• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Ngalogat

Wabah dalam Sejarah

Wabah dalam Sejarah
Lukisan Black Death
Lukisan Black Death

Oleh Suwarsa

Situasi kehidupan saat ini mirip dengan wabah maut hitam (Black Death) Eropa abad 14. Dalam salah satu buku, Sejarah Wabah, disebutkan:

Orang-orang Eropa saat itu dicekam ketakutan, ratapan tangis, pusat kepausan dipindahkan ke Avignon, Perancis karena para tokoh agama tersebut tidak mampu menarasikan secara tepat antara wabah, kehendak ilahi, derita dan nestapa manusia. Pihak kerajaan dan aristokrat Eropa pun menangani wabah sekenanya karena penyakit yang ditandai oleh gejala muncul benjolan hitam bernanah pada sekujur tubuh merupakan penyakit aneh dan baru.

Ada juga seorang tokoh agama menyatakan: setan-setan sedang dilepas oleh Tuhan dari neraka untuk menyucikan dunia dari kebobrokan penguasa-penguasa Eropa. Di tengah kebimbangan itu, tawaran-tawaran pinjaman uang dari para rentenir Eropa begitu tinggi kepada masyarakat yang dihantui kelaparan. Keramaian kota berubah menjadi dengus hampa dan isak tangis dari lorong-lorong penguk. Eropa seolah benar-benar akan mati.

Wabah maut hitam mengingatkan manusia pada sebuah cerita biblikal, wabah yang telah menidurkan peradaban Mesir Kuno di era Ramses II. Rangkaian wabah di era akhir kekuasaan Ramses II, sosok yang sering dikisahkan sebagai Firaun era Musa ini berlangsung mengikuti siklus alamiah. Kemunculan belalang disebabkan anomali cuaca, merusak lahan pertanian sepanjang bantaran Nil. Perairan di Mesir kuno tiba-tiba ditumbuhi alga merah, sungai Nil seolah dialiri darah, alga merah yang dipenuhi bakteria dan beracun ini mematikan ikan dalam jumlah besar, tidak dapat dikonsumsi karena hanya akan membunuh siapapun yang memakannya.

Bangkai-bangkai ikan dan buaya menjadi inkubator kemunculan miliaran lalat. Lalat-lalat tersebut mengerubuti pemukiman, menempel pada diri manusia, muncul lagi wabah korengan, buduk, diare, dan kusta. Katak-katak yang tidak dapat bertahan di sungai Nil beracun naik ke daratan dalam jumlah jutaan dan tidak dapat bertahan hidup di habitat barunya (daratan).

Populasi katak menurun diiringi oleh pertumbuhan populasi serangga. Apa yang dikonsumsi oleh orang-orang Mesir saat itu adalah makanan berpenyakit yang menyerang anak-anak. Kematian anak-anak kecil ini diilustrasikan sebagai tulah bagi orang-orang Mesir karena dulu pernah membantai anak-anak orang Yahudi 

Keputusasaan menghinggapi diri Rames II, era Ramses berakhir setelah dia tenggelam di laut merah, laut yang sesekali benar-benar surut yang kemudian hari, teori pasang surut ini dimanfaatkan oleh Nabi Musa untuk menyeberangi laut merah ini. Musa tampil sebagai pembawa orang Yahudi keluar dari Mesir.


Ngalogat Terbaru