Cirebon, NU Online Jabar
Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama atau Lesbumi NU Kabupaten Cirebon menggelar agenda Parade Seni dan Sapa Budaya Desa mulai tanggal 3-4 November 2023. Kegiatan tersebut akan berlangsung di Lapangan Utara Gor Watubelah Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Ketua Lesbumi NU Kabupaten Cirebon, Agung Firmansyah menjabarkan, kegiatan Parade Seni dan Sapa Budaya Desa akan dibuka beragam pertunjukkan seni modern dan tradisiona dari Jawa Barat, serta Talk Show tentang peran desa dalam membangun budaya.
Selain itu, Lesbumi NU Kabupaten Cirebon juga akan meluncurkan program pendampingan penulisan sejarah desa, pembibitan tanaman pusaka dan biopori atau lubang resapan.
“Yang dimaksud tanaman pusaka ini maksudnya adalah tanaman yang berhubungan dengan penamaan suatau daerah, mislanya tanaman Gebang, Jamblang, Majasem yang dijadikan nama kecamatan di Kabupaten Cirebon,” terangnya.
Kemudian di hari kedua pada tanggal 4 November 2023 akan diadakan bakti sosial yakni pembuatan biopori yang tersebar di 20 titik kantor PCNU Kabupaten Cirebon oleh Lesbumi NU Jawa Barat bersama Lesbumi NU yang hadir di acara tersebut.
Kemudian, pada malam harinya kegiatan Parade Seni dan Sapa Budaya Desa akan menampilkan sejumlah pertunjukkan seni tradisional dari masing-masing daerah di antaranya Karinding dari Majalengka, Tari Topeng dari Kabupaten Cirebon dan sejumlah kesenian lainnya.
Sementara, Sekretaris Lesbumi NU Jabar Iin Nasihin mengungkapkan, kegiatan serupa ini diselenggarakan di beberapa zona di wilayah Jawa Barat seperti di Kota Bogor dengan tema Merawat Seni dan Budaya Menjadi NKRI, dan di Kabupaten Bandung.
“Saat ini Lesbumi NU Jabar sedang berupaya mengenalkan kembali seni tradisi Jawa Barat, salah satunya dengan menggelar acara seni di wilayahnya atau zona masing-masing. Hal ini sesuai dengan spirit gerakan yang dibangun Lesbumi untuk mengenalkan dan mengangkat kembali seni tradisi ke masyarakat,” ujarnya.
Iin berharap, rangakian kegiatan acara kesenian ini dapat menghidupkan kembali seni budaya yang beragam dalam ranah Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan nilai kerukunan, kedamaian, toleransi, empati, gotong royong dan keunggulan dalam seni, budaya dan ilmu pengetahuan.
“Harapan tersebut saya kira sesuai dengan poin kelima strategi kebudayaan Islam Nusantara dalam Saptawikrama yang digagas KH Agus Sunyoto,” ujarnya.
Pewarta: Agung Gumelar
