• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Ngalogat

Tentang Mujaddid Muncul Tiap Satu Abad

Tentang Mujaddid Muncul Tiap Satu Abad
Ilustrasi: NU Online
Ilustrasi: NU Online

Oleh Sakdillah

Merekonstruksi sebuah sistem berpikir memerlukan waktu dan proses yang tidak sebentar. Maka, tidak heran, jika Rasulullah SAW menyebut akan lahir seorang mujaddid setia seratus tahun sekali. Secara letterleijke, makna hadis tersebut kurang lebih demikian:

Adapun hadis tentang mujaddid terdapat dalam sunan Abu Daud, yaitu:

إنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا

“Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini pada setiap penghujung seratus tahun seseorang yang memperbaharui agamanya” (HR. Abu Daud).

Mengutip dari hadis tersebut, terdapat kutipan komentar Imam Suyuthi dalam kitab Ghayah Talkhis al-Murâd fî Fatawa Ibn Ziyâd menyatakan;

“Hadis ini masyhur dengan riwayat para hafiz penghafal hadis yang mu’tabar. Adapun mujaddid pada abad pertama adalah Khalifah ‘Umar bin Abdul Aziz, pada abad ke-2 adalah Imam Muhammad bin Idris Al-Syafi’i, pada abad ke-3 terdapat Ibnu Suraij atau Imam al-Asy’ari, pada abad ke-4 adalah Al-Shaûlki atau Imam Abu Hamid Al-Isyfirayayni atau al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqillâni, pada abad ke-5 Imam Abu Hamid Al-Ghazali dengan tanpa ada perselisihan mengenai siapa yang menjadi mujaddid ketika itu. Pada abad ke-6 Al-Fakhru Al-Râzi atau imam Al-Râfi’i. 

Pada abad ke-7 Ibnu Daqîq al-‘Ayd, pada abad ke-8 Al-Bulqiniy atau Zainuddin Al-‘Irâqi atau Ibnu binti Malîq, dan guru kami, Syaikh Al-Thanbadawi mengingkari bahwa Syekh Zakariya adalah mujaddid di abad ke-9, dan Imam Al-Suyuthi menyandarkan predikat mujaddid kepada dirinya sendiri, dan tidak diragukan lagi manfaat yang ditebar oleh Syekh Zakariya lebih banyak dan lebih masyhur, maka beliau adalah seorang mujaddid

Selanjutnya, Imam Ibnu Ziyâd berkata: 

“Dan berdasarkan apa yang kami dapatkan dari guru-guru kami, bahwa mujaddid pada abad ke-10 adalah Syekh Ahmad bin Hajar Al-Khaitami atau Imam Muhammad Al-Ramli, sebagian ulama menguatkan pendapatnya kepada Imam ar-Ramli sebab Imam Ibnu Hajar Al-Khaitami wafat sebelum penghujung seratus tahun. Mujaddid pada abad ke-11 Sayyid Al-Quthb ‘Abdullah bin ‘Alawy Al-Haddad ‘Alawi, dan sesudahnya adalah Al-Quthb Ahmad bin ‘Umar bin Smith ‘Alawi,dan beliau sampai pada awal abad ke-13. 

Sementara memasuki abad ke-15, belum ada ulama yang menerangkan atau menyepakati mujaddid pada abad ke-14 maupun ke-15.

Dari kronologi periwayatan tersebut, mujaddid yang dimaksud adalah melalui jalur Mazhab Syafi'i. Padahal, redaksi hadis tersebut bermakna universal untuk semua kalangan mazhab, tidak hanya satu mazhab saja. Tentu, pada mazhab-mazhab yang lain telah juga membuat evaluasi yang sama.

Dan, yang menjadi pertanyaan: mengapa abad ke-14 dan ke-15 tersebut belum memunculkan nama mujaddid juga? 

Penulis adalah pemerhati kebudayaan dan keislaman


Ngalogat Terbaru