Kota Bandung

Upgrading Instruktur PD-PKPNU, Kiai Juhadi: Kaderisasi NU di Jawa Barat Harus Lebih dari Sekadar Kewajiban

Senin, 19 Mei 2025 | 11:55 WIB

Upgrading Instruktur PD-PKPNU, Kiai Juhadi: Kaderisasi NU di Jawa Barat Harus Lebih dari Sekadar Kewajiban

Upgrading Instruktur PD-PKPNU di Pesantren Al-Itqon Semarang. (Foto: NU online Jabar/Arif).

Kota Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Silaturahmi dan Upgrading Instruktur PD-PKPNU Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, yang digelar di Pondok Pesantren Al-Itqon, Bugen, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Ahad (18/5/2025).


Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad. Ia mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang digelar oleh PBNU.


"Saya mengapresiasi PBNU yang telah melaksanakan Upgrading Instruktur PD-PKPNU, sehingga dengan kegiatan tersebut teman-teman merasa di akui dan insya Allah semangatnya ditambah oleh Allah SWT," jelasnya kepada NU Online Jabar, Senin (19/5/2025).


Kiai Juhadi berpesan kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut agar bisa menjaga kesehatan dan kekuatan sehingga bisa terus berkhidmah di NU melalui Instruktur PD-PKPNU.


"Tentu, dengan diadakannya upgrading Instruktur PD-PKPNU dan langsung kemarin arahannya oleh Ketum PBNU dan tadi malam oleh PBNU Ketua bidang OKK, mudah-mudahan dengan upgrading ini semakin semangat, kokoh dalam mengembangkan kaderisasi PD-PKPNU khususnya di Jawa Barat," tuturnya.


"Karena harapan kami, pelaksanaan kaderisasi di Jawa Barat tidak hanya sekadar melaksanakan kewajiban saja, tapi bagaimana di Jawa Barat kader NU nya semakin banyak dan masif, tentu ini akan mempermudah melaksanakan program-program PWNU Jawa Barat," pungkasnya.


Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan kepada seluruh instruktur PD-PKPNU agar tidak terjebak pada berbagai wacana dan ideologi kontemporer yang tidak bersumber dari nilai-nilai keislaman. Salah satunya adalah feminisme, yang menurutnya dibangun dari perspektif konflik, bukan keseimbangan dan kesetaraan dalam Islam.


“Awas kalau sampai mengajarkan feminisme, tidak boleh. Feminisme itu ideologi yang dibangun dari perspektif yang bukan agama. Itu sebagian besar dibangun dari perspektif Marxis, yang melihat relasi antarpihak sebagai relasi konflik,” paparnya melansir laman NU Online.


Meski begitu, Kiai yang akrab disapa Gus Yahya tersebut juga menegaskan bahwa NU tetap mendukung akses setara bagi laki-laki dan perempuan dalam pengembangan kapasitas diri, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw, mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan.