• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Ngalogat

Hal Wajib Dilakukan Sebelum Ceramah

Hal Wajib Dilakukan Sebelum Ceramah
Hal-hal yang harus dilalui sebelum berceramah (ilustrasi: NU Online)
Hal-hal yang harus dilalui sebelum berceramah (ilustrasi: NU Online)

Oleh Ajengan Fajri Malik Ibrahim Oeron

Sebelum ceramah diwajibkan membaca kitab terlebih dahulu, tapi fenomena zaman sekarang banyak yang ceramah kurang bisa atau malah tidak bisa baca kitab. Mereka mengira membaca terjemahan itu sama halnya dengan membaca kitab asli. Padahal terjemahan itu tidak 100% sama dengan kitab aslinya karena jika kitab sudah diterjemahkan maka disana ada maqasidul lafdzi 'ala niyatil lafidz.

Dan jika kita hanya membaca terjemahan maka kita tidak bisa mengaplikasikan ilmu bahasa arab yang 12 fan, contoh kecil saja seperti tarjamah dari lafadz basmallah (بسم الله) jika lafadz basmallah (بسم الله) diterjamahkan ke dalam bahasa Indonesia maka artinya ialah "dengan menyebut nama Allah".

Tapi jika kita mengaplikasikan ilmu bahasa Arab ke dalam lafadz basmallah (بسم الله) yang ditulis oleh para ulama di awal kitabnya, maka huruf Ba (ب) yang ada pada lafadz basmallah (بسم الله) itu termasuk haraf jar asliyah yang maknanya lil ilshok, tapi huruf Ba' (ب) di sini itu maknanya isti'anah.

Nah, oleh sebab memaknai huruf ب bukan dengan makna aslinya serta alaqoh-nya terjadi dengan sifat musyahabah (sifat yang sah menuju kepada musyabah dan musyabah beh) maka huruf ب disini mesti jadi majaz isti'arah tasrihiyah asliyah.

Adapun taqriran-nya seperti ini:

أن يقال شبه الإرتباط على وجه الإستعانه بالإرتباط على وجه الإلصاق بجامع شدة التعلق في كل ذكر المشبه به وهو الإرتباط على وجه الإلصاق وحذف المشبه وهو ادإرتباط على وجه الإستعانه فسر التشبيه من تلكليات الى الجزئيات فتستعر كلمة الباء الموضوعة لجزئي من جزئية المشبه به لجزئي من جزئياةالمشبه على سبيل المجاز باالإستعارة التصريحية التبعيه.

Dan huruf ب itu mempunyai muta'allaq dan yang paling utama muta'allaq-nya itu dengan fi'lun khossun mu'akhor jadi taqdi-rnya seperti ini:

بسم الله الحمن الرحيم أؤلف

Jika seperti itu maka mesti termasuk kepada taqdimu ma haqquhu ta'khir, sedangkan menurut ahli ilmu ma'ani jika ada tarkib kalam yang termasuk kepada taqdimu ma haqquhu ta'khir maka itu menunjukkan faidah qoshor dan jika menunjukkan faidah qoshor maka bisa dipahami bahwa bismillah yang tertulis di kitab-kitab para ulama itu ditunjukkan hanya untuk isti'anah kepada Allah.

Renungkan oleh kita semua jika memaknai huruf ب saja itu diperlukan beberapa ilmu untuk menggalinya maka bagaimana jika kita ingin memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah? Oleh karena itulah seorang penceramah jangan hanya membaca tarjamahan saja karena jika hanya membaca tarjamahan maka bisa dibayangkan berapa ribu nuansa gramatika Arab yang hilang?

Maka karena itulah carilah penceramah yang benar benar pernah mencari ilmu di pesantren, karena ilmu seperti nahwu, shorof, bayan, badi', ma'ani, mantiq, ushul fiqih, ulumul qur'an, ulumul hadits, tafsir, hadits, akhlak itu hanya ada di pesantren.

Hidupkan lagi tradisi ngalogat, nasrif, ngabina', ngiyas, ngawukuan dll... Supaya generasi ulama tidak putus.

Penulis adalah Pendiri Pondok Pasantren Al-Qudwah Tasikmalaya


Ngalogat Terbaru