Hikmah KOLOM BUYA HUSEIN

Keniscayaan Kontradiksi Demi Kemajuan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 07:30 WIB

Keniscayaan Kontradiksi Demi Kemajuan

Ilustrasi: Freepik.com

Kemarin malam (20/10/2024) dalam forum ngaji mingguan, aku membacakan beberapa kaidah cinta, Syekh Syams Tabrizi, guru Maulana Jalaluddin Rumi. Salah satunya yang menarik adalah Kaidah Cinta ke 35. Katanya:


في هذا العالم، ليست الأشياء المتشابهة أو المنتظمة، بل المتناقضات الصارخة هي ما يجعلنا نتقدم خطوة إلى الأمام. ففي داخل كل منا توجد جميع المتناقضات في الكون، لذلك يجب على المؤمن أن يلتقي بالكافر القابع في داخله، وعلى الشخص الكافر أن يتعرف على المؤمن الصامت في داخله. وإلى أن نصل إلى اليوم الذي يبلغ فيه المرء مرحلة الكمال، مرحلة الإنسان المثالي، فإن الإيمان ليس إلا عملية تدريجية ويستلزم وجود نظيره الكفر.


Di dunia ini bukanlah kesamaan atau keteraturan yang menggerakkan kita untuk maju ke depan, melainkan hal-hal yang kontradiktif. Dan kontradiks itu ada dalam semesta dan bersemayam dalam setiap diri kita. Oleh karena itu, maka orang yang beriman (mukmin) perlu bertemu dengan orang yang tak beriman (kafir). Dan kedua nya perlu saling mengerti dan mengenal. Ini merupakan cara menjadi manusia yang utuh dan ideal. Keimanan/keyakinan itu adalah proses bertahap yang ditempuh melalui lawannya ".


Seorang santri bertanya, apa maksud dari kontradiksi itu. Aku bilang : Dengan adanya kegelapan menjadikan kita mengerti nilai cahaya. Dengan adanya kematian membuat kita mengerti tentang nilai hidup. Adanya keburukan menjadikan kita mengerti nilai kebaikan, dan seterusnya.


Al-Qur'an menyatakan:


وَمَا يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ. وَلَا ٱلظُّلُمَٰتُ وَلَا ٱلنُّورُ.
وَلَا ٱلظِّلُّ وَلَا ٱلْحَرُورُ. وَمَا يَسْتَوِى ٱلْأَحْيَآءُ وَلَا ٱلْأَمْوَٰتُ
إِنَّ ٱللَّهَ يُسْمِعُ مَن يَشَآءُ ۖ


"Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat. Tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya. Tidak (sama) pula yang teduh dengan yang panas. Tidak (pula) sama orang yang hidup dengan orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya". (QS Fathir: 19-22).


تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ.


"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun". (QS al-Mulk: 1-2).


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU