• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Majalengka

Lailatul Ijtima’ MWCNU Kasokandel Kaji Kitab Jawahirul Bukhari

Lailatul Ijtima’ MWCNU Kasokandel Kaji Kitab Jawahirul Bukhari
Lailatul Ijtima’ MWCNU Kasokandel Kaji Kitab Jawahirul Bukhari
Lailatul Ijtima’ MWCNU Kasokandel Kaji Kitab Jawahirul Bukhari

Majalengka, NU Online Jabar
Digelar selama satu bulan sekali, pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU),  seluruh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) dan warga nahdliyyin se-Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka menggelar kegiatan lailatul ijtima’ di desa Leuwikidang tepatnya di Ponpes Hidayatul Mubtadi’in, Sabtu (17/6/2023). Dalam kesempatan tersebut dilakukan kajian kitab Jawahirul Bukhari wa Syarah al-Qasthalani.


Ketua Tanfidziyah MWCNU Kasokandel, Kiai Engkus Kusnandar mengatakan, lailatul ijtima’ adalah istilah yang sudah menjadi tradisi, dan ciri khas NU sebagai wadah pertemuan para kiai, ustadz, tokoh dan pengurus NU.


“Lailatul ijtima’ berarti malam pertemuan adalah sarana silaturahim antar pengurus NU di tingkat kecamatan hingga ranting, untuk koordinasi dan konsilidasi seluruh program kerja MWCNU berjalan dan dapat terlaksana dengan baik. Jangan sampai pengurus NU yang sudah dilantik itu wujuduhu kaadamihi, adanya seperti tidak adanya, yakni pengurus NU mati suri dan tidak bergerak sehingga pengurus NU tidak ada kegiatannya,” jelasnya.


Kegiatan ini diselenggarakan keliling di tiap desa bekerja sama dengan seluruh pengurus PRNU secara bergantian. 


“Lailatul Ijtima diadakan setiap bulan sekali, tepatnya malam minggu di minggu ketiga setiap bulan. Bulan ini di desa Leuwikidang, bulan depan di desa Jatimulya, terus bulan berikutnya di desa Ranji Wetan, terus berkeliling di setiap desa se-Kec. Kasokandel,”katanya. 


Menurut Kang Nandar, sapaan akrab Kiai Engkus, lailatul ijtima’ ini sudah menjadi hal yang wajib diikuti untuk pengurus NU dan nahdliyin juga diperkenankan untuk mengikuti acara tersebut. Apalagi kegiatan ini juga diisisi dengan ratibul hadad, tahlil, istighotsah serta pembacaan dan kajian kitab Jawahirul Bukhari dengan ditambah sesi konsultasi fiqh, tanya jawab sekitar ke-NU-an dan ke-Aswaja-an dan lain-lain. 


“Jadi lailatul ijtima’ itu untuk melestarikan tradisi aswaja seperti istighatsah, ratiban, tahlil dan lain-lain. Serta ciri khas keilmuan NU, yaitu kajian kitab kuning dengan membaca kitab Jawahirul Bukhari,” tambahnya.


Kang Nandar juga menegaskan, bahwa NU satu-satunya ormas yang memiliki tradisi kuat pengkajian kitab kuning. Hanya NU yang sangat mumpuni, serta berkewajiban merawat dan menjaga tradisi keilmuan kitab kuning (turast). 


“NU itu identik dengan kitab kuning atau kitab turast. Berbicara Nahdlatul Ulama ya berbicara kitab kuning. Seluruh keilmuan Islam itu adanya di kitab kuning. Ketika kitab kuning itu tidak dibaca dan ditinggalkan, maka hilanglah seluruh keilmuan Islam itu, dan akhirnya lenyaplah agama Islam itu di bumi pertiwi seperti yang terjadi di negara Spanyol. Naudzubillahi min dzalik. Dan kita wajib menjaga tradisi kitab turast ini. Menjaga kitab kuning berati menjaga Islam untuk tetap lestari,” tegasnya menggebu-gebu di depan para pengurus dan kaum nahdliyin.


Hadir dalam kegiatan ini jajaran pengurus MWCNU dan PRNU dari seluruh ranting se-Kec. Kasokandel.


Sebagai informasi, acara dibuka dengan pembacaan ummul Qur’an, lalu hadhorah, dilanjutkan dengan ratibul hadad dan sambutan-sambutan. Lalu dilanjutkan dengan kajian kitab Jawahirul Bukhari oleh Kiai Jejeng dan diakhiri dengan doa penutup oleh Kiai Ajid, selaku pimpinan Ponpes Hidayatul Mubtadi’in Leuwikidang. Diakhir acara seluruh pengurus dan nahdliyyin menyantap hidangan bubur ayam. 


Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi


Majalengka Terbaru