• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Opini

Pesantren Laris Versi KH Imam Jazuli

Pesantren Laris Versi KH Imam Jazuli
KH Imam Jazuli (Foto: YT NU Jabar Channel).
KH Imam Jazuli (Foto: YT NU Jabar Channel).

Oleh: Yahya Ansori
Yang terpenting menurut beliau, kita mesti faham dulu karakter generasi Z. Bahwa anak-anak generasi sekarang adalah cirinya materialistik, instan dan pragmatis.

Idola mereka adalah mereka yang sukses dengan kebendaan, mereka lebih silau oleh seorang Atta Halilintar daripada seorang kiai soleh di kampung, mereka lebih memilih masak mie rasa rendang daripada mesti belajar memasak rendang, mereka lebih memilih cara-cara gampang daripada harus bersusah payah menempuh jalur yang sulit.

Pesantren harus mengadopsi cara berfikir mereka dalam kebijakan pesantren. Jadi tinggal comot saja konsep yang sudah jadi dalam program belajar pesantren. Untuk cepat belajar belajar kemampuan bahasa Inggris tinggal adopsi saja sejarah full konsep kampung inggris pare, untuk cepat belajar baca kitab adopsi saja secara full konsep amsilati. Tinggal satu hal yang perlu tetap dipertahankan di pesantren yaitu soal tirakat.

Santri tidak perlu dikekang bebaskan saja nanti juga bosen sendiri, pengen nonton film silahkan tinggal dipantau saja, biarkan mereka senang berekspresi karena rasa senang tersebut bagian terbaik dari cara mereka terus berkembang.

Konsep tirakat adalah faktor kunci agar santri selain memiliki konsep penyelesaian melalui jalur logis atau jalan darat, juga memiliki penyelesaian jalur langit. Sebaiknya santri harus belajar tirakat misalnya puasa dahr dan rutin membaca dalailul khairat.

Melalui tirakat santri akan dengan sendirinya menahan hasrat kebebasannya, seperti keinginan nonton, berhura-hura dsb. Santri akan menyesuaikan perilaku hidup dengan laku tirakat yang sedang dilaluinya. Lama-lama mereka akan menemukan kebosanan atas perilaku yang tak tepat bagi dirinya.

Sebaiknya pesantren adalah bukan milik perorangan, tapi milik ummat. Manajemen pesantren harus makin dipercaya bukan memperkaya pribadi tapi membuat pesantren makin berkualitas. Semua keuntungan dan berkembangnya pesantren harus makin meningkatkan kualitas pesantren bukan untuk kepentingan pribadi pengurusnya. Haram kata beliau uang pesantren untuk membangun rumah megah pemilik pesantren.
Semoga banyak pesantren terutama yang sedang mencari format paling tepat belajar dari beliau.


Opini Terbaru