• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Opini

"NU" Tanpa NU

"NU" Tanpa NU
Bendera NU dan Warga Nahdliyin (foto: NU Online)
Bendera NU dan Warga Nahdliyin (foto: NU Online)

Menurut survei yang dirilis LSI dua tahun lalu, 49,5% responden menyatakan berafiliasi ke NU. Jika digeneralisir maka ada sekitar 108 juta jamaah NU.


Jumlah jamaah sebanyak itu, tidak mungkin masuk ke pengurusan struktural NU yang memiliki 1 PB, 34 PW, 521 PC, 31 PCI, anggap di semua kecamatan sudah terbentuk MWC yaitu 7.230, anggap di semua kelurahan/desa sudah ada PR sebanyak 83.381.


Andaikata ditambah dengan Banom-banom pun, tetap saja mayoritas jamaah NU tidak dapat duduk di pengurusan. Lalu, bagaimana, mereka terpaksa gagal menjadi santri Mbah Hasyim dan tidak dido'akan husnul khatimah? 


Semua jamaah mau menjadi santri Mbah Hasyim dan dido'akan husnul khatimah melalui struktur NU, tidak mungkin. Harus ada cara lain di luar struktur.


NU kultural, yaitu NU secara aqidah dan amaliyah minus harakah bersama jam'iyah, itu sebenarnya "NU" sebelum NU. NU didirikan untuk menstrukturkan "NU". Jam'iyah NU inilah yang dimaksud oleh Mbah Hasyim.


Jadi, "NU" tanpa NU sulit diterima. Sedangkan kesempatan untuk jadi pengurus sangat terbatas.


Maka, solusi yang perlu dipertimbangkan adalah, NU memperbanyak amal-amal sosial kemasyarakatan sehingga dapat menampung jamaah yang ingin "menjadi santri Mbah Hasyim dan dido'akan husnul khatimah", dengan menjadi pengurus lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tersebut.


Dengan mengurus lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan milik jam'iyah NU, seperti  menjadi ketua DKM, marbot, kepala sekolah, guru, tenaga pendidikan, kepala rumah sakit, dokter  perawat, apoteker, rektor, dekan, dosen, dan sebagainya, masih termasuk mengurus NU.


Visi membangun peradaban yang dicanangkan oleh PBNU sekarang, secara sederhana diterjemahkan dengan membangun masjid NU, PTNU, RSNU, Klinik NU, Apotek NU, Pesantren NU, Madrasah NU, perusahaan bisnis NU, Bank NU, dan lain-lain, sebanyak-banyaknya. 


Proyek-proyek peradaban tadi pasti membutuhkan SDM pengurus dan tenaga kerja yang banyak pula, sehingga dapat menampung jamaah yang ingin mengurus NU, tapi belum berkesempatan duduk di struktur NU dan Banom. Dengan mengurus proyek-proyek peradaban NU, mudah-mudahan harapan jamaah ingin menjadi santri Mbah Hasyim dan dido'akan husnul khatimah,  tercapai.

Oleh: Ayik Heriansyah,Pengurus LDPWNU 2016-2021


Opini Terbaru