• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Ngalogat

Tiga Hikmah Isra' Mi'raj

Tiga Hikmah Isra' Mi'raj
(Ilustrasi: NUO).
(Ilustrasi: NUO).

Keteguhan Tauhid Manusia


Isra mi'raj adalah kejadian luar biasa menurut ukuran manusia. Di hadapan Tuhan, tidak ada yg di sebut luar biasa. Sebab semua peristiwa sudah dlm jangkauan ilmu Nya, baik kejadian ghoib, sebagaimana Nabi Muhammad SAW di perlihatkan perkara yg ghoib semacam surga, neraka, dan sidrotul muntaha, maupun kejadian alam "nasut"  dalam sunnatullah yg tercipta. Tuhan adalah pencipta, Dia berada di luar ciptaan Nya dan tdk sama sekali sama dg makhluk. "laisa kamitslihi syaiun". Tuhan menciptakan semesta agar di kenal oleh makhluk Nya lewat sifat-sifat dan Asmaul husna..

 

Pentingnya memperbaiki Hubungan Sesama


Baik dengan Tuhan semesti nya baik pula kepada sesama, sebagaimana banyak hadis yg memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga, di suruh berkata baik atau diam jika tidak bisa berkata baik, menyingkirkan duri jika mengganggu orang lewat di jalan, perintah menjadi juru damai jika ada sesama yang bertikai, larangan iri, hasud dengki, dendam, ghibah dan masih banyak lagi anjuran agar manusia hidup berdampingan dan tidak saling bermusuhan. Sepertinya kurang nyambung jika misalkan manusia banyak beribadah kepada Allah SWT, tapi punya hutang pura-pura lupa, suka mengadu domba, menghasut, provokasi, iri, dengki dan penyakit-penyakit hati lain nya.


Sehingga di dalam Islam di atur bagaimana sikap muslim kepada orang tua, istri anak, saudara, tetangga, yang seagama ataupun beda agama, bahkan di atur pula bagaimana hubungan manusia dengan alam seperti cara memanfaatkan sumber daya alam baik hewani, nabati, mineral maupun barang tambang. Itu semua agar terdapat harmonisasi antara sesama makhluq 


Mi'raj nya Rasulullah SAW


Mi'raj adalah naik dari derajat rendah menuju derajat yang luhur.  Manusia harus beranjak dari derajat ragawi melaju tinggi menjadi derajat ruhani. Dan wasilah agar bisa melesat tinggi menuju derajat ruhani adalah dengan media sholat sebagaimana oleh-oleh yang di bawa dari perjalanan mi'roj itu sendiri. Dalam sholat inilah terdapat media mi'roj yang di sediakan oleh Allah SWT untuk para hamba Nya. Sholat tanpa mi'roj nya hati, tentu hanya bisa menggugurkan kewajiban syari'at belaka.


Sholat yg bisa membawa mi'raj adalah sholat yg mempunyai nilai tinggi di hadapan Allah SWT.
Bagaiman sholat manusia bisa bernilai tinggi ?


Setidak nya menurut Imam Ghozali sholat akan bernilai tinggi jika memenuhi 6 kriteria: 

 
  • Khudlurul Qolbi, yaitu konsentrasi hanya berpikir dan bertindak untuk menghadap Allah SWT di dalam sholat nya. Bukan memikirkan pekerjaan rumah nya atau yang lain nya yang tidak ada hubungan nya dengan menghamba kepada Nya.
  • At-Tafahum, yaitu memahami apa yang di baca ketika sholat..Dalam takbir misal nya, manusia harus memahami bahwa Allah itu Maha Besar, dan manusia merasa kecil dan hina. Bukan ketika mengucap takbir, malah merasa benar sendiri dan lebih agamis di banding dengan tetangganya
  • Ta'dzim, yaitu setelah manusia memahami seluruh bacaan-bacaan yang terdapat di dalam sholat yang banyak menyebut kebesaran Allah SWT, dengan sendirinya manusia akan merasa diri nya tidak pantas untuk menyombongkan diri, merasa benar sendiri dan merasa diri lemah yang  sangat butuh akan pertolongan dari Allah SWT.
  • Haibah, yaitu rasa takut kepada Allah karena kebaikan dan kebesaran Nya
  • Roja', yaitu setelah kita takut karena kebaikan Nya, muncullah harapan manusia akan Rahmat Nya, sehingga di dalam sholat juga terdapat banyak do'a untuk kebaikan orang yang sholat
  • Haya', yaitu setelah muncul harapan Rahmat Allah SWT,  timbullah rasa malu manusia akan berbuat maksiat.


Bilamana seorang hamba bisa melalui 6 kriteria dalam sholat nya tersebut, niscaya seorang hamba tersebut akan memperoleh kebahagian. Lantas, kebahagian macam apa yang akan di dapatkan nya?


Menurut Ibnu Miskawaih dalam kitab Tartibul Sa'adah, kebahagiaan itu ada 5 tingkatan yaitu:

 
  1. Kebahagiaan jasmani, seperti kebahagiaan perut karena makan dan minum
  2. Kebahagiaan mental seperti mendengar musik, nikah. Dengan mendengar lagu kesukaan, tentu hati dan pikiran kebanyakan manusia akan bahagia, rileks dan sesaat bisa melupakan segala permasalahan yang membelit kehidupan nya
  3. Kebahagiaan intelektual, seperti pengetahuan tentang ilmu. Dengan memahami sebuah ilmu yg di pelajari, manusia akan merasa tersinari pikiran nya jika di bandingkan dengan orang yang gelap terhadap pengetahuan.
  4. Kebahagiaan moral, seperti mengamalkan ilmu. Setelah kebahagiaan intelektual karena manusia memperoleh pengetahuan, kebahagian setelah nya adalah bahagia karena bisa mempraktekkan terhadap pengetahuan nya tersebut. Tahu ilmu bom nuklir misal nya, setelah manusia berhasil membikin bom tersebut, tentu dia akan memperoleh kebahagian karena berhasil menerapkan ilmu nya
  5. Kebahagiaan spiritual. Kebahagiaan spiritual ini adalah puncak dari semua kebahagiaan, dan sarana untuk bisa mencapai nya adalah dengan sholat yang memenuhi 6 syarat sebagaimana keterangan yang terdapat dalam kitab Ihya Ulumuddin.


Ketika manusia sudah paripurna dengan 3 dimensi tersebut, maka derajat manusia akan menemukan predikat  "abdun" ideal yang sudah di contohkan oleh "insan Kamil" pelaku isra' mi'raj yaitu Nabi Muhammad SAW.


Mualif Masykur, pimpinan PP Raudlatul Mubtadi'in Joglo Sukaresmi Cianjur


Editor:

Ngalogat Terbaru