Cianjur

Langit Cianjur Bersyahdu Dzikir, Ribuan Jamaah Hadiri Ijtima Wadzifah dan Haelalah Tijaniyah Jawa Barat

Selasa, 1 Juli 2025 | 10:54 WIB

Langit Cianjur Bersyahdu Dzikir, Ribuan Jamaah Hadiri Ijtima Wadzifah dan Haelalah Tijaniyah Jawa Barat

Ribuan Jamaah Hadiri Ijtima Wadzifah dan Haelalah Tijaniyah Jawa Barat di Masjid Agung Cianjur, (Foto: NU Online Jabar/Wandi Ruswannur).

Cianjur, NU Online Jabar
Pada Jumat (27/6/2025) lalu yang bertepatan dengan 1 Muharram 1447 H, langit Cianjur tampak lebih teduh dari biasanya. Masjid Agung Cianjur dan sekitarnya seolah menjelma menjadi medan dzikir raksasa, di mana ribuan pengamal Thariqah Tijaniyah dari berbagai penjuru Jawa Barat memadati alun-alun mengikuti Ijtima Wadzifah dan Haelalah.


Sejak pagi hari, jamaah berdatangan baik dari kota, desa, pesantren, hingga pelosok kampung. Tidak ada batasan usia, latar belakang, atau status sosial, semua larut dalam semangat yang sama cinta kepada Allah dan Rasul-Nya melalui lantunan dzikir, sholawat, dan kebersamaan dalam thariqah.


Acara dimulai setelah sholat Jumat berjamaah yang khusyuk dan tertib. Lantunan Al-Barzanji dan sholawat Nabi pun menggema, menyelimuti udara dan menggetarkan hati para hadirin. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh qari muda menjadi pembuka ruhani yang mengalirkan haru. Suasana syahdu menyelimuti seluruh area Masjid Agung.


Kehadiran para masyaikh dan muqoddam dari berbagai wilayah menambah barokah. Di antaranya, KH Ikhyan Sibaweh Badruzzaman, KH Abuy Jamhur, KH Maman Abdurrahman BZ, KH. Ade Hidayat, KH. Asep Saefudin, KH. Maman bin Dadang BZ, KH Salim Hidayat, KH Khoer Hasanul Akhlaq, KH Mahmud Munawwar, dan Kiai Asep Sofwan. 


Adapun sambutan diawali oleh Ketua panitia KH Burhan Rosyidi. Setelah itu, sambutan dilanjutkan tuan rumah, pengurus DKM, dan sambutan sesepuh thariqah oleh Habib Umar Toyyib.


Mewakili Pemkab Cianjur, Slamet Riyadi turut hadir menyampaikan sambutan. Ia menegaskan bahwa pembangunan ruhani adalah fondasi bagi kemajuan Cianjur yang hakiki.


“Kami ingin Cianjur bukan hanya dikenal sebagai kota pertanian dan pendidikan, tetapi juga pusat spiritualitas umat,” ujarnya dalam keterangan yang diterima NU Online Jabar.


Memasuki waktu Ashar, jamaah berbaris rapih melaksanakan sholat berjamaah namun suasana tetap tenang. Setelah istirahat singkat, puncak acara pun dimulai: tausiyah Tijaniyah oleh Syekh Ikhyan dari Zawiyah Samarang, dilanjutkan Wadzifah oleh KH Abuy dari Garut, dan Haelalah oleh KH Maman Abdurrahman dari Padalarang. 


Ribuan jamaah melantunkan dzikir serentak, kalimat “La ilaha illallah” menggema menggetarkan langit Cianjur, menjadikannya malam yang tak terlupakan. Tidak ada suara lain, hanya napas dzikir yang mempersatukan jiwa.


Prosesi gelar sorban pun digelar, menambah kekhusyukan dan rasa khidmat. Semua duduk rapat. Beberapa menangis. Banyak yang menunduk larut dalam hening. Ini bukan sekadar acara, tapi perjalanan ruhani.


Sebagai informasi tambahan, adapun panitia yang mempersiapkan acara ini sekira 1000 orang yang sebagian besar berasal dari Pondok Pesantren Al-Musri pusat dan cabang yang bertugas dengan khidmah di bidang keamanan, kebersihan, konsumsi, dokumentasi, logistik, dan lainnya.


Selain itu kegiatran tersebut juga mendapatkan dukungan dari instansi pemerintah seperti Polres, Dishub, dan Satpol PP. Menjelang malam, acara ditutup dengan doa dan dzikir.