• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Dirjen Pendis Dorong Guru Madrasah Perkokoh Budaya Digital

Dirjen Pendis Dorong Guru Madrasah Perkokoh Budaya Digital
Direktorat Jendral Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Muhammad Ali Ramdani. (Foto: NUJO).
Direktorat Jendral Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Muhammad Ali Ramdani. (Foto: NUJO).

Garut, NU Online Jabar
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Direktorat Jendral Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Muhammad Ali Ramdani, mendorong guru-guru madarasah untuk mampu memperkokoh budaya digital. Hal tersebut disampaikan melalui virtual zoom dalam pembukaan Literasi Digital Madrasah Kabupaten Garut yang diselenggarakan di Fave Hotel Jl Cimanuk No 338 Kelurahan Sukagalih KecamatanTarogong Kidul Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (2/11/).

Menurut kang Dani sapaan akrab Dirjen Pendis, umumnya para siswa dan manusia lainnya berharap bisa mendapatkan kebahagiaan sejati. Namun sejatinya siswa madrasah sudah melewati hal tersebut, karena para siswa madrasah dibekali dengan lima mata pelajaran keagamaan untuk menjadi pondasi dalam mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat.

“Siswa madrasah melewati kebahagiaan yang ada didunia, karena mereka dibekali lima mata pelajaran keagamaan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan diakhirat kelak,” ujar Kang Dani yang juga merupakan pituin Garut tersebut.

Berdasarkan kajian yang dilakukan olehnya, ada dua kelompok besar dalam dunia digital dimasa sekarang, diantaranya masyarakat digital dan uneducated people. Dimana masyarakat digital merupakan kondisi masyarakat yang memandang digital sebagai alat yang bisa dibeli dan digunakan.

Untuk kelompok masyarakat digital ini biasanya memiliki kondisi pendidikan cukup tinggi dan ekonomi yang bercukupan. Sebagian besar dari kondisi masyarakat ini hanya menggunakan teknologi atau digital sebagai alat bantu saja dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan kelompok uneducated people berprofesi sebagai mandatory, yaitu masyarakat yang memiliki kondisi pendidikan dan ekonomi rendah, namun sebagian dari mereka selalu menggunakan teknologi untuk mencari peluang dan Menyusun mimpi dimasa depan.

Kang Dani menjelaskan, tidak sedikit dari kelompok mandatory ini menjadi operator, trader atau menjadi staf bidang administrasi di perkantoran karena mereka di tuntut oleh kebutuhan, namun sebagian yang kaya terkadang tidak mampu untuk menggunakan media digital sehingga mereka memperbantukan kaum mandatory tersebut.

Dari kondisi tersebut, Kang Dani mendorong para guru untuk menyadari akan penggunaan digital, dimana tren pembelajaran digital pada masa pandemik ini semakin berkembang. Khususnya berbagai macam platform yang ada dan bisa digunakan untuk pembelajaran online, namun masih sangat jarang digunakan oleh para guru di madrasah.

Oleh karena itu, guru dituntut untuk melihat perubahan kurikulum dengan sudut pandang berbeda, agar para guru dimadrasah bisa menyesuaikan pembelajaran dengan perubahan kurikulum tersebut. Baik dan tidaknya sebuah perubahan tergantung dari sudut pandang setiap orang.

Terkadang orang yang melihat suatu hal itu di anggap biasa-biasa saja, namun bagi orang lain hal tersebut bisa dianggap luar biasa.

Selain itu, Ia berharap agar budaya literasi digital di madrasah harus diperkokoh agar mampu mengembangkan potensi siswa serta mengkolaborasikan kemampuan siswa untuk kemajuan zaman yang akan dihadapi oleh mereka.

“Anak didik kita akan menghadapi zaman yang belum jelas akan seperti apa, karena teknologi, profesi, serta kondisi yang akan mereka hadapi akan mengalami perubahan yang begitu cepat, sehingga para guru harus mampu menggali potensi siswa agar mereka bisa menghadapi tantangan zaman yang akan mereka hadapi dimasa yang akan datang,” pungkas kang Dani

Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru