Innalillahi, Ulama Sepuh Citayam TB KH Mansyuri bin TB Guru Mahmud Meninggal Dunia
Selasa, 20 Februari 2024 | 13:00 WIB
Ulama Sepuh Citayam Kabupaten Bogor, TB KH Mansyuri bin TB Guru Mahmud. (Foto: SS FB Kyai Nusantara).
Abdul Mun'im Hasan
Kontributor
Kabupaten Bogor, NU Online Jabar
Innalillahi wa Innailaihi Roojiun, kabar duka datang dari Kabupaten Bogor. Salah seorang ulama sepuh sekaligus tokoh ulama pengamal tarekat Sammaniyah Tubagus KH Mansyuri bin Tubagus Guru Mahmud tepatnya di Desa Raga Jaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor dikabarkan wafat pada pukul 18.00 WIB pada usia 63 Tahun, Senin (19/02/2024) sore.
Almarhum pernah menjadi santri dari Almarhum Habib Hamid bin Alwi bin Hud Alathas yang pada masa Gusdur sebagai A'wan PBNU. Kesehariannya mengajar dari majelis taklim, musholla hingga masjid sekitar Citayam. Kajian kitab salafiyah untuk kalangan awam dengan menjaga tradisi kitab arab melayu, juga senantiasa mengamalkan Manaqib Syeikh Samman.
Salah seorang aktifis muda NU Abdul Hakim mengatakan Almarhum merupakan sosok pengayom dan berjiwa moderat. "Hal tersebut jelas sekali saat acara haul Tubagus Guru Mahmud (ayah Almarhum) semua hadir dan dijamu dengan baik, Banser, Ansor dan PRNU Citayam merasakan kehangatannya, semoga Almarhum diterima segala amal salihnya," ujarnya.
Tarekat Sammaniyah sudah masyhur dikalangan Betawi hingga Citayam yang dikenal dengan Betawi pinggiran. Dilansir dari NU Online bahwa saat ini tokoh yang paling berperan besar dalam penyebaran tarekat Sammaniyah dan ajaran-ajarannya di kalangan masyarakat Betawi ialah Syekh Abdurrahman al-Batawi dan Guru Mughni.
Adapun silsilahnya, Tubagus KH Mansyur bin Tubagus Guru Mahmud bin Guru Naimin bin Guru Hasan bin Guru Naseh bin Guru Kailani bin Guru Sulaiman bin Syeikh Maulana Mansyur bin Sultan agung Tirtayasa bin Sultan Abu Ma'ali bin Sultan Abdul Mufakhir bin Maulana Nasruddin bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Hasanuddin bin Sultan Agung Muhammad Syarif Hidayatullah.
Ayahnya merupakan Seorang ulama besar penyebar agama Islam di Citayam-Bojonggede, Adalah KH.Tubagus Mahmud (Guru Mahmud) Bin KH.Tubagus Na’imin (Guru Na’imin) .yang bersilsilah sampai ke Syekh Manshur Cikaduen dan Maulana Hasanuddin bermuara ke Sunan Gunung Jati (Syekh Syarif Hidayatullah) yang merupakan salah satu Walisongo. beliau wafat tahun 1974. Makamnya terletak tak jauh dari Masjid Daarul Mu’miniin Citayam.
Almarhum juga pernah menuturkan bahwa pembangunan Masjid Jami Annaja Citayam (Masjid Sendok) pertama kali di bangun oleh KH Tubagus Guru Na’imin Bin KH Tubagus Guru Kasen pada tahun 1933.
Salah satu karomah kewalian ayahnya Tubagus Guru Mahmud terbukti setelah meninggal, ada cahaya yang menerangi makam peristirahatan terakhirnya yang disaksikan oleh orang-orang yang kebetulan lewat makam pada malam hari pertama dikebumikan.
Literatur sejarah melaporkan bahwa KH.Tubagus Mahmud (Guru Mahmud) adalah seorang ulama Kharismatik. Mereka menjulukinya sebagai Tubagus, artinya bagus atau baik (Akhlak perilaku dan cara pergaulan nya di masyarakat). Ketika masih belia, Guru Mahmud belajar langsung Agama Islam dan literatur Ilmu ke-Islam-an lainya langsung dengan Ayahnya, KH Tubagus Na’imin (Guru Na’imin).
Menurut penuturan salah satu murid beliau yang bernama, Kiai Hasan Syazili Citayam, Semenjak tahun 1960 Citayam-Bojonggede menjadi muara datangnya para Habaib waliyullah yang masyhur zaman itu, seperti Habib Ali bin Abdurrahman Kwitang, Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, pernah berdakwah menginjakkan kakinya di kampung Citayam-Bojonggede berkat washilah Tubagus Guru Mahmud, begitu pula Habib Hamid bin Alwi bin Hud Alattas, Habib Hasyim Alathas Kramat Empang Bogor, Habib Ali Al Bahar, Habib Hamzah dan para Habaib yang masyhur lain yang pernah berdakwah tahun 1970-an dengan adanya Tubagus Guru Mahmud.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Singkat: Kunci Meraih Kebahagiaan yang Hakiki
2
Pendidikan Karakter di Era Modern: Meneladani Adab Guru-Murid ala Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari
3
Muslimat NU Kabupaten Bandung Padukan Olahraga dan Wisata Alam di Cicalengka
4
Santri Depok Unjuk Kebolehan di Laskar III Qotrun Nada
5
Keseruan Nobar Timnas Indonesia Bersama PCNU Depok
6
Seminar Dakwah Digital di KPI STAI Al-Masthuriyah, Farhan Zayyid: Bergerak itu Harus dengan Ilmu
Terkini
Lihat Semua