• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Kabupaten Cirebon

Tiga Tingkatan Ikhlas dalam Beribadah menurut Kiai Wawan Arwani

Tiga Tingkatan Ikhlas dalam Beribadah menurut Kiai Wawan Arwani
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin saat mengisi Mauidzhah Hasanah dalam acara Lemahabang Bershalawat yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Lemahabang di Lapangan Rajawali Desa Tuk Karangsuwung pada Jumat (17/3/2023) (Foto: NU Online Jabar/Sofhal)
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin saat mengisi Mauidzhah Hasanah dalam acara Lemahabang Bershalawat yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Lemahabang di Lapangan Rajawali Desa Tuk Karangsuwung pada Jumat (17/3/2023) (Foto: NU Online Jabar/Sofhal)

Cirebon, NU Online Jabar

Ikhlas merupakan apa yang ada dalam tujuan amal murni untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Terdapat tiga tingkatan ikhlas dalam beribadah sebagaimana dijelaskan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon, KH Wawan Arwani Amin.


Mengutip pendapat Imam Ghazali, Kiai Wawan menegaskan bahwasannya ibadah apapun membutuhkan keikhlasan. Ia menjelaskan, tingkatan pertama yakni ikhlas sebelum menjalankan ibadah.


"Sebentar lagi tiba bulan Ramadhan, semoga kita semua panjang umur. Ikhlaskan hati kita untuk Ramadhan," kata Kiai Wawan saat mengisi Mauidzhah Hasanah dalam acara Lemahabang Bershalawat yang diselenggarakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Lemahabang di Lapangan Rajawali Desa Tuk Karangsuwung pada Jumat (17/3/2023) 


Dalam acara yang sekaligus memperingati Haul Mbah Muqoyyim, Mbah Ardisela, dan Mbah Muta'ad itu, kiai Wawan menuturkan, Rasulullah Saw tegas menyebutkan siapa saja yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah haramkan jasadnya terbakar api neraka.


"Maka bersenanglah akan datangnya bulan Ramadhan ini. Walaupun misalnya susah dalam menjalankannya, senanglah dulu saat menjalankan puasa Ramadhan. Sebab, dengan disertai kesenangan ia tak akan memberatkan," ucapnya.


Ia melanjutkan, tingkatan yang kedua yakni ikhlas ketika melaksanakan ibadah. "Misalnya pada acara Lemahabang Bershalawat ini. Niatkan shalawat agar kita termasuk umat yang mencintai Nabi dan mendapat syafaatnya," tutur Kiai Wawan


Dalam kesempatan itu, Kiai Wawan mengajak jamaah untuk memburu maghfirah, ridha, dan pembebasan dari siksa neraka saat Ramadhan nanti. Sebab, kata dia, setiap waktu di bulan Ramadhan adalah kemanfaatan.


Tingkatan terakhir yakni ikhlas setelah menjalankan ibadah. Level inilah menurut Kiai Wawan yang cukup sulit dijalankan.


"Misalnya malam hari ini shalawatan bersama. Mungkin ketika berangkat kita ikhlas. Akan tetapi bisa saja besoknya kita bertemu teman menguap dan mengeluh karena kurang tidur. Jika demikian, maka inilah contoh kegagalan ikhlas setelah menjalankan ibadah," jelasnya.


Lebih lanjut, Kiai Wawan menyebutkan bahwasannya bulan Ramadhan merupakan pembuktian derajat yang dimiliki umat Nabi Muhammad Saw.


"Bulan Ramadhan merupakan keistimewaan umat Nabi Muhammad, umat lain tidak diwajibkan. Karena umat Rasulullah layak mendapat kehormatan," tegas Pengasuh Pondok Pesantren Nur Arwani Buntet itu


Untuk itu, Kiai Wawan mengajak jemaah untuk memaksimalkan ibadah saat bulan Ramadhan. "Ramadhan juga syahrul Qur'an, maka perbanyaklah membaca Al-Qur'an dan juga disertai perbanyak shalawat," tandasnya.


Pewarta: Sofhal Adnan
Editor: Agung Gumelar


Kabupaten Cirebon Terbaru