Kabupaten Cirebon

Studio Podcast Jadi Magnet Dakwah dan Ekonomi, Pesantren Ketitang Cirebon Tunjukkan Lompatan Digital

Selasa, 1 Juli 2025 | 09:11 WIB

Studio Podcast Jadi Magnet Dakwah dan Ekonomi, Pesantren Ketitang Cirebon Tunjukkan Lompatan Digital

Endi Suhendi Zen, Kasubdit Muadalah dan Diniyah Formal Direktorat Pesantren Kemenag RI. (Foto: NU Online Jabar/Sofhal)

Cirebon, NU Online Jabar
Pondok Pesantren Ketitang di Desa Japurabakti, Cirebon, Jawa Barat, menjadi contoh nyata transformasi lembaga pendidikan Islam di era digital. Melalui pembangunan studio podcast profesional dan penguatan unit media digital, pesantren ini tidak hanya memperluas ruang dakwah, tetapi juga membuka jalur kemandirian ekonomi.

Transformasi tersebut didukung Program Kemandirian Pesantren dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Namun, lebih dari sekadar penerima bantuan, Pesantren Ketitang dinilai mampu mengelola dan mengembangkan inovasi digital secara serius dan berkelanjutan.

Studio podcast yang kini berdiri megah menjadi pusat produksi konten dakwah modern. Fasilitas tersebut dilengkapi instalasi audiovisual, tata akustik profesional, hingga pelatihan tim produksi. Selain itu, pesantren juga mengoperasikan ruang redaksi digital melalui Ikhbar.com, media pesantren yang telah memperbarui total tampilan situsnya agar lebih cepat dan ramah pengguna.

“Ini luar biasa. Pesantren Ketitang sudah memiliki studio podcast yang lengkap dan profesional. Bahkan Kemenag sendiri baru membangun podcast nasional pada akhir tahun lalu,” ujar Endi Suhendi Zen, Kasubdit Muadalah dan Diniyah Formal Direktorat Pesantren Kemenag RI, saat menghadiri Haul dan Haflah Imtihan ke-46 di pesantren tersebut, Sabtu malam (28/6/2025).

Endi, yang akrab disapa Ajengan Endi, menyampaikan kekagumannya terhadap cara pesantren menjaga tradisi keilmuan klasik sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Dulu santri belajar dengan cahaya obor, air harus ditimba. Sekarang mereka memproduksi podcast, membuat konten dakwah digital, bahkan mengembangkan website profesional. Ini bukan hanya kemajuan fisik, tapi juga perubahan cara berpikir,” ungkapnya.

Model bisnis studio podcast pun diarahkan untuk kemandirian ekonomi. Selain untuk produksi internal, studio tersebut juga disiapkan untuk penyewaan komersial, membuka peluang pendapatan baru bagi pesantren. Langkah ini sejalan dengan semangat Program Kemandirian Pesantren yang mendorong terbentuknya unit usaha berbasis nilai keislaman.

“Kami melihat bantuan ini bukan semata uang, tapi amanah untuk terus berkembang. Media digital ini kami jadikan pintu masuk untuk menciptakan ekosistem ekonomi pesantren yang mandiri,” kata Sofhal Adnan, Pemimpin Redaksi Ikhbar.com.

Meski demikian, Kemenag mengingatkan pentingnya pembaruan data pesantren secara digital. Dari lebih 42.000 pesantren di Indonesia, baru sekitar 5.100 yang menerima bantuan sejak 2021. Tahun ini, hanya sekitar 1.000 pesantren tambahan yang dijadwalkan memperoleh dukungan serupa.

“Sayangnya, dana negara seringkali tersendat ke pesantren karena data tidak akurat. Jumlah santri, guru, fasilitas, semua harus diperbarui secara digital agar distribusi bisa merata dan adil,” ujar Ajengan Endi.

Di tengah tantangan fiskal nasional, semangat kemandirian yang ditunjukkan Pesantren Ketitang menjadi harapan baru bagi dunia pesantren. Inovasi tidak harus menggerus nilai lama, tetapi justru dapat disinergikan dengan pendekatan baru.

“Jangan remehkan suara santri. Dari studio sederhana di pesantren, mereka bisa menggema ke seluruh dunia,” pungkasnya.