• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 1 Mei 2024

Kabupaten Cirebon

LF PBNU Gelar Halaqah Falakiyah ke-3 dan Cetuskan Gagasan Seminar Internasional Falak Tahun ini

LF PBNU Gelar Halaqah Falakiyah ke-3 dan Cetuskan Gagasan Seminar Internasional Falak Tahun ini
gelaran Halaqah Falakiyah ke-3 di Pondok Pesantren Mu’allimin Mu’allimat Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Ahad (14/1/24).
gelaran Halaqah Falakiyah ke-3 di Pondok Pesantren Mu’allimin Mu’allimat Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Ahad (14/1/24).

Cirebon, NU Online Jabar
Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama LF PWNU Jawa Barat dan LF PCNU Kabupaten Cirebon merumuskan agenda "Seminar Internasional Falak Indonesia" pada tahun ini. 


Perumusan agenda tersebut dilakukan pasca gelaran Halaqah Falakiyah ke-3 di Pondok Pesantren Mu’allimin Mu’allimat Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Ahad (14/1/24).


Sebelumnya, lembaga falakiyah menggelar Halaqah Falakiyah ke-3 bekerjasama dengan Ma’had Aly Ilmu Falak-Astronomi yang berlangsung selama dua hari, Sabtu-Ahad (13-14/1/24). Acara ini dibuka dengan tawasul oleh KH Burhan Rosyidi, Cianjur, dan dilanjut dengan sambutan-sambutan. 


Pimpinan Ponpes Mu’allimin Mu’allimat, KH Marzuki Ahal, menyampaikan bahwa halaqah falakiyah ini memiliki urgensi menghidupkan kembali ilmu falak di kalangan pesantren.


"Ilmu falak di Ma’had Aly misalnya, mengambil peran mendekatkan ilmu falak sebagaimana ilmu lain seperti fikih, ushul fikih, tafsir dan lain-lain dengan berpijak pada paradigma 'falak yang berfilsafat dan filsafat yang falakiyah,'" ujarnya.


Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelajaran ilmu falak di pesantren-pesantren sudah jarang dikaji. Ini menjadi tantangan pesantren untuk tetap melestarikan ilmu falak.


“Kini banyak pesantren tidak mengajarkan ilmu falak, karena dinamika pendidikan yang sedemikian ketat dalam persaingan antar lembaga pendidikan yang berafiliasi dalam NU. Di samping itu, sistem pendidikan yang sudah sedemikian canggih menggiurkan milenial sehingga tidak melirik ilmu falak. Ini tantangan kita untuk menggairahkan kembali ilmu falak di dunia pesantren,” terangnya.


KH Shofiyulloh, mewakili Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, menyampaikan bahwa tindak lanjut dari halaqah ini akan menggelar seminar internasional falak Indonesia pada bulan November tahun ini.


“Output dari halaqah ini menghasilkan rekomendasi seminar internasional falak Indonesia sekaligus sosialisasi konsep baru Qoth’iy ar-Ru’yah Nahdlatul Ulama (QRNU) kepada dunia yang insya Allah akan diselenggarakan November tahun ini di Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto Jawa Timur,” ujarnya.


Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah Kemenag RI, Dr. H. Adib, mengapresiasi kegiatan halaqah falakiyah ini karena sangat mendukung program Kemenag RI dalam pelayanan umat bidang hisab dan rukyat. Terlebih di Babakan sudah ada Ma’had Aly Ilmu Falak - Astronomi ini akan menjadi partner utama Kemenag RI dan Lembaga Falakiyah.


Acara halaqah falakiyah ini dihadiri peserta sebanyak 150 orang dari berbagai utusan Lembaga Falakiyyah Wilayah diantaranya Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat serta DKI Jakarta. 


Acara tersebut diisi dengan seminar materi-materi yang berkaitan dengan ilmu falak oleh narasumber yang kompeten di bidangnya, seperti Prof KH Izzuddin tentang Kajian dan Kriteria Awal Waktu Fajar, KH Slamet Hambali yang menyampaikan dinamika penetapan awal Ramadan dan hari raya, dan Dede Wahyudin yang membahas Waktu Shubuh Perspektif Fikih.


Pewarta: Tris Wijaya
 


Kabupaten Cirebon Terbaru