• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Terpenjara Keinginan

Terpenjara Keinginan
Terpenjara Keinginan. (Ilustrasi/freepik)
Terpenjara Keinginan. (Ilustrasi/freepik)

Kalau Anda punya uang 100 Miliar, apa yang akan Anda perbuat? Daftarnya boleh jadi akan sangat panjang, dari pergi ke Tanah Suci, jalan-jalan di luar negeri, atau beli rumah bertingkat, mobil mewah, atau segera menikah, dan seterusnya.


Ada kawan yang tiba-tiba menyambar lamunan Anda, “Kalau saya minta setengahnya boleh gak?” Anda buru-buru menjawab, “Hah! mau minta 50 M?! Kok enak banget sih?”.


Lihatlah saat melamun pun kita sudah tidak mau berbagi. Padahal uangnya juga belum ada di tangan kita. Imam Ali bin Abi Thalib berujar: 


‎أَشْرَفُ الْغِنَى تَرْكُ الْمُنَى


“Orang yang paling kaya (al-ghina) itu orang yang meninggalkan keinginannya (al-muna).”


Mereka yang terpenjara oleh berbagai keinginannya merupakan orang yang paling miskin. Sebaliknya, orang yang paling kaya itu adalah orang yang bebas dari beragam keinginan. Tapi bisakah hidup kita bebas dari keinginan?


Itulah sebabnya kita harus bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Apa yang kita butuhkan itu harus kita penuhi. Kebutuhan untuk hidup aman dan nyaman, sampai dengan kebutuhan spiritual sekalipun. Semua itu boleh bahkan wajib kita penuhi. 


Akan tetapi, keinginan yang berupa kesenangan belaka atau pelampiasan dari kegalauan hati, atau malah sekadar pencitraan demi konten, itu yang harus hati-hati kita sikapi. Jangan sampai kita terpenjara oleh keinginan yang melampaui apa yang sejatinya kita butuhkan. Pada titik ini, kita terjerat oleh keinginan. Ujungnya jadi halusinasi.


Penuhi kebutuhan, tapi mari belajar menahan diri dari keinginan. Dalam kebutuhan atau hajat, ada cinta dan munajat. Dalam keinginan, ada nafsu kesenangan dan kemewahan. 


Eh, sebentar….


Jadi, sebenarnya….kamu itu menginginkan aku atau membutuhkan aku sih?


Tabik,


Nadirsyah Hosen, Rais Syuriah PCINU Newzeleand


Opini Terbaru