Sebagai bukti dari firman Allah tersebut, pertama, Siti Hajar mendapat air zamzam setelah beliau rela menerima tugas
suaminya walau ditempatkan di tempat gersang tak berpenghuni, di samping beliau berusaha untuk menyayangi putranya,
bulak-balik antara Shafa dan Marwah mencari air, akhirnya beliau dapat zamzam.
Kedua, Nabi Ibrahim merasakan kebahagiaan yang tak terhingga dengan selamatnya Ismail bahkan dapat domba besar
sebagai rizki yang tak diduga.
Ketiga, Ismail sendiri selamat dari ancaman maut, bahkan dia bisa berkumpul bersama keluarga, dan kelak diangkat
sebagai Rasul Allah.
Keempat, Siti Sarah dengan merelakan suaminya (Nabi Ibrahim) untuk menikahi Hajar dengan tulus, maka di usia senja
beliau dikasih putra yaitu Ishak, dan diangkat menjadi Rasul Allah yang menurunkan nabi dan rasul dari kalangan Bani
Israil (Bani Ya'qub) hingga Nabiyullah Isa Almaasih, as.
Baca Juga
Haji itu Wukuf di 'Arafah (11)
Membangun Ka'bah
Setelah peristiwa pengorbanan Ismail, Nabi bersama istri dan putranya kembali ke Makkah dan kumpul di sana hingga
beberapa waktu sebelum beliau kembali ke Syam (Palestina). Di sana beliau mendapat tugas dari Allah Swt untuk
membangun Ka'bah.
Ka'bah adalah rumah ibadah yang pertama kali dibangun, karena itu Ka'bah disebut juga Baitul 'atiiq (Rumah Tua).
Nabi Ibrahim as diperintah Allah untuk membangun Ka'bah yang menjadi Kiblat bagi kaum muslimin dalam melaksanakan
shalat. Menurut para ulama, Ka'bah adalah pusatnya dunia yang langsung menuju Baitul 'Izzah.
Setelah pembangunan Ka'bah selesai, Nabi Ibrahim menaksir bangunan buatannya itu lebih kurang 20 meter di depan
pintu Ka'bah. Beliau berdiri di atas batu di sana, dan Allah membuatkan tanda kekuasaan-Nya dengan mengambelaskan
dua telapak kaki Nabi Ibrahim di batu itu dengan kedalaman 3-5 cm, dan sampai sekarang tapak kedua kakinya dinamakan
Maqam Ibrahim.
Baca Juga
Haji itu Wukuf di Arafah (10)
"...والتخذوا من مقام ابرهيم مصلى..."
Di salah satu sudut Ka'bah, diletakkan batu hitam dari sorga (hajar aswad), sehingga sudut tersebut dinamakan Rukun
Hajar Aswad sebagai star awal melaksanakan thawaf.
Nabi Ibrahim Mengelilingi Ka'bah
Menurut kabar yang datanya tersimpan di Museum Makkah, bahwa Nabiyyullaah Ibrahim menghiasi Hajar Aswad dengan 7
(tujuh) batu mulia/permata di sekelilingnya sehingga nampak indah. Namun suatu saat datang badai gurun yang
memporakporandakan bangunan di sekitarnya, termasuk 7 batu mulia tadi hilang disapu badai. Beliau nampak sedih
kehilangan barang yang sangat disenangi, dicintai, dan disayanginya, beliau berusaha mencarinya di sekitar Masjidil
Haram, namun tidak ditemukan juga.
Baca Juga
Haji itu Wukuf di Arafah (9)
Dalam keadaan sedih yang sangat mendalam tersebut, beliau melihat puteranya Ismail sedang main- main di atas batu
pasir, dan terlihat juga 7 batu yang dicari sedang dipakai mainan oleh puteranya. Saking bahagia dan gembiranya
beliau menemukan kembali yang dicari-cari, secepat kilat beliau mengambilnya dari hadapan putranya, dicium dan
dipeluknya batu tersebut penuh rindu dan gembira. Rasa bahagia dan gembira tersebut beliau wujudkan dalam tingkah
yang kegirangan, selebrasi sambil lari-lari kecil mengelilingi Ka'bah hingga 7 (tujuh) putaran.
Tingkah laku hamba yang kegirangan atas kembalinya cinta yang hilang akibat hilangnya sesuatu yang sangat dicintai,
kini kembali ditemukan barang dan diwujudkan dalam bentuk syukur dengan mengelilingi Ka'bah, maka Allaah abadikan
perbuatan hamba yang dicintainya itu dalam salah satu manasik haji, yaitu Thawaf Ifadhah. (Bersambung)
H Awan Sanusi, salah seorang A'wan PWNU Jawa Barat
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
Terkini
Lihat Semua