Di Hadapan Polisi dan TNI, Ketua PCNU Pangandaran Sampaikan Bahaya Radikalisme di Masyarakat
Sabtu, 19 November 2022 | 12:00 WIB
Pangandaran, NU Online Jabar
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pangandaran, KH Raden Hilal Farid Turmudzi menyampaikan betapa bahayanya paham radikalisme. Menurutnya, paham radikalisme akan terus berdatangan bahkan bisa saja semakin membesar dan berkembang di kalangan masyarakat.
"Karena perubahan zaman, maka paham-paham radikalisme seperti itu akan terus berdatangan semakin besar terhadap masyarakat kita. Ini akan menjadikan satu benang merah terkait perpecahan di kalangan masyarakat tentunya. Salah satu dampaknya akan mengurangi rasa kepercayaan terhadap pemerintah," terang Ketua PCNU Pangandaran di hadapan anggota Polisi, TNI dan Kepala Desa se Kabupaten Pangandaran dalam acara Forum Silaturahmi Kamtibmas (FSK). Kamis, (17/18/2022).
Lebih lanjut, kata dia, karena dalam beragama ada yang mutaghayyirat dan ada yang mutasyabihat. Ada yang tetap dan ada yang berubah. "Mutasyabihat itu adalah suatu yang bentuknya ideologi tetapi yang mutaghayyirat itu adalah bentuk agama yang disinergikan dengan budaya. Tentunya itu akan berubah," terang Aden.
Untuk menjaga stabilitas nasional, maka yang paling penting adanya ruhul kebangsaan. Jadi kebhinekaan dan kebangsaan yang harus ditanamkan kepada seluruh elemen masyarakat.
"Salah satu pencegahan radikalisme dengan deradikalisasi dan kita akan terus secara kontinyu menyampaikan ini sampai ke akar rumput," tegas Aden.
Tentunya untuk keamanan di masyarakat, Babinsa, Kamtibmas dan juga Kepala Desa itu yang langsung bersentuhan dengan masyarakat mempunyai peran penting dalam pencegahan paham radikal masuk ke masyarakat.
Dalam hal ini, Aden menerangkan bahwa ada agenda yang sama dengan PC NU Pangandaran. "Maka dari pihak kepolisian dan TNI tentunya kami dari pihak PC NU akan masuk ke setiap yaumul ijtima disetiap ranting dan MWCNU," tukasnya.
Aden berpesan untuk para kiai dan penceramah lebih lagi yang mempunyai lembaga pendidikan supaya bukan hanya ilmu agama yang disampaikan, namun juga tentang berbangsa dan bernegara.
"Maka saya menghimbau kepada para penceramah dan para Kiai yang mempunyai lembaga pendidikan, untuk pengajaran ilmu syar'i dalam ilmu kebangsaan juga harus diterapkan," pesannya.
"Karena tidak menutup kemungkinan kalaupun ilmu agamanya tinggi, namun ilmu kebangsaannya tidak ada, Ini akan bertolak belakang dengan program dari pemerintah yang notabene kita hidup dan ibadah di tanah Indonesia," pungkas Aden.
Pewarta: Soleh Hidayat
Editor: Agung Gumelar
Terpopuler
1
Supian-Chandra Kunjungi Kantor NU Depok, Tegaskan Sinergi untuk Perubahan Kota Depok
2
Libur Sekolah Selama Ramadhan Tidak Jadi Sebulan Penuh, Ini Keputusan Pemerintah
3
Khutbah Jumat Singkat: Berbuat Baik Terhadap Sesama Jadi Kunci untuk Mendapat Ridha Allah SWT
4
Kemenag Umumkan Daftar Jamaah Haji Khusus yang Berhak Melunasi Biaya Haji 2025
5
Ceramah Hj Pipih: Menggali Makna Isra Mi'raj dan Perintah Shalat
6
Innalillahi, Wakil Ketua PWNU Jawa Barat Dr Phil H Gustiana Isya Marjani Meninggal Dunia
Terkini
Lihat Semua