• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Opini

Basmi Hoaks Dengan Cerdas dan Sehat Bermedsos

Basmi Hoaks Dengan Cerdas dan Sehat Bermedsos
(Ilustrasi: NUO)
(Ilustrasi: NUO)

Era digital dewasa ini semakin memudahkan siapapun dan dimanapun melakukan komunikasi dan interaksi tiada batas ruang dan waktu. Terlebih hampir semua manusia dimuka bumi ini menggunakan smartphone (gadget/gawai/acang) sebagai alat untuk bekomunikasi dan berinteraksi pada ruang maya (online). Berbagai aplikasi terutama yang berbasis media sosial adalah yang paling sering digunakan oleh setiap pengguna smartphone. Salah satu dampak terburuk dari penggunaan media sosial adalah menyebar dan viralnya hoax (hoaks) yaitu berita atau informasi bohong yang sengaja dibuat oleh orang-orang yang sangat tidak bertanggung jawab. 

 

Padahal Pemerintah Melalui  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik sudah sangat jelas dan tegas memberikan sanksi yang cukup berat bagi mereka yang melakukan pelanggaran hukum yaitu tindakan membuat atau memproduksi maupun meneruskan hoaks (Ingat “Meneruskan Hoaks” termasuk didalamnya). Perbuatan hoaks ini berpotensi dikenakan pasal pidana yaitu pasal 45A yang bisa sampai lima hingga enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.

 

Didalam Islam sudah jelas bahwa menyebarkan hoax itu adalah perbuatan dosa besar yang akan merugikan orang lain dan juga merugikan diri sendiri. Al-Qur’an melarang perbuatan menyebarkan hoaks karena menyebabkan timbulnya perpecahan, permusuhan, ketidaknyamanan, kerugian, dan mengganggu keamanan dan keharmonisan dalam hidup dan kehidupan.

 

Mengutip dari: https://m.oase.id, Larangan Hoaks atau kebohongan, baik didalam Alqur’an maupun hadits telah ditegaskan dengan jelas yaitu:  Pada surat an Nahl ayat 105 yang berbunyi:

 

اِنَّمَا يَفْتَرِى الْكَذِبَ الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ - ١٠٥

 

Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.

 

Dan hadits berbunyi: 

عن عبدِاللّهِ بن مسعود رضي اللّه عنه قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

 

Artinya: Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’” (Abu Dawud no.4989). 

 

Penulis pun sangat meyakini bahwa semua agama dan  adat istiadat melarang dan memberikan sanksi bagi setiap perbuatan hoaks.

 

Sebagai akademisi bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, terlebih penulis sering mengampu mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan Komunikasi (EPTIK), juga sebagai orang yang cukup sering mengamati informasi, berita yang begitu banyak di media sosial, dalam mencegah dan melawan berita/informasi hoaks, penulis mengajak dan menghimbau kepada sesama anak bangsa untuk cerdas dan sehat dalam bermedia sosial.

 

Cerdas dalam bermedsos minimal melakukan tiga hal yaitu: 1) Memfilterasi (Memilah dan memilih), menganalisa, mencermati dan mengkaji berita atau informasi yang masuk terlebih terhadap berita/informasi yang akan dipublikasikan atau disebarkan.  2) Membuat informasi/berita yang dibutuhkan, bermanfaat dan bersifat mengedukasi. 3) Mengoptimalkan media sosial untuk memperkaya dan meningkatkan ilmu, pengetahuan dan keterampilan diberbagai bidang.

 

Sementara Sehat bermedsos minimal melakukan tiga hal juga yaitu: 1) Medsos digunakan untuk menjalin dan mempererat kekeluargaan, persaudaraan dan membangun mitra/jaringan yang saling menguntungkan tanpa merugikan siapapun. 2) Tidak membuat, mengakses dan menyebarkan berita, informasi yang  bertentangan dengan ajaran agama,  adat istiadat, budaya dan aturan negara. 3). Tidak melakukan penetrasi atau masuk kejaringan orang lain dan tidak menggunakan medsos atau fasilitas jaringan orang lain tanpa ijin. 

 

Agar cerdas dan sehat dalam bermedsos,  melalui artikel ringan ini, penulis berpesan untuk tidak mudah percaya atas apapun informasi/berita yang masuk ke medsos kita baik ke Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, line, redit, Youtube, Tiktok, Tumblr, Pinterest, Telegram, dll.

 

Baca/simak dan analisa sampai tuntas berita/informasinya, pastikan bersumber dari media yang berintegritas, jika tidak ada sumbernya, cari dan temukan sumbernya. Selanjutnya jika kita hendak menyebarkan informasi/berita yang bukan kita buat, sewajibnya menyertakan sumbernya. Sering juga menemukan berita/informasi dalam bentuk tulisan yang tidak tuntas (Sepotong) atau potongan video, jika itu bermanfaat untuk disebarkan pastikan sumber tulisan atau sumber videonya disertakan, sehingga siapapun yang menerima berita/informasi tersebut jika membutuhkan tulisan dan video utuhnya, akan dengan mudah mengaksesnya. Bagi yang suka menulis catatan kecil, artikel populer telebih artikel ilmiah yang akan dipublikasikan, jika kita mengadopsi/mengutip/mensitasi pendapat/tulisan orang lain maka sewajibnya kita menyertakan sumbernya.  

 

Netizen yang budiman, sebagai orang yang cerdas dan sehat dalam bermedsos,  tugas dan tanggungjawab para netizen tidak sekedar mengabaikan dan menghindari berita/informasi hoaks, namun lebih dari itu, setiap kita harus berani tampil terdepan dalam mencegah dan melawan pelaku hoaks, katakan “Perang terhadap hoaks”. Keberanian netizen dapat dibuktikan dengan minimal tiga cara: 1) Berani dengan tegas menegur dan memperingatkan pengirim/penyebar hoaks, 2) Berani mengultimatum Pelaku hoaks sebagai pelanggaran hukum dengan sanksi pidana yang berat, 3) Berani melaporkan pembuat dan penyebar hoaks  kepada penegak hukum (Kepolisian) dengan kelengkapan bukti-bukti yang disebarkan.  

 

Para netizen, hoaks sangat nyata dapat membahayakan dan merusak semua tatanan kehidupan, oleh karenanya basmi pelaku hoaks dengan berani melakukan tiga cara diatas.

 

H. Heri Kuswara, salah seorang Dosen Tetap Universitas BSI Jakarta Bidang Sistem Informasi/Pengamat Media Sosial.


Opini Terbaru