• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Ngalogat

Syekh Daud bin Abdullah dan Para Ulama Patani

Syekh Daud bin Abdullah dan Para Ulama Patani
Syekh Daud bin Abdullah dan Para Ulama Patani
Syekh Daud bin Abdullah dan Para Ulama Patani

Patani, sebuah kota di Thailand Selatan, tak ubahnya masyarakat Melayu di Asia Tenggara pada umumnya. Mereka memiliki kultur keislaman yang cukup kuat. Dalam sejarahnya, dari kota ini, pernah lahir sejumlah ulama yang memiliki reputasi luar biasa di alam Melayu. Salah satunya adalah Syekh Daud bin Abdullah al-Fatani (1740-1847).


Azyumardi Azra dalam bukunya; Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII, mengkategorikan Syekh Daud tersebut sebagai salah satu ulama pembaharu di alam Melayu dari abad XVIII. Bersanding dengan Syekh Abdussamad al-Palimbani dan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Penilaian ini tidak lain dikarenakan luasnya penerimaan masyarakat Melayu akan ilmu dan ajarannya.


Syekh Daud al-Fatani ini melahirkan sejumlah karya berbahasa Melayu yang dikenal luas. Salah satunya berjudul Jam’u-l-Fawaaid wa Jawahiru-l-Qalaaid. Karya ini merupakan sehimpunan tulisan tentang faidah dari berbagai amaliah. Seperti halnya faidah ta’awud (permohonan berlindung kepada Allah), bismillah, silaturahmi, sabar dan lain sebagainya. Total ada 43 bab yang ditulisnya dalam kitab tersebut.


Sebagaimana tercantum dalam mukadimahnya, kitab tersebut disarikan dari sejumlah kitab tasawuf. Berikut tulisannya:


“Telah kupungut akan dia pada beberapa kitab kaum ahli at-tasawuf dari beberapa hadits Nabi SAW dan perkataan sahabat dan ahlul wilayah.”


Kitab ini sendiri diselesaikan oleh Syekh Daud pada Jumat, 27 Jumadil Awal 1139 H/ 20 Januari 1727 di Mekkah. Naskah ini besar kemungkinan diterbitkan berulang kali. Salah satu terbitan tertua yang berhasil ditemukan Komunitas Pegon adalah terbitan Mathba'ah al-Halaby, Mesir pada Dzulhijah 1346 H/ Juni-Juli 1928 M. Edisi ini ditahqiq oleh ulama asal Kedah, Malaysia, Haji Abdullah Ibrahim al-Qadahi dengan koleganya, Syekh Ahmad Said al-Falfalani.


Selain karya tersebut, ada juga kitab milik Syekh Daud yang dikoleksi Komunitas Pegon. Di antaranya adalah Ad-Durratu-s-Tsamin fi 'Aqaidi-l-Mukminin. Kitab ini selesai ditulis pada waktu Dhuhur, Sabtu, 17 Syawal 1232 H/ 30 Agustus 1817. Kemudian dicetak oleh Mathba'ah Mustofa Al-Babi-l-Halabi Mesir pada bulan Dzulhijjah 1342 H/ Juli-Agustus 1924 M, setelah ditashih oleh Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Qadahi, Kedah Malaysia. Pada hamisy atau pinggir kitab ini juga dicetak risalah karya Syaikh Daud al-Fathani lainnya yang bernama Dliya'ul Murid fi Ma'rifati Kalimatit Tauhid.


Adapula karya Syekh Daud lainnya yang diterbitkan oleh Al-Halaby, Mesir. Kitab berjudul Syuaibu-l-Iman itu, dicetak pada 1355 H/ 1936 M, sepaket dengan karya-karya muridnya. Di antara muridnya itu bernama Syekh Zainal Abidin bin Muhammad al-Fatani. Nama terakhir ini, belajar kepada Syekh Daud di Mekkah. Kitab Syekh Zainal Abidin yang terbit dalam satu jilid dengan karya gurunya itu berjudul Miftahu-l-Murid fi Ilmi-t-Tauhid.


Menariknya lagi, dalam satu kitab tersebut, juga terdapat karya dari anak Syekh Zainal Abidin bin Muhammad al-Fatani. Yaitu kitab berjudul Asbabu-l-Murtad yang dikarang oleh anak keempatnya; Umar bin Zainal Abidin al-Fatani.


Selain Umar, Syekh Zainal Abidin ini juga memiliki anak yang melahirkan karya tulis. Yaitu anak keempatnya yang bernama Muhammad Sholih bin Zainal Abidin al-Fatani. Setidaknya ia memiliki dua karya yang semuanya telah dikoleksi Komunitas Pegon. Pertama berjudul Siraju-l-Qari. Kitab yang membahas tentang ilmu tajwid ini, selesai ditulis pada Senin, 21 Rajab 1328 H/ 28 Juli 1910. Salah satu cetakan tertuanya adalah terbitan Al-Halaby pada 20 Syawal 1357 H/ 12 Desember 1938 M.


Muhammad Sholih bin Zainal Abidin al-Fatani juga mengarang kitab lain dalam tata cara membaca al-Quran tersebut. Kitab yang lebih tipis dari Siraju-l-Qari ini, disebut Risalah yang Kecil pada Bicara akan Ilmu Tajwidi-l-Quran. Risalah ini tak disertai keterangan waktu penulisan. Namun, yang pasti, risalah ini pernah diterbitkan oleh Al-Halaby dalam bentuk naskah tunggal pada Shafar 1342 H/ September-Oktober 1923 M.


Jejaring Syekh Daud dan murid-murid Patani-nya tersebut, akan menjadi salah satu topik dalam pameran yang akan digelar sebagai side event Multaqa Ulama Nusantara di Malaka, Malaysia pada awal Februari mendatang. Pameran yang dipandegani oleh Nahdlatut Turots tersebut akan menampilkan pula naskah-naskah yang disebut di atas. Fa insyaallah.


Ayung Notonegoro, salah seorang peneliti NU


Ngalogat Terbaru