• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Ngalogat

BULAN GUS DUR

Gus Dur yang Bertamu Saat Dini Hari untuk Jelaskan Empat Tipe Kiai NU

Gus Dur yang Bertamu Saat Dini Hari untuk Jelaskan Empat Tipe Kiai NU
Kiai Manarul Hidayat dan Gus Dur. (Foto: Istimewa/Desain: Iqbal)
Kiai Manarul Hidayat dan Gus Dur. (Foto: Istimewa/Desain: Iqbal)

Oleh Abdullah Alawi  
Pada awal Januari 2010, saya menghadiri tahlilan tujuh harinya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang wafat pada 30 Desember 2009. Selepas tahlilan, beberapa kiai dan tokoh publik menyampaikan testimoni tentang Gus Dur. Salah satunya adalah penceramah kondang yang juga sahabat Gus Dur, yaitu KH Manarul Hidayat. 
Pada saat menyampaikan testimoni, Kiai Manarul menyampaikan kisah Gus Dur yang tiba-tiba datang ke kediamannya pada saat yang tidak umum untuk bertamu, yaitu dini hari. Sayang waktu itu, Kiai Manarul tidak melengkapi data pertemuan tersebut dengan menyebut bulan dan tahun. 

Kiai Manarul tidak tahu Gus Dur datang secara sengaja atau tiba-tiba saja mampir karena kebetulan lewat di dekat rumahnya. Namun yang jelas, pada dini hari itu Gus Dur datang bersama sopirnya. 

Dengan tiba-tiba pula, tanpa ditanyakan, Gus Dur kemudian bercerita tentang empat tipe kiai di lingkungan NU. Empat tipe itu akan ada dan harus selalu ada di tengah-tengah Nahdliyin. 

Pertama, kiai tandur. Kiai tipe ini mengabdikan hidupnya untuk mengajari dan mendidik santri di pesantrennya, dan membimbing masyarakat di musala atau majelis taklim. 

Kedua, kiai sembur. Kiai tipe ini memiliki titik tekan pada dunia spiritual dan pengobatan, di kalangan pesantren dikenal sebagai ahli suwuk atau ahli dalam segala jenis doa. 

Ketiga, kiai tutur. Kiai jenis ini memilik titik tekan berceramah dari satu panggung ke panggung lain. Bergaul luas dengan berbagai kalangan, termasuk para pejabat dan artis. Menurut Gus Dur, kiai yang pandai membuat proposal dan sering nongkrong di kantor pejabat, juga termasuk dalam kategori jenis ini.

Keempat, kiai catur. Kiai jenis ini memiliki kecenderungan besar terhadap politik dan kekuasaan. Gus Dur mengaku sebagai kiai dalam tipe yang ini.

Dari keempat jenis kiai itu, menurut Gus Dur, harus berbagi tugas, bukan saling menyalahkan apalagi menjelek-jelekkan. Dua tipe kiai pertama, yaitu kiai tandur dan kiai sembur, harus tetap bersama masyarakat untuk menjaga akidah mereka. Mereka menjaga NU di wilayah itu. Sementara dua tipe kiai sisanya, yaitu kiai tutur dan kiai catur, menjaga NU pada level kebijakan. 

“Kiai tandur dan kiai sembur, jangan dibawa ke politik,” ungkap Kiai Manarul menirukan Gus Dur. “Nah, kiai tutur dan catur boleh diajak ke politik,” katanya. 
Kiai Manarul hendak menanggapi apa yang dikatakan Gus Dur, tapi sebelum itu dilakukannya, Gus Dur tiba-tiba beranjak pergi bersama sopirnya.     

Penulis adalah Pemimpin Redaksi NU Online Jabar
 


Editor:

Ngalogat Terbaru