Opini KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Saat Kesalehan Tak Bisa Lagi Dipoles

Jumat, 7 Maret 2025 | 07:00 WIB

Saat Kesalehan Tak Bisa Lagi Dipoles

Saat Kesalehan Tak Bisa Lagi Dipoles. (Ilustrasi: freepik.com).

Manusia ingin dikenang sebagai orang baik, bahkan yang menindas pun tak ingin dicap buruk. Namun, di zaman ini, kebaikan bukan lagi soal hati—ia bisa dikemas, dijual, dan dipoles hingga berkilau. Amal bisa diatur pencahayaannya, kesalehan bisa direkayasa, bahkan dosa pun, dengan narasi yang tepat, bisa tampak seperti kebajikan.


Di era digital, pencitraan kesalehan semakin canggih. Amal dijadikan konten, kebaikan dipasarkan, dan ketulusan dikapitalisasi. Tak perlu benar-benar baik, cukup terlihat baik.


Namun, di tengah gemuruh kepalsuan ini, ada satu ibadah yang tak bisa dipermainkan: puasa.


Puasa adalah ibadah yang sunyi dan tersembunyi. Tak ada yang bisa melihat isi perutmu, tak ada yang tahu apakah kau benar-benar menahan dahaga atau diam-diam meneguk air. Kau tak bisa berpura-pura lebih lapar dari orang lain, karena semua berbuka di waktu yang sama.


Berbeda dengan shalat yang bisa dibuat berlama-lama dihadapan orang, tetapi disingkat saat sendirian. Berbeda pula dengan zakat yang bisa diumumkan jumlahnya agar tampak dermawan. Atau haji dan umrah, yang bisa dijadikan simbol status sosial dengan keberangkatan berkali-kali.


Tapi puasa? Tak ada panggung untuk kepura-puraan. Tak ada sudut pencahayaan yang bisa membuatnya tampak lebih mulia. Dalam puasa, semua topeng jatuh. Yang tersisa hanyalah kejujuran: antara dirimu dan Tuhan. Dan di sinilah Ramadan menjadi cermin yang tajam.


Saat perutmu kosong, kau baru menyadari bahwa ada jutaan manusia yang menjalani “puasa” sepanjang tahun, bukan karena takwa, tetapi karena hidup tak memberi mereka pilihan.


Maka, di bulan suci ini, berpuasalah bersama rakyat. Rasakan perihnya bertahan hidup saat harga bahan pokok melambung, ribuan pekerja kena PHK, dan meja makan tak lagi penuh seperti dulu. Sebab puasa bukan sekadar menahan lapar, ia adalah pelajaran bahwa kesalehan tak bisa direkayasa, dan kepedulian tak bisa sekadar dikontenkan. Ibadah puasa Allah hadirkan untuk menghapus berbagai topeng kesalehan kita. 


KH Nadirsyah Hosen