Pemaksiat itu Kita Semua
Kita adalah pendosa. Pemaksiat. Mari akui bahwa setiap kita berbuat dosa. Kita bukan orang suci. Kita manusia biasa.
Ada yang rajin ibadah malam, tapi siang hari lidahnya menyakiti sesama.
Ada yang rajin sedekah, tapi tak mampu menundukkan pandangannya pada kemolekan.
Ada yang sabar kala menghadapi musibah, namun saat mendapat anugerah mendadak lupa beribadah.
Ada yang dititipi rahasia Allah, tapi tak mampu menjaga sehingga mudah membocorkannya
Ada yang tahan pada godaan tahta, harta dan wanita namun tak mampu keluar dari jebakan menepuk dada
Sebagai pendosa dan pemaksiat, kita ingin Allah menutupi aib kita dan tidak memviralkannya. Cukup Allah saja yang tahu.
Kita ingin Allah masih memandang kita dengan kasih sayang. Kita ingin Allah segera memaafkan kita. Kita ingin Allah masih memberi kita kesempatan bertaubat dan masih membuka peluang untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dari hari kemarin.
Jikalau itu yang kita inginkan. Jika itu yang kita harap saat kita kembali terjerumus dosa, maka perlakukanlah hal yang sama terhadap pendosa disekitar kita.
Tebar rahmatNya; bukan laknat-Nya. Maafkan, bukan menghakimi apalagi mencaci mereka, seolah kita makhluk suci tanpa dosa. Tutupi aib mereka sebagaimana kita ingin Allah menutup aib kita. Dan jangan sekali-kali menghalangi harapan mereka akan ampunan Allah.
Terima kasih Habib Ali Al Jufri yang telah mengingatkan kita semua. Ini syarh saya terhadap ujaran beliau di meme. Wa Allahu a’lam.
Nadirsyah Hosen, Rais Syuriah PCINU New Zeleand