• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 3 Juli 2024

Ngalogat

Mengejutkan, Italia Kandas dari Swiss dengan Skor 2-0 di Babak 16 Besar Piala Eropa 2024

Mengejutkan, Italia Kandas dari Swiss dengan Skor 2-0 di Babak 16 Besar Piala Eropa 2024
(Ilustrasi: IG @euro2024).
(Ilustrasi: IG @euro2024).

Mengejutkan, juara bertahan Italia dikalahkan Swiss (0-2) pada laga 16 besar Piala Eropa 2024. Bermain di Olympiastadion Berlin, Sabtu (29/6/2024) lalu. Italia harus mengakui keunggulan Swiss yang berhasil melesatkan 2 gol selama pertandingan berjalan. Masing-masing gol diciptakan oleh R  Freuler pada menit ke-37 dan R Vargas pada menit ke-46. 


Dengan hasil ini, Swiss berhak lolos ke babak perempat final. Di babak perempat final, mereka akan bertemu dengan pemenang pertandingan antara Inggris vs Slovakia. 


Sementara bagi Italia, selain harus pulang lebih cepat dari gelaran Piala Eropa 2024, hasil tersebut menjadikan mereka gagal untuk mempertahankan status juara bertahannya. 


Kegagalan Italia, memperpanjang rekor tak pernah berhasilnya juara bertahan untuk mempertahankan raihan trofi sebelumnya. Terakhir kali rekor itu pecah oleh timnas Spanyol pada edisi Piala Eropa 2008 dan 2012. Sisanya sejak Piala Eropa 1960-2004, 2016-2024 semua tim gagal untuk mempertahankan raihan juara sebelumnya.


Jika melihat nama besar Italia dalam sepak bola, sangat disayangkan mereka harus gagal meraih trofi kembali. Padahal kehadiran mereka dalam setiap gelaran sepak bola apapun selalu memberikan warna kompetisi tersendiri. Namun itulah sepak bola, kadang nama besar, raihan prestasi yang prestisius belum sepenuhnya menjadi jaminan untuk meraih trofi juara. 


Kurang Menjanjikan


Harus diakui, tim Italia kali ini memang kurang menjanjikan. Faktor pengalaman pemain, tidak adanya nama besar, serta perubahan gaya bermain disinyalir menjadi faktor utama kegagalan tim. Bayangkan saja, selama perjalanan tiga pertandingan di fase grup, mereka hanya satu kali menang, sisanya satu kali seri dan kalah. 


Kemenangan (2-1) atas tim debutan Serbia dan seri (1-1) atas Kroasia pun disinyalir hanya faktor keberuntungan saja. Itu terbukti pada babak 16 besar ketika melawan Swiss mereka kalah telak (0-2). Gaya permainannya tidak berkembang. 


Oleh karena itu wajar, di awal kompetisi banyak pengamat yang tidak menjagokan Italia akan meraih trofi kembali. Bukan hanya itu, meskipun berstatus juara bertahan, keadaan tim Italia kali ini tidak menunjukkan mereka sebagai tim unggulan dan favorit dalam Piala Eropa 2024. Kegagalan Italia kali ini menambah catatan buruk sepak bola mereka di level internasional dalam kurun waktu delapan tahun. Kegagalan menyedihkan sebelumnya yakni gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2022. 


Dari mulai saat ini, sepertinya tim Italia harus mulai berbenah diri jika kejayaan sepak bolanya ingin terus dikenang. Pembinaan, regulasi liga domestik, rekrutmen pemain, dan partisipasi tim domestik dalam gelaran berskala besar harus terus ditingkatkan dan dimaksimalkan. 


Menjaga Asa


Sementara, bagi Swiss kemenangan kali ini menjaga asa mereka untuk mendapatkan hasil terbaik dalam Piala Eropa sekaligus menjaga catatan baik dengan tetap masuk babak perempat final seperti pada gelaran Piala Eropa 2020 sebelum kandas ditangan Spanyol. 


Target Swiss setelah mengalahkan Italia adalah memenangkan pertandingan di perempat final sehingga nantinya mampu mencapai babak semifinal. Untuk memuluskan jalan tersebut mereka harus berhadapan terlebih dahulu dengan pemenang antara Inggris vs Slovakia. 


Swiss tidak boleh menganggap enteng siapapun lawannya nanti di perempat final. Mereka harus tetap percaya diri sambil berharap Inggris terpeleset dari Slovakia. Bukan saja berharap pada keberuntungan, melainkan agar pertandingan tidak sesulit yang dibayangkan mengingat Inggris menjadi tim favorit untuk menjuarai Piala Eropa kali ini. 


Semangat dan perjuangan Inggris untuk mewujudkan asa menjadi yang terbaik dalam sejarah keikut sertaannya tentu menjadi tenaga tersendiri bagi Inggris untuk mengalahkan setiap lawannya termasuk jika bertemu dengan Swiss.


Untuk mewujudkan asa meraih prestasi terbaik, Swiss harus bisa mengambil pengalaman dari pertandingan-pertandingan sebelumnya. Meskipun hingga babak 16 besar  mereka belum pernah kalah, menang (3-1) atas Hunggaria, dan seri (1-1) baik melawan Jerman dan Skotlandia, tentu dalam setiap pertandingan mereka terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh sebab itu dalam pertandingan selanjutnya, Swiss harus mulai berbenah diri agar apa yang dicita-citakan dapat terwujud dengan baik. 


Jika melihat slot bagan kedua pertandingan 16 besar, Swiss sedikit diuntungkan dengan hanya ada dua tim juara yakni Italia dan Belanda, sisanya Inggris, Slovakia, Turki, Rumania dan Austria. Berbeda dengan slot bagan pertandingan 16 besar pertama, lima tim juara (Spanyol, Jerman, Denmark, Prancis, Portugal) ditambah Belgia, Slovenia dan Georgia. 


Namun, sekali lagi bermodalkan pada keuntungan-keuntungan dalam gelaran sebesar Piala Eropa tidak relevan lagi. Kerja keras, motivasi dan cermat melakoni pertandingan tentu menjadi kunci sukses meraih juara. Dengan demikian jika Swiss ingin sukses, tetap bermain dengan mengandalkan mental, karakter, fisik, dan skema permainan yang jelas dan terukur, matang dalam bermain, tetap berkonsentrasi, patuh pada instruksi pelatih, mampu mengolah emosi dan mengendalikan stamina, berani, percaya diri serta tenang kiranya menjadi kunci utama  yang harus diperhatikan oleh Swiss jika ingin terus menang. 


Salam olah raga dan selamat menyaksikan.


​​​​​​​Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut yang menyukai permainan sepak bola


Ngalogat Terbaru