• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Opini

Menjawab Keraguan Ber-NU (2)

Menjawab Keraguan Ber-NU (2)
Menjawab Keraguan Ber-NU (2). (NU Online)
Menjawab Keraguan Ber-NU (2). (NU Online)

11. Ajaran Aswaja NU itu mengikuti ajaran-ajaran Imam Abul Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidy dalam ilmu tauhid, lalu menganut salah satu mazhab yang empat (Mazhab Syafi'i, Maliki, Hanafi atau Hambali) dalam ilmu fiqh serta mengikuti ajaran Imam Al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi dalam ilmu tasawuf (akhlaq).


12. Bagi NU, sekalipun berbeda pendapat, agama, suku, ras, paham/aliran, golongan ataupun partai selama tidak mengusik,  merongrong atau mengganti Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, maka dianggap saudara sebangsa setanah air, tidak akan dihalangi, bahkan diajak bersama-sama berjuang dan berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khoirot).


Tapi jika ada pihak yang coba-coba merongrong keutuhan NKRI, bahkan ingin mengganti sistem negara kesatuan dengan khilafah, maka sudah pasti NU dan warganya tidak akan tinggal diam. Karena itu, Banser itu tidak sembarang mengusir pengajian. Yang pernah diusir atau dibubarkan itu adalah pengajian yang isinya  menghasut massa untuk menegakkan sistem khilafah, mengganti Pancasila dan mengkafirkan golongan yang tak sepaham, mengharamkan penghormatan kepada bendera merah putih serta menganggap pemerintah itu thoghut (sesembahan).


13. NU sangat berkomitmen dan bertanggung jawab menjaga keutuhan NKRI. Salah satu ikhtiarnya adalah menjaga tempat-tempat ibadah non Muslim saat perayaan hari besar mereka. Jika tidak dijaga, dikhawatirkan akan dijadikan sasaran empuk oleh para penjahat bangsa yang ingin menguasai negeri yang indah dan kaya dengan sumber daya alamnya ini dengan cara mengadu domba antar pemeluk agama.


Seperti pemboman di berbagai gereja yang bisa dijadikan pemantik adu domba antara umat Islam dan Kristiani. Kalau sudah bisa diadu domba, maka keamanan negara ini akan kacau, keutuhan NKRI akan terancam serta investor dan wisatawan asing pun lari atau enggan datang ke Indonesia. Ini semua akan merugikan seluruh sendi kehidupan rakyat Indonesia.


14. Sebagai organisasi terbesar dengan berbagai capaian keberhasilan dan kiprah nyata yang luar biasa bagi agama, bangsa dan dunia, tentulah banyak pihak yang tidak suka kepada NU. Maka tidak aneh jika banyak fitnah, caci maki, intimidasi dan gangguan yang diterima oleh ulama NU dan pengikutnya. Karena itu jika berjuang di NU haruslah sabar, Istiqomah dan tawakkal. Banyak pihak yang mencoba mengelabui warga NU dengan berbagai informasi menyesatkan seolah-olah NU itu lemah, tidak punya kekuatan, ketinggalan zaman dan tradisional.


Padahal sesungguhnya NU itu terbesar, pondasi masyarakatnya kuat, dan tetap survival alias digjaya dengan perlindungan Allah walau banyak cobaan dan rintangan yang dihadapi. Ingatlah pesan salah satu pendiri NU, KH. Wahab Hasbullah yakni: "Kekuatan NU itu ibarat senjata adalah meriam, betul-betul meriam. Tetapi digoncangkan hati mereka oleh propaganda luar yang menghasut seolah-olah senjata itu bukan meriam tetapi hanya gelugu alias batang pohon kelapa sebagai meriam tiruan. Pemimpin NU yang tolol itu tidak sadar siasat lawan dalam menjatuhkan NU melalui cara membuat pemimpin NU ragu-ragu akan kekuatannya sendiri."


15. Banyak ulama luar negeri yang menyatakan bahwa kalau tidak ada NU, maka tradisi Aswaja sudah punah. Berkat dijaga, dirawat, diajarkan dan dilestarikan oleh para ulama NU dan pengikutnya, maka tradisi Aswaja seperti tahlilan, ziarah kubur, tawassulan, tabarrukan, Maulidan, Rajaban, Halal bi Halal, nujuh bulan dan semacamnya itu tetap terpelihara dan diamalkan oleh penganut Aswaja di Indonesia.


Bahkan berdirinya NU itu sendiri dimaksudkan untuk membendung gencarnya penyebaran faham Wahabi yang keras, kaku dan picik, suka mengkafirkan dan membid'ahkan orang lain.


16. Masih banyak orang yang tidak paham istilah "Islam Nusantara", di mana oleh pihak pembenci NU dipropagandakan bahwa Islam Nusantara adalah agama baru, mazhab baru, ajaran sesat, bahkan menakut-nakuti nanti bacaan sholat diganti dengan bahasa Indonesia. Ini semua anggapan yang sesat dan menyesatkan. 


Sesungguhnya Islam Nusantara itu gabungan kata (tarkib Idhofi) yang menyimpan makna "fi" (di) di tengahnya, sehingga bermakna "Islam (di) Nusantara/Indonesia". Seperti Islam Mesir maknanya Islam (di) Mesir. Islam Turki maknanya Islam (di) Turki. Jadi Islam Nusantara bukan agama baru atau mazhab baru, tetapi hakekatnya budaya-budaya Nusantara yang sudah diwarnai dengan ajaran-ajaran Islam.


Contohnya bedug sebagai penanda datangnya waktu sholat, atap mesjid berbentuk limasan, peci hitam, sarung atau baju batik yang dipakai untuk menutupi aurat saat shalat, tradisi selamatan, tahlilan, nujuh bulan, dan sejenisnya. Itu semua adalah berasal dari budaya asli Nusantara yang sudah dipengaruhi oleh ajaran Islam. Itulah pengertian Islam Nusantara yang sesungguhnya.


17. Ulama NU yang berpolitik atau yang mendekati pemerintah pusat maupun daerah seringkali dituduh oleh pihak lain sebagai ulama su' (jahat) atau ulama dunia. Tuduhan ini tidak benar. Karena diakui atau tidak perlu ada ulama yang berpolitik untuk ikut mempengaruhi atau membuat kebijakan maupun undang-undang yang membawa kemaslahatan umum. Gus Baha berkata:


"Seribu fatwa ataupun ceramah tentang penutupan tempat prostitusi tidak akan ada pengaruhnya. Justru masih kalah oleh tanda tangan anggota dewan atau pejabat untuk menutup lokalisasi tersebut."


Selain itu juga pengesahan UU Pesantren, insentif untuk para guru ngaji, gerakan Maghrib mengaji, penambahan kuota haji, pengesahan UU pernikahan, perbankan syariah,zakat, wakaf,  dan sebagainya itu semua bisa berhasil diperjuangkan berkat kerja keras para ulama/cendekiawan Muslim yang terjun dalam perpolitikan. 


Di sisi lain, tentunya lebih baik pemerintah didekati oleh para ulama ketimbang didekati oleh politisi busuk atau konglomerat hitam. Yang penting kedekatan dengan pemerintah itu bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi, atau mendapat jabatan atau fasilitas tertentu. 


18. Ikut NU akan aman agamanya, bangsa dan negaranya. Aman agamanya berarti keyakinan seseorang itu menganut paham Ahlussunah wal Jama'ah yang dijamin oleh Nabi Muhammad Saw sebagai golongan selamat (firqotun najiyyah) dan bakal masuk surga, tuntutan beragamanya  (berkeyakinan, beribadah dan berprilaku) jelas sanad keilmuannya bersambung hingga ke Rasulullah Saw. 


Selain itu juga bangsa dan NKRI juga aman. Sebab ulama NU mengajarkan warganya untuk cinta tanah air. Sesuai dengan semboyan perjuangan dari KH Hasyim Asy'ari yaitu "Hubbul wathon minal iman" (cinta tanah air itu sebagian dari iman). Sehingga semua warga NU harus setia, dan memperjuangkan kesatuan dan keutuhan tanah air ini serta membelanya dari segala usaha pihak-pihak yang ingin memecah-belah bangsa. 


19. Di akhir zaman yang penuh fitnah ini, kita dianjurkan oleh Rasulullah Saw untuk merapat dan terlibat dalam golongan terbesar (as-Sawadul A'zham) (H.R. Ibnu Majah) karena pada jumlah yang sangat besar itu, Nabi Saw menjamin tidak mungkin umatnya bersepakat dalam kesesatan (H.R. At-Tirmidzi, At-Thabrani, dan al-Hakim) Sedangkan organisasi terbesar di Indonesia tiada lain adalah Nahdlatul Ulama (NU). Secara tidak langsung berdasarkan petunjuk hadits tadi, umat Islam di Indonesia dianjurkan untuk bergabung dalam NU, yang telah 1 abad terbukti kiprah dan perjuangan besarnya untuk agama, bangsa, negara dan dunia.


20. NU terbukti kiprahnya dalam menciptakan perdamaian dunia, sering menginisiasi dialog dan pertemuan ilmiah ulama dan cendekiawan Muslim Internasional untuk kemajuan Islam di dunia serta membangun peradaban dunia yang lebih baik. Seringkali ikhtiar mengakhiri konflik Sunni-Syiah di Libanon, konflik bersenjata di Afghanistan serta Korea Utara dengan Korea Selatan melibatkan NU sebagai mediatornya.


21. Jangan takut tidak makan (sepi orderan ceramah, khutbah atau tak dipakai mengajar lagi di mesjid atau majlis ta'lim) jika menyampaikan tentang ke-NU-an. Percayalah akan berkah para Muassis (pendiri) dan Masyayikh (para guru NU dari kalangan kyai dan Habaib)  yang terkenal keilmuan, kesalehan dan karomahnya yang akan menjadi sebab kemudahan, kesuksesan dan keberkahan hidup kita dan keluarga.


Sadarlah bahwa nasib dan pintu-pintu rezeki kita tidak ditentukan oleh manusia. Jadi jangan bergantung pada manusia, tapi bergantunglah sepenuhnya kepada Allah SWT yang Maha Kaya, Maha Dermawan, Maha Kuasa dan Maha Pemberi rezeki. Ingatlah bahwa rahmat Allah (termasuk rezeki) itu sangat luas, dan rahmatNya senantiasa bersama orang-orang yang bertujuan dan berbuat baik. Sedangkan berjuang di NU merupakan kebaikan yang jelas, besar manfaat dan kemaslahatannya bagi agama dan bangsa.


Semoga penjelasan ini bisa memberi pencerahan dan wawasan beragama, berbangsa dan bernegara. Banyak manfaat dan berkahnya. Aamiin ya Mujibas saailiin bisirrilfaatihah


Opini Terbaru