• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Opini

Kolom Buya Husein

Agama Itu Untuk Apa?

Agama Itu Untuk Apa?
Jama'ah sedang tadarrus Al Qur'an (Ilustrasi: NUO)
Jama'ah sedang tadarrus Al Qur'an (Ilustrasi: NUO)

Mendengar hiruk-pikuk suara hujat menghujat dan caci mencaci di tengah-tengah masyarakat sambil menggunakan dalil atau argumen keagamaan, seorang teman bertanya :
Agama itu sebenarnya untuk apa sih kiai ?". Bagaimana seharusnya kita mengikuti Nabi"?. 


Aku menjawab sebisanya. Agama datang untuk membebaskan penderitaan manusia, menyerukan perdamaian, dan membawakan cahaya di tengah-tengah kegelapan dunia.


Kegelapan itu adalah kezaliman, penindasan dan kebodohan. Cahaya itu ilmu pengetahuan, keadilan dan cinta. Para utusan Tuhan hadir untuk menawarkan dan menjelaskan tujuan-tujuan itu melalui beragam cara. Meski untuk melaksanakan tugas itu mereka menghadapi perlawanan keras dari komunitas audiennya. Tetapi mereka tak surut dan terus melangkah dengan tenang.


Dan mereka berhasil. Cahaya Ketuhanan berpendar di seluruh bumi manusia.


Bagaimana Nabi berhasil menyampaikan ajakannya dalam waktu yang amat singkat?. Aku menyampaikan firman Allah :


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ


Maka disebabkan rahmat (kasih sayang) dari Allah-lah kamu (Muhammad) bertindak lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Q.s. Ali Imran, 159).


Nah, sampai di sini, kawan itu tampaknya terkesan dengan kata-kata "cahaya", dengan menimpalinya sambil mengutip kata bijak dari seorang perempuan.


"Tetapi Cahaya itu selalu menyakitkan bagi orang yang biasa hidup dalam kegelapan". 


Aku terperangah. "Ini kata-kata yang indah sekali", kataku. 


Lalu bagaimana cara kita mengikuti Nabi?. 


Oh iya. Aku bilang singkat : "Mengikuti Nabi adalah mengikuti Cita-cita nya. Ya cita-cita agama itu tadi". 


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Opini Terbaru