Puitisasi Ajaran Islam: Nadhom Sunda Kiai Muda NU Kota Tasik
Oleh Muhammad Ridwan
Nadhoman Sunda menjadi salah satu media yang biasa digunakan oleh para ulama untuk mensyiarkan Islam kepada masyarakat. Lantunan-lantunannya yang berisi tentang shalawaat kepada Nabi Muhammad SAW, nasihat, pelajaran agama, dan doa-doa begitu nikmat dinyanyikan dan didengarkan sehingga isi dari nadhoman tersebut bisa melekat di hati orang yang mendengarkannya. Apalagi jika nadoman tersebut dikemas sedemikian rupa dan diracik sehingga diminati dan digandrungi kaula muda.
Hal ini sebagai upaya untuk menanamkan aqidah, syariah dan akhlak yang baik kepada mereka. Seperti Allahu al-Kafi yang saat ini banyak kita dengarkan di berbagai mushala, langgar, dan masjid yang dilantunkan oleh anak-anak dan kawula muda.
Sebagai tanggapan dari ramainya perbincangan tentang miras, pengurus bidang Ta’Lif Wa An-Nasyr Pimpinan Cabang Jamiyyatul Qurra Wal Hafidz Kota Tasikmalaya, Kiai Fajri M. Ibrahim menanggapinya dalam sebuah nadhoman berbahasa Sunda.
Meskipun Perpres Miras sudah dicabut, saya mengapreasiasi penulis sebagai upaya melanjutkan kreasi dakwah yang lain yang dilakukan ulama berbasis kearifan lokal. Selain menggunakan bahasa Sunda, nadhom ini juga memuat hadis berbahasa Arab yang ditulis dengan hurf Arab pegon
Nadhom tentang khamar ini ia ditulis berdasarkan interpertasi makna (dzauq) penulis yang diambil dari kitab Bukhari, sebuah kitab hadits yang dipakai rujukan utama setelah Al-Qur’an, sebagaimana penulis jelaskan dalam baitnya:
Di kitab shoheh bukhori
Aya hadis anu katampi
Abu Malik Al-Asy'ari
Nerangkeun pidawuh nabi
Bakal datang umat kami
Ngahalalkeun opat rupi
Zina sareng sutra murni
Arak reujeung alat nyanyi
Selanjutnya, penulis nadhom ini menuliskan tentang hadtis Nabi Muhammad SAW yang menerangkan tentang akan adanya golongan yang menghalalkan 4 perkara, yaitu: perzinaan, menggunakan sutra, meminum arak, dan alat musik. Berikut teks hadits mengenai hal tersebut:
“Akan datang pada umatku segolongan kaum yang menghalalkan zina, sutra (bagi lelaki), khamr (arak) dan alat musik. Dan sungguh akan menetap beberapa kaum di sisi gunung dimana para pengembala akan datang kepada mereka dengan membawa gembalaannya. Kemudian datang kepada mereka (si fakir) untuk sebuah keperluan, lalu mereka berkata: 'Kembalilah kepada kami esok hari'. Kemudian Allah membinasakan mereka pada malam hari, menghancurkan gunung dan merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat". (HR. Bukhari)
Eta pidawuh teh nyata
Aya di jaman ayeuna
Arak geus merajalela
Di kampung reujeung di kota
Dulur-dulur kanyahokeun
Qur'an parantos nuduhkeun
Yen arak teh diharamkeun
Kade ulah di legalkeun
Apa yang disabdakan oleh Nabi tentang 4 hal tersebut, telah terjadi saat ini. Bahkan, menyebarnya khamar yang semakin masif. Bukan hanya di kota, tapi di kampung-kampungpun sudah merajalela. Kemudian, penulis mengingatkan para pembaca untuk mengingatkan bahwa Allah SWT telah menetapkan keharaman keharaman khamr dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah 90-91.
Dawuh nabi dina hadis
Al-khomru Ummul khoba'is
Arak teh nyababkeun bengis
Tong nurut pangajak iblis
Nu dagangna nu meulina
Nu nyuguhkeun nu nginumna
Nu nyokot ladang batina
Eta Kabeh di laknatna
Dalam bait tersebut, penulis menegaskan kembali akan bahayanya khamr berdasarkan pada hadis nabi SAW yang menyatakan bahwa khamr adalah pangkal dari dari segala kejahatan. Bukan hanya bagi mereka yang mengkonsumsinya saja, tapi juga bagi mereka yang menjualnya, membelinya, mengambil keuntungan dari penjualnya.
Tah sakitu tos jentrena
Katerangan ti rosulna
Kantun di amalkeunana
Arak tong di legalkeunna
Ieu syi'ir ditulis teh
Lain arek ngajejeleh
Tapi ngajak amal sholeh
Sabab urang bakal paeh
Kuring ngan bisa ngadu'a
Muga-muga Indonesia
Aman tengtrem sejahtera
Masyarakatna sing jaya
Di bait ini penulis menerangkan bahwa keterangan yang disarikan, baik dari Al-Qur’an al-karim maupun hadtis asy-syarif sudah begitu jelas. Tinggal diamalkan dengan segenap kemampuan. Bukan untuk menjelekkan siapapun, tapi mengajak pada amala soleh. Sebab sejatinya kita sudah memilki waktu terbatasnya di bumi ini. Tinggal fokus mempersiapkan bekal yang cukup untuk menghadap Allah SWT.
Di pasantren Al-Qudwahna
Pasantren salaf murnina
Elmu alat nu di Ajina
Ari pasantren Al-Qudwah
Wakaf ti Ma Haji Yayah
Nini abdi nu Sholehah
Ka telah ahli Sidekah
Penulis menuliskan tentang nama pesantren yang menjadi tempat dimana nadhom ini ditulis. Pesantren tersebut bernama Pesantren Al-Qudwah Benda Kota Tasikmalaya yang didirikan oleh neneknya. Sebuah pesantren yang menjadikan pelajaran gramatikal bahasa Arab sebagai kajian utamanya, sembari memanqibi kebaikan sang nenek yang terus diingat oleh para penerusnya. Di akhir nadhom ini, penulis berdoa dengan apa yang telah ia tulis. Sembari berharap pahalanya terus mengalir sampai hari kiamat.
Penulis adalah Ketua STIABI Condong, Kota Tasikmalaya