• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Opini

Fiqih Peradaban Jilid II

Fiqih Peradaban Jilid II
Fiqih Peradaban Jilid II
Fiqih Peradaban Jilid II

Menghadiri Kickoff Halaqah Fiqih Peradaban jilid II yang digagas oleh PBNU di PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo. Fiqih Peradaban ini, menurut Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, adalah sebuah wacana fiqih yang tak sekadar persoalan ibadah. Fiqih yang berupaya untuk turut serta menjaga peradaban dunia yang saat ini banyak mendapat ancaman. Di antaranya adalah ambang konflik antar negara (peperangan).


“Logika sederhananya, masak di tengah peradaban dunia yang terancam ini, Islam sebagai rahmatan lil alamin tidak bisa menghadirkan solusi? Inilah fiqih peradaban,” ungkapnya.


Gagasan inilah yang coba diimplementasikan oleh NU. Di awali dengan penggalian aspirasi dan sosialisasi kehadirat para kiai. Kemudian dikemukakan ke dunia.


“NU telah menginisiasi R20 di tingkat global, juga IIDC di level Asean. Memang ini masih di level wacana dan kegiatan formal, tapi sebagai awal, ini akan menggelinding terus. Menjadi kesadaran bersama dan gerakan lebih jauh,” terang Ketua PBNU KH. Ulil Abshar Abdallah menjelaskan frame work dari Fiqih Peradaban ini.


Secara historis, NU memang bukanlah organisasi yang dibuat hanya untuk konteks lokal. Sedari awal melalui Komite Hijaz, NU dilahirkan dalam upaya menjawab tantangan internasional. Spirit ini terus dipertahankan dan semakin digalakkan saat ini.


“NU bekal dedhi demar kambanga dunya,” ungkap KH. As’ad Syamsul Arifin sebagaimana diceritakan ulang oleh Pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo KH. Azaim Ibrahimy.


Pengibaratan “demar kambang” ini sangat penting. Lampu ini berfungsi tak semata sebagai sumber cahaya. Tapi, juga menjadi satu simbol sakral dalam alam pikir masyarakat Nusantara.


Kurang lebih demikianlah NU di abad kedua. Menjadi mercusuar peradaban dunia.


Ayung Notonegoro, salah seorang Peneliti NU


Opini Terbaru