Rudi Sirojudin Abas
Kontributor
Mencari ilmu menjadi kewajiban manusia selama berada di muka bumi, baik ilmu yang bersifat fardlu 'ain maupun fardlu kifayah.
Ilmu fardlu 'ain berlaku sama untuk semua manusia, yang di dalamnya terdiri dari tiga ilmu; akidah, fiqih, dan akhlak. Ilmu fardlu kifayah berlaku berbeda untuk setiap individu, sesuai minat akademik masing-masing, sembari memerhatikan kebutuhan umat.
Baca Juga
Ilmu Mantiq dan Kitab Mantiq
Tugas mulia mencari ilmu berkelindan dengan esensi (mahiyah) manusia itu sendiri. Manusia sebagaimana didefinisikan para sarana muslim berdasar kulli dzati ialah: hayawan natiq. Hayawan artinya makhluk hidup yang memiliki kehendak, sedangkan natiq adalah fakultas berpikir besar dan mendalam.
Berdasar kedua fakultas asasi itu, baik Jinis maupun Fashl, nafsu manusia pun sering dibedakan menjadi dua: nafsu natiqoh dan nafsu hayawaniyah.
Jika nafsu natiqoh selalu mendorong kepada kebaikan, memiliki pertimbangan, nafsu hayawaniyah bekerja sebaliknya, ia selalu cenderung memenuhi hasrat fisik, cenderung pada keburukan, tidak memiliki pertimbangan.
Hasrat makan, minum, menikah, memiliki banyak harta, jabatan adalah sedikit kecenderungan nafsu hayawan. Manusia baik adalah manusia yang dimensi natiq-nya lebih kuat dari pada dimensi hayawan, dengannya ia mampu mengendalikan jiwa hayawannya.
Manusia tidak baik adalah manusia yang hayawaniyah-nya mengalahkan natiqiyah-nya, dengan ungkapan lain, natiq-nya dikendalikan hayawan-nya. Puncaknya manusia dapat menjadi lebih rendah dari binatang.
Baca Juga
Fatihah Cinta
Kewajiban menuntut ilmu adalah upaya syariat menegaskan superioritas natiq manusia. Menangkap ilmu (qobulul ilmi) adalah ciri khas ('arodh khos) manusia yang berasal dari dimensi natiq.
Kekeliruan terbesar abad ini seperti yang ramai kita jumpai adalah manusia berlomba-lomba memenuhi keinginan hayawaniyah, alih-alih memenuhi keinginan natiqiyah. Kondisi ini diperparah dengan meresapnya pemikiran-pemikiran luar (Barat) yang justru memuja-muja sisi hayawaniyah manusia. Sehingga kebahagian pun didefinisikan menjadi terpenuhinya hasrat hayawaniyah.
Dampak negatifnya, kesuksesan diidentikkan pada sebesar apa unsur hayawani terpenuhi. Mereka yang kualitas natiqnya tinggi namun tidak dengan kuantitas hayawaniyah tidak akan disebut orang sukses.
Orang yang banyak memberi manfaat bagi masyarakat, jujur, tanggung jawab, amanah tidak akan disebut sukses hanya karena kondisi ekonominya biasa-biasa. Jarang sekali kesenangan diarahkan pada pemenuhan dimensi akliah atau natiqiyah.
Padahal para sarjana Muslim kita jauh-jauh hari lalu telah merumuskannya, bahwa kesenangan (laddzah) manusia itu hanya ada pada ilmu. Tepatnya ilmu seperti yang didefinisikan para ulama.
Ada yang keliru dengan konsep manusia, yang berdampak pada penurunan kualitas manusia. Karenanya tidak mengherankan jika tatanan sosial hari ini tidak begitu menggembirakan.
Tatanan sosial yang baik terwujud jika diisi mayoritas manusia baik, seperti tatanan sosial yang berlangsung pada masa nabi, yang diabadikan dalam hadits sebagai peradaban terbaik (Khoirul qurun). Manusia baik lahir dari pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sesuai dengan konsep sebenar manusia, yang biasa disebut pendidikan beradab. Pendidikan yang tidak baik adalah pendidikan yang tidak sesuai dengan konsep sebenar manusia, atau disebut pendidikan tidak beradab (biadab).
Wallahu a'lam.
A Deni Muharamdani, Ketua Lembaga Bahtsul Masail NU Karangpawitan Garut
Terpopuler
1
Haul ke-96 Eyang Santri, Ulama dan Negarawan dari Trah Mangkunegaran, Digelar di Puncak Gunung Salak
2
Doa Perjalanan Pulang Usai Menunaikan Ibadah Haji
3
Dari Hafal Alfiyah hingga Mendirikan Pesantren Cipasung, Keteladanan Abah Ruhiat Diharapkan Jadi Inspirasi
4
Inilah Daftar Kandidat sekaligus Nomor Urut Calon Ketua PKC dan Kopri PMII Jawa Barat Masa Khidmat 2025-2027
5
Jelang Konkoorcab XXI, PMII Jabar Gelar Pengambilan Nomor Urut hingga Pemaparan Visi-Misi Kandidat
6
Menag Tegaskan Tak Ada Pembahasan Resmi dengan Arab Saudi soal Pengurangan Kuota Haji 50 Persen
Terkini
Lihat Semua