Kota Bandung

Women's Talk: Bunda Affi dan Teh Ira Ajak Perempuan Tampil di Ruang Publik

Sabtu, 11 Mei 2024 | 09:23 WIB

Women's Talk: Bunda Affi dan Teh Ira Ajak Perempuan Tampil di Ruang Publik

seminar bertajuk Women’s Talk dengan tema ‘Perempuan dan Kepemimpinan’ IPPNU Jabar, Rabu (8/5/2024). Foto: NU Online Jabar/Annisa)

Bandung, NU Online Jabar
Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Barat menggelar acara seminar bertajuk Women’s Talk dengan tema ‘Perempuan dan Kepemimpinan’. 


Kegiatan yang berlangsung di Aula Gedung Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Barat pada Rabu (8/5/2024) tersebut dihadiri oleh perwakilan kader IPPNU kabupaten dan kota se-Jawa Barat.


Seminar ini turut mengundang narasumber yakni Bunda Affi selaku Ketua Majelis Alumni IPPNU Jabar dan Humaira selaku anggota DPRPD Provinsi Jabar.


Dalam pemaparannya, Bunda Affi mengajak seluruh perempuan untuk turut mengambil peran di ranah publik. "Kita adalah perempuan-perempuan yang patut untuk menjadi pemimpin, perempuan bisa mengambil peran di berbagai sektor,” ujarnya.


Menurutnya, perempuan memiliki tantangan stereotip gender yang sudah mendarah daging di masyarakat. Tetapi, di sisi lain perempuan juga memiliki peranan penting baik di ranah domestik maupun di ranah publik.


“Perempuan harus punya unique value karena sejatinya setiap perempuan memiliki keunikan masing-masing. Perempuan hebat adalah perempuan yang sudah bisa menyatukan antara rasa dan logika,” ucapnya.


"Di samping perempuan hebat, akan ada perempuan hebat lain di sampingnya. Maka perlu kita sebagai perempuan saling mensuport dan adanya respect terhadap perempuan lainnya,” tandasnya.


Senada dengan Bunda Affi, Humaira juga mengajak kepada para perempuan untuk berjuang terhadap pendidikan. 


"Saya berharap kita semua bisa berjuang untuk pendidikan di Indonesia, karena saya tidak bisa sendirian, saya membutuhkan aspirasi para perempuan," tuturnya.


"Revolusioner dahulu R.A Kartini dan tokoh perempuan lainnya sudah berjasa memperjuangkan, menyuarakan hak-hak perempuan, maka saat ini  kita harus melanjutkan perjuangan para pejuang perempuan," tambahnya.


"Di balik perempuan mandiri ada trauma yang tidak bisa dilupakan, di balik perempuan yang kuat ada kejadian yang menyakitkan," tandasnya.


Pewarta: Annisa