• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Opini

Toleran dalam Menjalankan Syariat dan Budaya

Toleran dalam Menjalankan Syariat dan Budaya
Ilustrasi: NUO
Ilustrasi: NUO

Sekarang ini masih banyak yang berpikiran, baik dengan dalih pemurnian agama maupun lainnya membenturkan antara ajaran agama dan budaya. Soal ini harusnya sudah menjadi pemahaman umum yang menjadi bagian dari identitas kita yang hidup dengan ajaran agama dan kekayaan budaya di Nusantara, yang toh itu menyatukan kita sebagai bangsa. 


Tidakkah kita bisa membayangkan upaya pendahuku kita, yang mewariskan Indonesia  tanpa membenturkan keduanya. Justru menjadikan keduanya sebagai jalan persatuan. Agama kemudian berkembang tanpa perbenturan dengan budaya, dan sejumlah tradisi dilestarikan karena saling memperkuat persatuan sebagai bangsa. 


Islam dalam konteks ke-Indonesiaan itu berada di Nusantara. Meski Islam itu melampaui Nusantara. Sehingga ajaran Islam tersebar di Nusantara itu diantaranya menggunakan wahana budaya nusantara. 


Dan kemudian pada prakteknya, budaya itu pun membutuhkan agama dalam melestarikannya. Karena itu agama tidak serta merta menghapus budaya.


Repot sekali kalau soal gini masih gak paham-paham,  dan malah terus memainkan isu seperti ini yang berpotensi memecah belah bangsa. 


Maka jangan lagi membenturkan ajaran agama dengan budaya nusantara, yang justru sebagian budaya itu sekarang-- sadar atau tidak sadar--menjadi media dakwah berkelanjutan. Dan sejumlah tradisi semakin kuat karena nilai agama. 


Gak usah dibenturkan. Yang pakai kebaya gak usah dibilang melanggar syariat. Yang pakai gamis dan jilbab gak usah dibilang merusak budaya bangsa.


Kita harus menghormati pilihan dan tafsir pakaian serta budaya masing-masing. Bahkan mungkin tambah elok mengombinasikan pakai jilbab dan pakai kebaya misalnya. 


Kita harus  toleran dalan hal menjalankan syariat dan juga budaya.


Nadirsyah Hosen, Rais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School


Opini Terbaru