• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Opini

Refleksi Tahun Baru

Refleksi Tahun Baru
Refleksi Tahun Baru
Refleksi Tahun Baru

Setiap tahun baru tiba, orientasi dan resolusi semua orang pasti sama: tahun sekarang harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal positif harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Ikhwal negatif harus dilupakan dan ditinggalkan.


Optimisme adalah frasa yang tepat untuk kita tumbuhkan dalam mengawali pergantian tahun ini. Berbagai upaya dan rencana pun dipersiapkan. Semua itu dilakukan, tiada lain dalam rangka  mewujudkan masa depan yang cerah dan menggembirakan sesuai dengan apa yang diharapkan.


Bukankah mempersiapkan diri demi mencapai masa depan yang cerah itu diperintahkan Tuhan. Dalam QS al- Hasyr ayat 18 Allah SWT memerintahkan: 


“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang (telah) diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Hasyr [59: 18).


Dari ayat di atas diperoleh, Pertama bahwa bekal utama untuk mengisi masa depan (termasuk dalam menyongsong tahun baru) adalah takwa. Takwa menjadi bekal terbaik bagi kita dalam mengisi  kehidupan sehari-hari (QS al-Baqarah [2]: 197). 


Semua aktivitas yang dilakukan harus bermuara pada satu identitas, yakni identitas takwa.


Takwa diartikan sebagai usaha yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan segala dari apa yang diperintahkan Allah SWT dan berusaha dengan sungguh-sungguh pula dalam menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT. Maka orang-orang yang bertakwa (muttaqin) adalah orang-orang yang menjalankan perintah-perintah Allah SWT, takut terhadap siksa-Nya, serta menjauhi maksiat kepada-Nya. 


Kedua, pentingnya bermuhasabah (introspeksi diri). Muhasabah diartikan sebagai upaya dalam menghitung dan mencermati apa-apa yang telah dilakukan di masa lampau dan mempersiapkan diri untuk masa yang akan datang. 


Terkait bermuhasabah, Nabi SAW besabda: “Hasibu anfusakum qabla an tuhasabu (Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Abi Syaibah).


Dengan demikian, dua hal di atas kiranya tepat apabila dijadikan pegangan oleh kita dalam menyongsong tahun baru ini sehingga apa-apa yang akan kita lakukan di masa depan dapat sesuai dengan arah dan tujuan yang diridai Allah SWT. 


“Barang siapa yang hari sekarang lebih baik dari pada hari kemarin, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung. Barang siapa yang hari sekarang sama dengan hari kemarin, berarti ia adalah orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari sekarang lebih buruk dari pada hari kemarin, maka ia termasuk orang yang terlaknat.” Semoga!


Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut.


Opini Terbaru