• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Daerah

Aceng Mujib Kumpulkan Ajengan se-Kabupaten Garut, Ada Apa?

Aceng Mujib Kumpulkan Ajengan se-Kabupaten Garut, Ada Apa?
KH Aceng Abdul Mujib selaku ketua Umum Barisan Nasional Pembela (BNP) Merah Putih. (Foto: NUJO/Salim)
KH Aceng Abdul Mujib selaku ketua Umum Barisan Nasional Pembela (BNP) Merah Putih. (Foto: NUJO/Salim)

Garut, NU Online Jabar
Cuaca di malam Jum’at begitu cerah karena sebelumnya selalu diselimuti oleh dinginnya hujan yang gerimis, bahkan lebat. Cuaca tersebut membuat pertemuan para ajengan se-Kabupaten Garut bisa terlaksana dengan lancar dan khidmat.


Para ajengan tersebut dikumpulkan oleh KH Aceng Abdul Mujib selaku ketua Umum Barisan Nasional Pembela (BNP) Merah Putih. Hal tersebut dilakukannya karena merespon semakin masifnya Gerakan kelompok Negara Islam Indonesia atau islam bai’at sebutan warga Garut. Perkumpulan tersebut dilaksanakan di sekretariat BNP Merah Putih di Kp. Pasir Bokor Desa Sukamulya Kecamatan Sukaresmi Kab. Garut, Kamis. (10/2)


Aceng Mujib sapaan akrabnya menyatakan bahwa BNP merah putih ini merupakan manifestasi dari implementasi ukhuwah Wathoniyah untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang banyak dicabik oleh kelompok radikal dan intoleran di Indonesia. Salah satunya adalah kelompok NII di Kabupaten Garut dan sekitarnya.


Kelompok NII sendiri merupakan kelompok yang ingin mendirikan Negara didalam Negara. Menurutnya, mereka sudah banyak merusak tatanan masyarakat, karena menganggap kafir kepada orang yang belum masuk kelompoknya, termasuk kepada orang tua dan suami atau istri. Karena siapa saja yang belum masuk kedalam kelompoknya dinggap kafir dan halal darahnya. Bahkan di sekretariat BNP sendiri sendiri ada salah satu masyarakat yang sampai hari ini dicari-cari oleh kelompok NII untuk dibunuh karena tidak mau masuk kelompok mereka.


Selain merusak tatanan sosial masyarakat, NII juga merusak agama, karena agama di buat kedok untuk memperjuangkan kepentingan sesaat, khususnya kepentingan politik. Bahkan berdasarkan informasi yang diterimanya dari mantan panglima NII, Indonesia harus hancur seperti Suriah pada tahun 2024 nanti.


“Agama rusak oleh NII karena kepentingan, tatanan sosial rusak suami istri bertengkar bahkan cerai, ada pula orang tua dengan anak bertengkar akibat mengkafirkan istrinya atau suaminya dan juga orang tuanya. Bahkan ekonomi masyarakat juga hancur karena anggota NII memiliki kewajiban untuk membayar infak.” tutur À'wan PWNU Jawa Barat


Oleh karena itu, Aceng Mujib mengajak kepada semua ajengan dan juga tokoh masyarakat untuk bersatu melawan kelompok radikal dan intoleran tersebut. Karena mereka sendiri berani berjuang dengan apa yang mereka yakini, apa lagi kita yang sudah jelas meyakini kebenaran akan pentingnya keutuhan NKRI sebagai harga mati.


Ia mengharapkan Indonesia bisa aman dan tentram khusunya Garut seperti yang sekarang kita alami, namun sebaliknya jika kelompok radikal tersebut dibiarkan, maka anak cucu kita nanti belum tentu merasakan keamanan dan ketentraman, khususnya dalam beribadah seperti apa yang kita rasakan hari ini.


Ia pun menegaskan jika kelompok ini dibiarkan, maka kita sama saja dengan pengkhianat sejati karena telah membiarkan hasil pengorbanan para pahlawan dan ulama mendirikan negara yang kita cintai ini.


Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Salaman Fauzan III, Aceng Mujib juga menekankan agar menjaga NKRI harus dipandang sebagai kebutuhan, seperti halnya seorang pekerja yang bekerja dengan sukarela untuk memenuhi kebutuhanannya, bukan karena kemampuannya.


Para tokoh dan ajengan yang hadirpun diharapkan untuk menanamkan rasa cinta terhadap NKRI dan juga terhadap ideologi bangsa yang terangkum dalam Pancasila.


“saya harap, para ajengan semuanya bisa menanamkan rasa cinta terhadap NKRI dan empat pilar kebangsaan kepada masyarakat, bahkan sampai anak-anak juga, mereka nanti harus menjadi pejuang dalam menjaga NKRI.” Tutup Aceng Mujib


Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru