• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Kuluwung

Catatan Perjalanan (2): Bukan Jalan-jalan Biasa 

Catatan Perjalanan (2): Bukan Jalan-jalan Biasa 
Bukan Jalan-jalan Biasa (Ilustrasi: Freepik)
Bukan Jalan-jalan Biasa (Ilustrasi: Freepik)


Tidak sedikit diantara kita yang senang membuat status dengan membagikan gambar ketika berada di lokasi atau destinasi tertentu, terlebih jika lokasi tersebut sedang "viral" atau sangat indah, anak-anak zaman now menyebutnya “instagramabble”, eksotis, atau jika lokasi tersebut sangat “khusus”, untuk menjangkaunya perlu "effort" dan tantangan khusus. 


Para “petualang” dan perusahaan “travel” banyak yang mengutip perkataan Dalai Lama (Pemimpin Spiritual Tibet): "once a year, go someplace you’ve never been before”, setiap tahun hendaklah pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. 


Pun tidak sedikit orang atau pasangan yang berencana menandai dan mengisi jejak kebersamaan atau sisa hari tuanya dengan “healing” bepergian ke tempat-tempat “indah” di berbagai belahan dunia. Berharap "jejak cinta" dan memori indah tersimpan di setiap sudut dan lokasi di muka bumi. 


Ada pepatah bijak mengatakan :”hidup bukanlah sekedar perjalanan mengukur jarak, sejatinya hidup adalah ikhtiar mengukir jejak”. 


Sejalan dengan pepatah itu, dantara doa Nabi Ibrohim As yang diabadikan dalam al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara’ [26]: 83 – 87) adalah: 


رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى‏ بِالصَّالِحينَ . وَاجْعَلْ لى‏ لِسانَ صِدْقٍ فى‏ الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى‏ مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ. وَلا تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ 


“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83 – 87). 


Salah satu permintaan Nabi Ibrohim As dalam doa tersebut adalah, beliau ingin diceritakan dengan “lisan yang baik”, cerita penuh kebanggaan oleh generasi sesudahnya (baca: anak cucu), karena “jejak”,  "karya”,  "prestasi”, dan “legacy”, warisan terbaik dan bermakna  yang ditinggalkannya. 


Umroh bukanlah sekedar perjalanan mengukur jarak, pun bukan sekedar kegiatan mengunjungi tempat "rancak" atau peninggalan “artefak”.  Umroh adalah perjalanan untuk mengukir “jejak”, jejak semakin baiknya amal dan akhlak. Jejak kemanfaatan bagi sesama dan jejak kenangan menyenangkan dengan siapapun yang pernah berjumpa, berkawan, dan bekerjasama. 


Burj al-Khalifah-Dubai
8 Sya'ban, 1445 H
21 Februari 2024 M 


KH Tatang Astarudin, pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Kota Bandung


Kuluwung Terbaru