• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Sejarah

Apakah Ada Manuskrip Karya Ulama Nusantara dalam Bidang Sains dan Ilmu Eksak?

Apakah Ada Manuskrip Karya Ulama Nusantara dalam Bidang Sains dan Ilmu Eksak?
Apakah Ada Manuskrip Karya Ulama Nusantara dalam Bidang Sains dan Ilmu Eksak?
Apakah Ada Manuskrip Karya Ulama Nusantara dalam Bidang Sains dan Ilmu Eksak?

Apakah ada manuskrip karya Ulama Nusantara dalam bidang sains dan ilmu eksak? Itulah pertanyaan yang dikemukakan oleh Hüseyin Sen, salah seorang kurator dan pustakawan di Qatar National Library (QNL/ Perpustakaan Nasional Qatar) untuk bidang peta kuno dan manuskrip-manuskrip sains Islam klasik. 


Hüseyin, seorang Belanda-Turki yang juga kandidat doktor di Universiteit Utrecht, Belanda, telah banyak mentahqiq dan meriset berbagai macam karya sains yang berasal dari masa peradaban Islam, khususnya masa Turki Ottoman. 


Hüseyin sempat curhat, bahwa selama ini kajian dan tahqiqan yang dilakukan oleh para sarjana Muslim kontemporer terhadap turots dan khazanah manuskrip ulama Muslim klasik kebanyakan pada bidang ilmu keagamaan, seperti akidah, fikih, tasawuf, tafsir, hadits, kalam, dan lainnya. Sedikit sekali sarjana Muslim kontemporer yang melakukan kajian dan tahqiq terhadap manuskrip-manuskrip ulama Muslim klasik dalam bidang sains dan ilmu eksak, seperti matematika, kimia, fisika, kedokteran dan lainnya.


Padahal, kata Hüseyin, jumlah karya ulama Muslim klasik dalam bidang sains dan ilmu eksak sangat banyak. Ribuan. Tidak kalah jumlahnya dengan bidang ilmu keagamaan. Apa yang telah dilakukan oleh para muhaqqiq dan sarjana Muslim kontemporer dalam upaya ihyâ ‘ulûm al-dîn, hendaknya harus diimbagi dengan upaya ihyâ ‘ulûm al-dunyâ.


Sepengetahuan saya, tidak sedikit pula para ulama Nusantara yang menulis karya dalam bidang sains dan ilmu eksak tersebut. Misalnya, ada Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (w. 1916) yang menulis “Raudhah al-Hussâb fî ‘Ilm al-Hisâb” dalam bidang ilmu matematika. Juga ada Syaikh Ahmad Patani (w. 1908) yang menulis “Thayyib al-Insân fî Thibb al-Insân” dalam bidang ilmu kedokteran. Termasuk Syaikh Chik Abbas Kutakarang Aceh (w. 1895) yang menulis “al-Rahmah fî al-Thibb wa al-Hikmah”, juga dalam ilmu kedokteran. Terkait karya-karya ulama Nusantara dalam bidang ilmu medikal ini, Dr. Affendi Shafri Kalam Ubatan dari Malaysia telah mengkajinya dalam bukunya yang berjudul “Malay Medical Manuscripts: Heritage from the Garden of Healing” (2017). 


Terdapat juga KH. Ma’shum Ali Jombang (w. 1933), menantu dari Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, yang menulis “Fath al-Qadîr fî ‘Ajâ’ib al-Maqâdîr” dalam bidang metrologi atau ilmu ukur. Ada pula Syaikh Mukhtar Atharid Bogor (w. 1930) yang menganggit “Taqrîb al-Maqshad fî al-‘Amal bi al-Rubu’ al-Mujayyab” dalam bidang kajian alat sine quadrant.


