kantor urusan ekonomi untuk menanyakan hal-ihwal administrasi pendirian koperasi. Ia juga meminta bimbingan teknis kepada Bupati Bandung.

 

Semua prosedur pendirian koperasi ia ikuti dengan seksama. Setelah tercatat secara administratif, ia kemudian mengajukan pengesahan badan hukum. Sambil menunggu turunnya rechtpersoon itu, koperasi sudah bisa dijalankan dengan fokus kepada para anggota yang mayoritasnya petani. Para petani itu berkelompok di desanya masing-masing hingga terbentuk 19 koperasi. Lalu semua koperasi desa itu menginduk kepada Pusat Koperasi Itikoerih Hibarna yang melayani kebutuhan pendanaan para petani. Di papan namanya tertulis Centraal Cooperatie Itikoerih Hibarna. Dalam catatan Mededeelingen van den Dienst der Volksgezondheid in Nederlandsch-Indië, 1937, halaman 148-9, Itikoerih Hibarna disebut sebagai de Coöperatieve Spaar en Credietvereeniging atau Perkumpulan Koperasi Simpan Pinjam.

 

Selain usaha koperasi, Amongpradja juga merintis Lumbung Padi hingga terbentuk di 25 desa. Padi dikumpulkan dalam satu lumbung desa. Warga yang memerlukan bantuan, dapat meminjam padi sesuai kebutuhannya. Lalu setelah panen, mereka mengembalikan lagi padi pinjamannya dengan lebihan padi sesuai perjanjian. Suatu konsep ketahanan pangan yang efektif ketika padi masih punya nilai tinggi. 

 

Atas jasanya itu, pemerintah memberikan gelar Rangga pada 1935. Setelah menunaikan ibadah haji, nama lengkapnya menjadi Raden Rangga Haji Amongpradja.

 

Harapan Baik

Di bagian akhir liputan Sipatahoenan, dikutip sejumlah harapan kepada Itikurih Hibarna yang disampaikan secara puitis.

 

Muga ka Yang Agung
Itikurih Hibarna
geura gedé geura jangkung
mapakan Bank Bandung
geura jadi tunggul payung
pangauban urang Magung

Ulah unggut kalinduan
ulah gedag kaainginan
ulah geder ku panyarék
ulah risi ku panyirik
ulah hamham ku panyaram

Itikurih hibarna
sing tetep renggenek
najan deungeiun ngunek-ngunek
najan ronghok nu nyepion
najan rayap mata-mata
ulah gimir da Itikurih 
Hibarna Kumpulan nyata

 

Koperasi perintis Itikoerih Hibarna kini tinggal nama yang dikenang. Namanya kini diabadikan oleh keluarga besar Haji Amongpradja sebagai SMK Itikurih Hibarna Ciparay. Di tengah gelegar semangat Koperasi Desa Merah Putih saat ini, sudah selayaknya jika urang Bandung tahu, bahwa koperasi berizin pertama itu lahir di Magung, Ciparay, Bandung.

 

Iip D. Yahya, penulis buku Kongres Koperasi Pertama di Tasikmalaya 1947, Direktur Media Center PWNU Jabar.