46 Camaba Ikuti Seleksi Beasiswa Pergunu Program S1, S2 dan S3 Tingkat Jawa Barat

Kota Bandung, NU Online Jabar
Sebanyak 46 peserta calon mahasiswa baru (Camaba) mengikuti seleksi beasiswa Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) yang dibuka Pergunu Jawa Barat. Camaba tersebut berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti Kabupaten Bandung, Majelngka, Garut, Bekasi, Karawang, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.

Ketua Pergunu Jabar, Saepuloh menyampaikan, semua mahasiswa yang lulus seleksi dan menerima beasiswa untuk berkuliah Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim Pacet, Mojokerto diwajibkan tinggal dan belajar di Pesantren Amanatul Ummah.

“Sumber biaya beasiswa ini semua dibiayai oleh Ketua PP Pergunu, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim yang meliputi; bebas uang gedung, bebas SPP semala study, bebas biaya Asrama Oesanidan bebas biaya pengajian pesantren,” ujarnya dalam pembukaan beasiswa di Aula Gedung Dakwah PWNU Jabar, Rabu (26/7/2023).

Selanjutnya pada tanggal 15 dan 19 Agustus 2023 dilakukan tahapan seleksi yang diselenggarakan oleh Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim. “Kader Pergunu yang sudah mendapatkan beasiswa PP Pergunu di Kampus Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto baik S1, S2 maupun S3 sampai saat ini sdh berjumlah 449 dari Jawa Barat,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Ketua PWNU Jawa Barat, KH Dasuki menjelaskan tentang proses berdirinya Nahdlatul Ulama Abad kedua NU yang mengambil tema Merawat Jagat Membangun Peradaban mutlak dibutuhkan penguatan SDM NU dalam dunia pendidikan.

“Kami dari PWNU Jabar mengapresiasi program-program PP Pergunu terkait pemberian beasiswa baik itu S1, S2 maupun S3 yang selama ini rutin diberikan kepada kader NU di Jabar,” tuturnya.

Kiai Dasuki menambahkan para kader Pergunu harus terus meningkatkan kualifikasi dan jenjang keilmuannya. Disisi lain akidah, amaliah, fikrah dan harakah sebagai kader Aswaja An-Nahdliyah harus terus diperkuat.

“Kader-kader Pergunu harus bisa mengimplementasikan khidmah diniyahnya (keagamaan), sekaligus khidmah wathoniyah (kebangsaan) dan khidmah ummatiyah (kemasyarakatan),” tandasnya.