Dalam bidang ilmu astronomi, karya yang ditulis oleh ulama asal kepulauan Nusantara ini juga jumlahnya melimpah. Di antaranya ada Sayyid Usman b. Yahya Batavia (w. 1914) yang menulis “Tahrîr Aqwâl al-Adillah fî Tahsîl al-Ahillah wa al-Qiblah”. Juga ada Guru Mansur Jembatan Lima (w. 1967) yang menulis “Jadwal Dawâ’ir al-Falakiyyah” dan “Sullam al-Nairain”. Ada juga KH. Zubair Umar al-Jailani Salatiga (w. 1990), yang menulis “al-Khullâshah al-Wafiyyah fî al-Falak bi Jadâwil al-Lûghâritmiyyah”. Dan lain sebagainya. Adalah Dr. Ustadz Arwin Butar-Butar Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, kepala observatorium OIF UMSU (Medan), yang telah melakukan kajian mengenai karya-karya ilmu astronomi ulama Nusantara dalam karyanya yang berjudul “Mengenal Karya-Karya Ilmu Falak Nusantara Transmisi, Anotasi, dan Biografi” (2018). 


Saat saya berjumpa dengan Hüseyin di galeri pameran manuskrip dan heritage Islam di QNL beberapa hari yang lalu, beliau menunjukkan satu eksemplar buku berjudul Satranc - Name-i Kebir (شطرنج نامه كبير) karya Firdevsî-i Rûmî (Firdausî al-Rûmî), seorang saintis Ottoman yang hidup di abad ke-15 M. Karya tersebut berisi mengenai kajian komprehensif mengenai "catur". al-Rûmî sendiri menulis karya tersebut pada tahun 1503 dan ia persembahkan untuk Sultan Bayazid II (m. 1481-1512), anak dari Sultan Muhammad II al-Fatih (m. 1444-1481). 


Manuskrip dari karya al-Rûmî tersebut kemudian ditahqiq, ditransliterasi dan dikaji oleh M. Ata Çatıkkaş. Transliterasi diberlakukan dari aksara Turki Ottoman (Turki aksara Arab) ke dalam aksara Turki Modern (Turki aksara Latin). Hasil tahqiqan tersebut diterbitkan pada tahun 2015 silam oleh lembaga Türk Dil Kurumu (Asosiasi Bahasa Turki) di Ankara. 


Sementara saya sendiri menghadiahkan kepada pihak QNL beberapa naskah kitab hasil tahqiqan atas karya-karya ulama Nusantara atau yang berhubungan dengan sejarah pemikiran Islam di Nusantara, salah satunya adalah kitab “al-Mawâhib al-Rabbâniyyah ‘an al-As’ilah al-Jâwiyyah” (المواهب الربانية عن الأسئلة الجاوية) karya Syaikh Muhammad b. ‘Allân al-Shiddiqî (w. 1647). Karya tersebut ditulis oleh Ibn ‘Allân khusus sultan banten yang menjadi muridnya, yaitu Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdul Qadir (w. 1651). 


Karya Ibn ‘Allân tersebut sangat penting dalam konteks sejarah pemikiran Islam di Nusantara dan hubungannya dengan jaringan intelektual ulama Muslim global. Ibn ‘Allân dalam karya tersebut mengulas berbagai macam isu dalam berbagai bidang, mulai dari politik tata negara, tasawuf wahdatul wujud, sampai fikih, yang kesemua isu tersebut dikemukakan oleh sultan Banten kepadanya dan diminta untuk diulasnya. Karya tersebut telah ditahqiq oleh saya (dengan segala kekurangannya) dan diterbitkan setahun silam (2022) oleh Maktabah al-Turmusy. 


Khazanah karya-karya ulama Nusantara yang ditulis dalam bidang sains dan ilmu eksak, termasuk halnya dalam bidang ilmu politik dan tata negara, jumlahnya tidak sedikit. Karya-karya tersebut kebanyakan masih berupa naskah tua tulis tangan atau manuskrip, atau juga cetak tua (al-mathbû’ah al-qadîmah). Harus hadir generasi muda Muslim Nusantara yang memiliki kepedulian dan konsen untuk merawat dan merevitalisasi karya-karya penting tersebut.


Di Indonesia, salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki perhatian serius terhadap karya-karya ulama Nusantara adalah Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta. 


A. Ginanjar Sya’ban, salah seorang Wakil Sekretaris Jendral PBNU


Sejarah Terbaru