M. Rizqy Fauzi
Penulis
Sambil menunggu tamu yang akan silaturrahim aku membaca lagi buku, "Qawaid al Isyq al Arba'un". (40 Kaidah Cinta). Ini sebuah novel karya novelis perempuan Elif Syafak, kelahiran Turki, 1971. Ia bercerita tentang perjalanan Syeikh Syams Tabrizi, seorang sufi pengelana dan pertemuannya dengan maulana Jalaluddin Rumi, yang dirindukannya. Lalu keduanya melakukan perbincangan di tempat sepi, tanpa yang lain, selama 40 hari.
Di dalamnya ada kata-kata Syekh Syams Tabrizi yang sangat mengagumkan :
لا تحكم على الطريقة التي يتواصل بها الناس مع الله، فلكل امرئ طريقته وصلاته الخاصة. إن الله لا يأخذنا بكلمتنا بل ينظر في أعماق قلوبنا. وليست المناسك أو الطقوس هي التي تجعلنا مؤمنين، بل إن كانت قلوبنا صافية أم لا.
"Jangan menilai cara orang berhubungan dengan Tuhan. Masing-masing punya cara dan do'a sendiri. Tuhan tidak (hanya) menilai kata-kata kita. Dia melihat jauh ke lubuk hati kita. Bukan upacara atau ritual yang membuat kita sungguh beriman, melainkan apakah hati kita cukup tulus atau tidak."
Imam Abu Hamid al Ghazali mengatakan :
العاقل من نظر ارواح الاشياء وحقاءقها ولا يغتر بصورها .
"Orang yang berakal adalah dia yang melihat ruh/jiwa pada segala hal dan tidak terperangkap oleh bentuk/tubuhnya".
Ya. Kata-kata itu bagai tubuh dan hati bagai ruh. Tubuh itu akan hilang, lenyap. Ruh itu abadi.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
LD-PWNU Jawa Barat Gelar Madrasah Du'at ke-IV, Fokus Pengkaderan Da'i di Era Digital
2
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
3
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
4
Diskusi Imam Al-Ghazali di Istana: Siapakah Ulama Itu?
5
Dua Mata Pisau Hijrah Teknologi
6
Destinasi Ziarah Jamaah Haji di Madinah Difasilitasi Tanpa Biaya Tambahan
Terkini
Lihat Semua