Kota Bandung

Masjid Al Hasan dan LPBINU Gelar Workshop Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi untuk Pendidikan Anak Usia Dini

Senin, 9 Desember 2024 | 15:04 WIB

Masjid Al Hasan dan LPBINU Gelar Workshop Pengurangan Risiko Bencana Gempa Bumi untuk Pendidikan Anak Usia Dini

Masjid Jami Al Hasan yang berlokasi di Jalan Mijil No. 25, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat, mengadakan workshop bertema pengurangan risiko bencana gempa bumi. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Masjid Jami Al Hasan yang berlokasi di Jalan Mijil No. 25, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat, mengadakan workshop bertema pengurangan risiko bencana gempa bumi. Acara ini menyasar para pengajar dan pendidik anak usia dini, dengan tujuan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana di wilayah Bandung yang rawan gempa akibat patahan Lembang.


Workshop ini menghadirkan tiga narasumber utama: Dadang Sudardja (Ua Dadang) dan Kang Hiqal dari LPBINU Jawa Barat, serta Kang Arief Agus dari LPBI NU Kota Bandung.


Ustad Ali Romly, pengurus Masjid Jami Al Hasan sekaligus kepala sekolah PAUD Al Hasan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk menjadikan masjid dan lembaga pendidikan di sekitarnya sebagai tempat aman dan nyaman bagi anak-anak. "Dengan meningkatkan kapasitas semua elemen sekolah, kita dapat meminimalkan risiko yang dihadapi anak-anak saat bencana terjadi," ujarnya.


Workshop ini juga dihadiri oleh berbagai institusi pendidikan, seperti TK PAUD Al Abror Cisaranten, TK PAUD Al-Ilaan Kiara Condong, Sekolah Minggu Gereja Kristen Indonesia (GKI) Guntur, serta orang tua murid dan anak-anak peserta didik.


Ua Dadang, Ketua LPBI NU Jawa Barat, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini. Menurutnya, program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang menyasar anak usia dini masih sangat minim, padahal mereka merupakan kelompok yang paling rentan. "Kami berharap peserta workshop dapat menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing, dengan LPBI NU siap memfasilitasi dan mendukung sekolah untuk mewujudkan SPAB," kata Ua Dadang.


Beliau juga menekankan pentingnya kreativitas para pendidik dan orang tua dalam menyampaikan materi kebencanaan yang mudah dipahami oleh anak-anak.


Workshop ini diakhiri dengan simulasi menghadapi ancaman gempa bumi yang diselingi diskusi dan evaluasi. Para peserta sepakat bahwa pendekatan yang menyenangkan, seperti visual, bercerita, dan bermain, adalah metode paling efektif untuk menyampaikan edukasi kebencanaan kepada anak-anak. Simulasi yang berulang diharapkan mampu membangun kemampuan psikomotorik anak.


Kang Arief Agus dari LPBINU Kota Bandung dan Asep Andi Rahmat, Sekretaris Umum GKI Guntur, menilai bahwa kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk kesiapsiagaan bencana, tetapi juga menjadi sarana merajut hubungan antarumat beragama. "Workshop seperti ini harus terus dilakukan untuk memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan keamanan bersama," tutur mereka.


Dengan terlaksananya acara ini, Masjid Jami Al Hasan bersama LPBINU berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, khususnya untuk melindungi generasi muda.