• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 15 Mei 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Membaca Substansi dan Tak Menghukumi

Membaca Substansi dan Tak Menghukumi
Membaca Substansi dan Tak Menghukumi
Membaca Substansi dan Tak Menghukumi

Sambil menunggu tamu yang akan silaturrahim aku membaca lagi buku, "Qawaid al Isyq al Arba'un". (40 Kaidah Cinta). Ini sebuah novel karya novelis perempuan Elif Syafak, kelahiran Turki, 1971. Ia bercerita tentang perjalanan Syeikh Syams Tabrizi, seorang sufi pengelana dan pertemuannya dengan maulana Jalaluddin Rumi, yang dirindukannya. Lalu keduanya melakukan perbincangan di tempat sepi, tanpa yang lain, selama 40 hari. 


Di dalamnya ada kata-kata Syekh Syams Tabrizi yang sangat mengagumkan : 


لا تحكم على الطريقة التي يتواصل بها الناس مع الله، فلكل امرئ طريقته وصلاته الخاصة. إن الله لا يأخذنا بكلمتنا بل ينظر في أعماق قلوبنا. وليست المناسك أو الطقوس هي التي تجعلنا مؤمنين، بل إن كانت قلوبنا صافية أم لا.


"Jangan menilai cara orang berhubungan dengan Tuhan. Masing-masing punya cara dan do'a sendiri. Tuhan tidak (hanya) menilai kata-kata kita. Dia melihat jauh ke lubuk hati kita. Bukan upacara atau ritual yang membuat kita sungguh beriman, melainkan apakah hati kita cukup tulus atau tidak."


Imam Abu Hamid al Ghazali mengatakan :


العاقل من نظر ارواح الاشياء وحقاءقها ولا يغتر بصورها . 


"Orang yang berakal adalah dia yang melihat ruh/jiwa pada segala hal dan tidak terperangkap oleh bentuk/tubuhnya".


Ya. Kata-kata itu bagai tubuh dan hati bagai ruh. Tubuh itu akan hilang, lenyap. Ruh itu abadi. 


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru