• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Opini

Mengapa Negara Membutuhkan Lembaga Riset?

Mengapa Negara Membutuhkan Lembaga Riset?
Ilustrasi kesibukan riset (Foto: freepik.com)
Ilustrasi kesibukan riset (Foto: freepik.com)

Oleh Amin Mudzakkir 

Sejak bekerja di lembaga riset milik negara 15 tahun lalu, saya bertanya-tanya begini: mengapa negara mendirikan lembaga seperti ini? Apakah negara membutuhkan keahlian para penelitinya untuk menjalankan pembangunan? Ataukah memang sudah seharusnya negara modern mempunyai lembaga riset tanpa mempunyai tujuan spesifik untuk apa itu didirikan? 

Berbagai skenario pertanyaan lainnya terus bermunculan, tetapi semakin lama saya semakin percaya bahwa memang negara modern membutuhkan lembaga riset sebagai legitimasi ilmiah atas keberadaannya. Tanpa legitimasi ini, apalagi yang bersifat ilmiah, negara modern tidak bisa dikatakan negara modern. Lembaga riset didirikan untuk memenuhi syarat ontologis itu. 

Dengan legitimasi itu, negara modern mempunyai kharisma. Keputusan yang dikeluarkannya dianggap berbobot karena diandaikan lahir dari pertimbangan ilmiah yang matang. Lepas dari apakah pertimbangan itu sungguh dilakukan atau tidak, kenyataan bahwa negara modern mendirikan dan membiayai lembaga riset sudah bisa dijadikan klaim untuk membuktikan itu. 

Di zaman modern, kita tahu, keilmiahan adalah kata kunci. Dengan keilmiahan itu, negara modern membedakan diri dengan negara pra-modern yang mendasarkan legitimasinya di atas wahyu atau pulung. Negara modern bisa diterima karena ia bersifat ilmiah. 

Akan tetapi, belakangan kita juga tahu bahwa keilmiahan adalah sesuatu yang tidak terlalu meyakinkan. Tidak jarang makna keilmiahan dikuasai oleh orang-orang atau kelompok-kelompok yang lebih kuat baik secara ekonomi, kultural, dan politik. Dengan kata lain, keilmiahan adalah bagian dari kekuasaan.   

Penulis adalah Peneliti BRIN


Editor:

Opini Terbaru