Kabupaten Bekasi

Alhamdulillah, Belasan Santri Pesantren YAPINK Pusat Lulus Seleksi Jadi Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir 2025

Jumat, 30 Mei 2025 | 09:39 WIB

Alhamdulillah, Belasan Santri Pesantren YAPINK Pusat Lulus Seleksi Jadi Mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir 2025

Sebelas santri dari Pesantren YAPINK Pusat yang lulus seleksi dan masuk ke Universitas Al-Azhar Mesir 2025. (Foto: NU Online Jabar/Rizqy-Fahmi).

Kabupaten Bekasi, NU Online Jabar
Sebanyak 1223 peserta telah resmi diumumkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia lulus seleksi nasional dalam rangka program pengiriman mahasiswa Indonesia ke Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir tahun 2025 pada Selasa (27/5/2025). 


Diketahui, program ini merupakan salah satu inisiatif unggulan Kementerian Agama dalam menyiapkan generasi ulama intelektual yang tidak hanya menguasai khazanah keilmuan Islam klasik, tetapi juga memiliki wawasan global dan daya saing internasional.


Diantara ribuan peserta telah di seleksi oleh Konsorsium Pusat Bahasa (KPB) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Nasional (PTKIN) Dirjen Pendis Kemenag RI tersebut, sebelas orang merupakan santri dari Yayasan Pergunuan Islam El Nur El Kasysyaf (YAPINK) Pusat.


Adapun sebelas santri dari Pesantreni YAPINK Pusat yakni Muhammad Rifqi Husni Maulani, Ahmad Fahriza, Ahmad Syauqi Noor, Dzaki hilmi Ansamri, Falihah Nailatusy Syarofah, Muhamad Rifka Husna Maulana, Najuba El-Fadhilah, Nayla Fauziyah, Qonitah Wardatul Jannah, Safira Putri Riana, dan Supriyanto,


"Alhamdulillah wasyukrulillah, 11 orang santri Pesantren YAPINK Pusat yang mengikuti berbagai tahap tes masuk Universitas Al-Azhar Mesir dinyatakan lulus semua," ungkap Pimpinan Pesantren YAPINK Pusat KH Ahmad Kholid Dawam kepada NU Online Jabar.


Ia menyebutkan bahwa salah seorang santri YAPINK Pusat juga meraih beasiswa menjadi 20 terbaik dari seluruh peserta yang lulus dari seluruh Indonesia.


"Selamat kepada santri-santri kami yang dinyatakan lulus untuk belajar di Universitas Al-Azhar Mesir. Semoga santri yang akan menimba ilmu di sana bisa meraih ilmu yang berkah dunia akhirat serta di kemudian hari bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi agama dan masyarakat bangsa Indonesia," pungkas Kiai yang saat ini menjabat sebagai Katib Syuriah PBNU sekaligus lulusan Universitas Al-Azhar itu.


Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar soal beasiswa atau pengiriman pelajar semata, tetapi merupakan ikhtiar strategis dalam membentuk fondasi kepemimpinan keagamaan masa depan Indonesia.


“Universitas Al-Azhar adalah simbol otoritas keilmuan Islam dunia. Dengan mengirim putra-putri terbaik bangsa ke sana, kita sedang menanam benih pemimpin masa depan yang mampu menjadi rujukan dalam menjembatani tradisi Islam klasik dengan dinamika peradaban modern,” ujar Suyitno di Jakarta seperti yang dilansir dari laman Kemenag RI.


Ia menambahkan bahwa ini adalah bentuk investasi jangka panjang dalam pembangunan SDM unggul dan religius. “Kami percaya, lulusan Al-Azhar akan menjadi bagian penting dari wajah Islam Indonesia yang ramah, moderat, dan mencerahkan,” tegasnya.


Sebagai informasi, seluruh peserta yang lulus berhak memperoleh rekomendasi studi dari Kementerian Agama RI sebagai syarat administratif dalam proses pendaftaran ke Universitas Al-Azhar. Bagi yang lulus, mereka akan dikirimkan ke Markaz Tatwir untuk mengikuti tahapan lanjutan, seperti tahdid mustawa (penempatan level bahasa), program persiapan bahasa, dan penyetaraan ijazah.