• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Muktamar Lampung

Solusi Deadlock Tanggal Muktamar ke-34 NU dalam Syair Kiai Zulfa

Solusi Deadlock Tanggal Muktamar ke-34 NU dalam Syair Kiai Zulfa
KH Ahmad Ishomuddin dan maket Aula Muktamar NU ke-34 di Lampung (Foto: Fahmi/NUJO)
KH Ahmad Ishomuddin dan maket Aula Muktamar NU ke-34 di Lampung (Foto: Fahmi/NUJO)

Oleh KH Ahmad Ishomuddin 
Kepastian kapan pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Lampung hingga kini belum menemukan titik terang. Warga dan para pengurus NU se-Indonesia sudah tahu bahwa perhelatan besar tersebut sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 23-25/12/2021. Namun karena pemerintah telah menetapkan PPKM level 3 di berbagai wilayah selama libur natal dan tahun baru, maka kegiatan besar itu diurungkan dari tanggal tersebut.

Selanjutnya kepastian waktu pelaksanaan Muktamar itu diserahkan kepada PBNU, dalam rapat atau musyawarah yang hanya diputuskan oleh 4 (empat) orang, yakni Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA. (Ketua Umum PBNU), Dr. Helmy Faisal (Sekretaris Jenderal PBNU), KH. Miftahul Akhyar (Pj. Rais Aam PBNU), dan KH. Yahya C. Staquf (Katib Aam PBNU).

Saya mendapat informasi valid, bahwa musyawarah/rapat di atas telah berlangsung, namun berakhir deadlock, tidak ada titik temu. Pasalnya Ketua Umum PBNU dan Sekjen PBNU, sebagaimana juga disarankan oleh para kiai sepuh, menginginkan agar Muktamar ke-34 NU diundur pada akhir Januari 2022, bertepatan dengan hari ulang tahun kelahiran NU. Sedangkan Pj. Rais Aam dan Katib Aam menginginkan agar tanggal pelaksanaan Muktamar dimajukan dan dipercepat pada tanggal 17-19/12/2021 sebelum PPKM level 3 berlangsung.

Kabar tentang deadlock, jalan buntu tanggal Muktamar ke-34 itu tentu harus segera memperoleh solusi melalui pertimbangan yang lebih realistis dan kondisi objektif di lapangan, misalnya kesiapan materi Muktamar dan kesiapan lokasi/tempat Muktamar. Selain itu, amat perlu kiranya menerima secara terbuka saran dan masukan dari pihak lain yang lebih netral, yang semata-mata menginginkan kemaslahatan bagi NU.

Kamis pagi, 25/11/2021, saya menerima WhatsApp dari sahabat baik saya, KH. Zulfa Mustofa, salah seorang Katib Syuriyah PBNU yang isinya sebagai berikut, "Kiai, pagi ini saya menulis harapan dan doa untuk Muktamar NU dalam bentuk nadham/syair. Saya mohon njenengan menulisnya di sosial media agar harapan dan doa saya bisa dibaca dan didengar  para masyayikh dan pengurus NU." 
Turobi aqdamikum. 
Al haqir Zulfa Mustofa.

الحمد للوهاب للإصلاح # بين سعيدٍ كاملِ الممنوح

وابنِ خليلٍ كاتبٍ جليلِ #  على وفاقٍ نافعٍ مأمولِ

معتمدًا وصيّةَ الشُّيوخ #  علماّ وحكمةً مثل الشموخ

فأقْبلت بذلك أعضائنا  #  وِفقًا لِما جرى به مبْدأنا

واللهَ أرجو أن يكونَ المُعْتمر # يأتي بأصلَح القرارِ المُنتظر

وأحمد الله مصليا على # محمد وصحبه ومن ولى

Segala Puji bagi Maha Pemberi Anugerah (Allah) yang telah meng-ishlah-kan antara KH. Said Aqil Siroj orang yang disempurnakan anugerahnya dan KH. Yahya Tsaquf ibn Khalil Katib yang agung, untuk menyepakati keputusan yang bermanfaat lagi dinantikan.

Semoga keduanya senantiasa mengikuti suara hati para masyayikh (kiai-kiai sepuh) NU yang menjulang tinggi ilmu dan kebijaksanaanya, laksana gunung.

Semoga pula anggota dan pengurus NU menerima keputusan para masyayikh, sebagaimana prinsip yang dijadikan pegangan kami para Nahdliyin.

Hanya kepada Allah, diriku berharap agar Muktamar NU menghasilkan keputusan- keputusan yang membawa kemaslahatan, yang dinanti-nanti (oleh Nahdliyin, umat Islam, bangsa dan negara).

Aku memuji kepada Allah seraya bershalawat salam kepada Nabi , sahabat dan pengikutnya.

Syair Kiai Zulfa yang ditulis dalam Bahar Rajaz tersebut tiada lain murni untuk tujuan mencarikan jalan terbaik yang amat mungkin ditempuh oleh para pengambil keputusan tentang tanggal pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Lampung.

Saya bersaksi, bahwa jika pun Kiai Zulfa tersirat lebih setuju tanggal pelaksanaan Muktamar itu dimundurkan, itu karena didasari oleh pertimbangan yang rasional, realistis, objektif, dan mendengarkan kata hati para kiai sepuh yang amat bijaksana, bukan karena keterlibatannya dalam dukung mendukung kedua belah pihak yang sedang berkontestasi. Wa Allahu a'lamu.

Penulis adalah Rais Syuriyah PBNU, Wakil.Ketua OC Muktamar ke-34


Opini Terbaru