• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kota Bandung

Habib Syarief Al-Aydarus Jelaskan Makna Silaturahmi dan Halal Bihalal sebagai Tradisi Khas Islam Indonesia 

Habib Syarief Al-Aydarus Jelaskan Makna Silaturahmi dan Halal Bihalal sebagai Tradisi Khas Islam Indonesia 
Habib Syarif Al-Aydarus Jelaskan Makna Silaturahmi dan Halal Bihalal sebagai Tradisi Khas Islam Indonesia 
Habib Syarif Al-Aydarus Jelaskan Makna Silaturahmi dan Halal Bihalal sebagai Tradisi Khas Islam Indonesia 

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat masa khidmat 1995-1999 Habib Syarief Muhammad Al-Aydarus menjelaskan halal bihalal merupakan tradisi Islam khas Indonesia yang tidak ada di negara lain. Tradisi ini pada umumnya dilakukan saat momen hari raya idul fitri.


Pada kegiatan halal bihalal, orang-orang akan mengunjungi rumah keluarga dan kerabat untuk saling bersilaturahmi, dan maaf-maafan. Tak jarang di dalamnya juga dilaksanakan berbagai kegiatan seperti makan bersama, sungkeman, dan lain-lain.


Habib Syarif mengatakan tradisi halal bihalal tersebut menjadi tradisi diera kepemimpinan Soekarno yang menginginkan adanya pertemuan dengan kabinet yang dipimpinnya untuk bersilaturahmi


“Halal bihalal merupakan satu istilah baku yang diketuk palu oleh Bung Karno dengan Kiai Wahab pada tahun 53. Bung Karno ketika itu merasakan satu kegelisahan, kegundahan karena usia kabinet ketika itu paling panjang satu tahun sampai satu tahun setengah. Kabinet Ali Sastromidjojo, Kabinet Burhanudin Harahap, Kabinet Nasir, semua paling panjang satu tahun,” terang Habib Syarif saat menghadiri acara Halal Bihalal PWNU Jabar bersama Lembaga, Banom dan PCNU Se-Jawa Barat, di Gedung Dakwah PWNU Jabar, Kamis (18/5/23).


Pada pertemuan silaturahmi itu lanjut Habib Syarif, “Bung Karno mengundang Kiai Wahab di beranda Istana Bogor salah satu yang menjadi saksi adalah ayah handa dari Menteri Agama Lukman Hakim. Pada saat Muktamar NU di Situbondo, KH Saifudin Zuhri didepan almarhum Pa Tolhah bercerita, jadi Bung Karno ketika itu bertanya kepada Kiai Wahab. Kiai saya minta pendapat tentang halal bihalal, berceritalah Kiai Wahab Chasbullah,” ujar Habib Pimpinan Pondok Pesantren Assalam Kota Bandung itu 


Habib Syarif menceritakan bahwa istilah halal bihalal diprakarsai oleh Kiai Ageng Hasan Bestari seorang ulama besar di Ponorogo. Ulama tersebut adalah gurunya Syaikhona Syekh Kholil Bangkalan, Kiai Sholeh Darat Semarang, dan Sunan Mangkunegoro Pertama atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Sambernyowo.


Sementara formula awal Istilah halal bihalal terbentuk, yaitu dari kisah pertengkaran Kerajaan Mataram yang terbagi menjadi empat, Solo dua (Mangkunegoro dengan Pakunegoro), dan Yogya dua (Hamengkubuwono dan Paku Alam). Halal bihalal ketika itu dibentuk untuk mempertemukan Kerajaan Mataram yang terbagi-bagi untuk saling silaturahmi
 

“Singkat cerita Sunan Mangkunegoro keberatan dengan istilah silaturahmi karena terlalu awam, terlalu umum. Lalu Mangkunegoro ‘minta khas Indonesia,’ Kiai Hasan akhirnya menawarkan alternatif bagaimana kalau al haramu bil halali, Sunan Mangkunegoro karena beliau arif, Kiai jangan ada kata-kata haramnya terlalu sadis katanya, terlalu berat. Bisa dengan al halalu bil halali katanya, loh kok yang halal di halakan lagi itu artinya apa. Itu kalau istilah pesantren littaqin, tapi lidah jawa sulit kalau alhalalu bil halali, bagaimana kalau hanya halal bihalal saja sambil senyum Kiai Ageng Bestari menawarkan lagi,” jelas Habib Syarif


“Itulah awal mula istilah halal bihalal dikemukakan dan telah menjadi tradisi islam khas Indonesia saat ini. Walaupun secara gramatikal bahasa arab salah tapi di iyakan, itulah ciri islam nusantara banyak sekali istilah-istilah yang sudah diadaptasi dengan budaya lokal,” tegasnya


Makna Silaturahmi
Habib Syarif lanjutnya mengatakan sekarang ini ada gerakan untuk menghilangkan istilah halal bihalal, jangankan istilah halal bihalal, silaturahmi saja sudah banyak yang menggugat diganti dengan silaturrahim


“Kalau gak salah Imam Ibnu Hajar Al-Haitami baik dalam kitab Nihayatul  Muhtaj atau Azzawajir beliau mengatakan bahwa silaturahmi merupakan sebuah proses pengalihan makna dari makna hakiki ke makna majazi, jadi yang lebih tepat silaturahmi. Itu dikemukakan 700 tahun yang lalu oleh seorang ulama besar,” katanya


Silaturahmi adalah ibadah goer mahdoh yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan pahala yang terkandung didalamnya menyamai pahala ibadah-ibadah mahdoh.

“Didalam kitabnya kalau kita renungkan makna substansi dari silaturahmi beliau katakan, walaupun ibadahnhya bersifat goer mahdoh, namun kapasitas pahala, tingkat kecepatan pahala dan makna yang terkandung didalamnya hampir menyamai ibadah mahdoh, beliau katakan kalau ibadah mahdoh banyak yang terikat dengan ruang dan waktu, silaturahmi tidak terikat oleh ruang dan waktu, silaturahmi merupakan ibadah yang sangat murah tetapi luar biasa,” jelas Habib Syarif


Pahala yang populer bahwa dengan silaturahmi dapat memperpanjang umur manusia, dan itu benar adanya. Selain itu, silaturahmi juga dapat mengubah takdir Allah salah satunya yaitu ketika takdir wafat sudah didepan mata Allah batalkan dengan menambah usia


“Kata imam Ibnu Hajar dari tiga yang bisa mengubah takdir Allah, yaitu  doa, sedekah dan silaturahmi. Silaturahmilah yang paling cepat. Jadi disampaikan oleh beliau pada zaman Nabi Musa, pada saat ada tamu datang tamu kedua Izrail, apa kedatanganmu Izrail, aku hanya ingin memberitahukan bahwa tamumu yang pertama ini umurnya hanya tinggal 40 hari,” tutur Habib


Lanjutnya, “Pulang kerumahnya dari hari pertama sampai 40 silaturahmi, hari ke 41,42,43 ternyata izrail tidak datang, datang lagi kepada Nabi Musa. Ya nabiyallah orang itu ternyata pembohong besar, mengaku Izrail. Lalu Allah mengutus Jibril, Jibril untuk menyelamatkan nama baik Izrail, beritahukan kepada orang itu, beritahukan kepada Musa bahwa Allah telah menghapus takdirnya dan Allah tambah 23 tahun. Dari 30 fadhilah silaturahmi salah satu diantaranya adalah memperpanjang umur,” Pungkasnya.

 
Pewarta: Abdul Manap


Kota Bandung Terbaru