• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Pesantren

KOLOM BUYA HUSEIN

Makna Pesantren

Makna Pesantren
Makna Pesantren
Makna Pesantren

Pesantren. Kata ini berasal dari bahasa Sangsekerta. Kata dasarnya "Sashtri". Ia bermakna manusia baik. Pesantren bermakna tempat santri. Di tempat itu para santri belajar agama, mengaji kitab suci dan ajaran-ajaran spiritual".


Di bagian dunia yang lain ia disebut dengan istilah berbeda-beda. "Zawiyah", "Khanqah" (Persia). Ia bermakna “sudut”, pojok, sebuah tempat khusus bagi kaum sufi yang terletak di sudut sebuah masjid untuk berkhalwat menyepi, bermeditasi, melakukan permenungan intens, seperti para Nabi. Dalam terminologi kaum sufi atau Tarekat disebut mujahadah atau "Riyadhah".


Dalam perkembangannya, tempat pendidikan keagamaan tersebut menjadi pondok pesantren, atau padepokan para pencari kehidupan spiritual. Di Aceh, ‘zawiyah’ mengalami perubahan penyebutan menjadi ‘dayah’.


Misi Pendidikan di Pesantren


Tujuan pendidikan, sebagaimana disebutkan oleh Dr Zamakhsyari Dhofir, tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran santri dengan ilmu-ilmu agama, tetapi untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan tingkah-laku yang jujur dan bermoral, dan menyiapkan para santri untuk hidup sederhana dan bersih hati. Setiap santri diajarkan agar menerima etik agama di atas etik-etik yang lain.


Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian (ibadah) kepada Tuhan”.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Pesantren Terbaru