M. Rizqy Fauzi
Penulis
Ibadah haji memang bukan tentang persamaan, melainkan kesetaraan. Karena yang mencolok kita dapati di sana justru adalah keanekaragaman, mulai dari kelas sosial hingga identitas dan budaya.
Ada satu hal yang bikin saya heran di antara lautan manusia itu, kenapa petugas haji Indonesia sering jadi rujukan bertanya jamaah dari negara lain? Hal yang sama belum saya dapati di petugas dari negara lain setidaknya sejak saya riwa-riwi di Masjidil Haram beberapa hari ini. Mungkin karena seragam PPIH yang cukup demonstratif.
Namun, di sinilah keseruan itu muncul, yaitu ketika orang-orang itu bertanya tapi dengan bahasa dari negeri mereka masing-masing. Saya beberapa kali kewalahan dan nyerah karena harus menanggapi pertanyaan berbahasa India, persia, urdu, dan entah bahasa apalagi yang belum pernah dikenali. Ketika dijawab dengan bahasa Inggris atau Arab, mereka jawab lagi pakai bahasa “aneh” itu lagi. Saya blank, ga ngerti sama sekali. Yang banyak bermain akhirnya bahasa isyarat atau apa pun yg sekiranya bisa jd jembatan komunikasi.
Baca Juga
Spirit Haji (1)
Suatu hari orang entah dari mana bertanya: @#€?
Saya bingung. “Do you wanna go to bus station?”
Dia kelihatan bingung. “Ilal mahaththah?” Saya coba pakai Arab karena ada jenggot dan wajah sedikit kearab-araban.
Dia masih tampak bingung. Akhirnya saya sebut satu-satu nama terminal sambil nunjuk-nunjuk arah mata angin masing-masing terminal, “Ajyad... Syib Amiir... Bab Ali.”
“Ajyad!” dia seperti menemukan kata kunci.
“Sida.. sida.. (lurus...),” kata saya.
Rupanya masih bingung. Diam sejenak. Lalu tiba-tiba nyelethuk, “Shiroth?”
“Nah, ya ya... Shirooothol mustaqiiiiiiiiim....”. Dia pun lega, lalu pergi sesuai arahan.
Berkomunikasi memang lebih dari sekadar berbahasa. Orang seperti saya yang kemampuan bahasa asingnya grothal-grathul pun akhirnya tetap bisa berkomunikasi, asal dua orang yang bercengkrama menemukan simbol-simbol yang bisa dipersepsikan sama oleh masing-masing pihak.
Contohnya shirathol mustaqim tadi. Untung dia paham. Andai masih bingung, mungkin akan saya lanjutkan, “Shiroothol ladziina an-amta ‘alaihim ghoiril maghdluubi ‘alauhim waladl dloooolliiiiiiiin".
Mahbib Khoiron
Terpopuler
1
H Dudu Rohman, Ketua PCNU Kota Tasikmalaya Resmi Dilantik Jadi Kakanwil Kemenag Jawa Barat
2
MTs NU Putri Buntet Bangga, Karya Gurunya Tampil di Pameran Sastra Nasional
3
Antara Kenaikan Gaji DPR, Peran DPRD, dan Program Makan Bergizi Gratis: Sebuah Catatan Kritis
4
Lembaga Falakiyah NU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin 25 Agustus 2025
5
Perlombaan Tradisional Meriahkan Peringatan HUT ke-80 RI di KBNU Limusnunggal
6
Lakmud IPNU IPPNU Pangandaran 2025 Resmi Dibuka, Kader Muda Didorong Bumikan Nilai Aswaja
Terkini
Lihat Semua