• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Kontroversi 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU', Yaqut: Hanya Motivasi Internal, Kebijakan Kemenag Tetaplah untuk Semua Agama

Kontroversi 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU', Yaqut: Hanya Motivasi Internal, Kebijakan Kemenag Tetaplah untuk Semua Agama
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Kemenang RI/NUJO)
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Kemenang RI/NUJO)

Solo, NU Online Jabar
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengutarakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah khusus dari negara untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan untuk umat Islam secara umum. Hal itu disampaikan Menag saat memberikan sambutan pada webinar bertajuk Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10).

Pernyataan Menag tersebut menimbulkan kontroversi dan berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Pusat, Amirsyah Tambunan yang menilai, bahwa pernyataan tersebut sangat kontraproduktif dengan sejarah asal mula pembentukan kementerian yang sebelumnya disebut Departemen Agama.

“Sekali lagi menolak pernyataan Menag bahwa Kemenag merupakan hadiah untuk NU, karena kontraproduktif dengan fakta historis, menegaskan Departemen Agama dari oleh untuk umat dan bangsa,” tegas Amirsyah, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Senin (25/10).

Dikutip dari halaman Detik.com Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga ikut berkomentar perihal pernyataan Menag tersebut, Sekretaris Jendral PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan pernyataan Menag itu kurang bijaksana.

"Pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau, meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan," katanya, Ahad (24/10).

Helmy membenarkan NU punya peran besar dalam menghapus 7 kata dalam piagam Jakarta. Namun, karena hal itu, NU tidak boleh merasa berkuasa.

Mengenai pernyataannya itu, Gus Yaqut sapaan akrabnya mengkalirifkasi dan menegaskan bahwasannya pernyataan yang ia ungkapkan itu hanya motivasi internal untuk NU, tujuannya untuk lebih memotivasi para santri dan pesantren.

“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” terang Menag di Solo, sebagaimana dikutip dari halaman kemenag.go.id, Senin (25/10).

“Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” sambungnya. 

Lanjutnya Gus Yaqut memastikan bahwa Kemenag tidak diperuntukkan hanya untuk NU. Buktinya, kata Menag, Kementerian Agama memberikan afirmasi kepada semua agama. “Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja,” lanjutnya.

“Bahkan di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU,” tuturnya.

Menag menambahkan, karakter dasar dan jatidiri NU adalah terbuka dan inklusif. NU hadir untuk memberikan dirinya bagi kepentingan dan maslahat yang lebih besar. “Karena keterbukaan dan mengedepankan kemaslahatan itu sifat dasar NU,” tandasnya.

 

Editor: Abdul Manap


Nasional Terbaru