Hikmah Kolom Buya Husein

Kemuliaan itu Bukan Karena Nasab

Ahad, 14 November 2021 | 09:00 WIB

Kemuliaan itu Bukan Karena Nasab

Ilustrasi: Santri Ponpes Al-Quran Al-Falah Cicalengka

Oleh: KH HuseinĀ Muhammad
Tiba-tiba aku ingat cerita seorang guru. Ia menceritakannya saat aku mengaji di pesantren dahulu kala. Cerita itu kira-kira begini:Ā Suatu hari cucu Nabi yang amat saleh dan rendah hati, yang populer dipanggil "Al-Sajjad" tampak sedang murung, berduka. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu yang menggelisahkan hatinya. Pipinya basah oleh air mata yang mengalir tenang. Temannya, Thawus mengatakan :Ā 

"Wahai, putra Husein yang mulia, cucu Ali bin Abi Thalib yang mulia dan cicit Nabi Muhammad, utusan Allah yang amat mulia, mengapa engkau berduka?".

Al-Sajjad menjawab: "Saudaraku, tolong jangan bawa-bawa ayah, ibu dan kakekku. Aku sedang memikirkan masa depanku sendiri, aku akan tinggal di mana sesudah aku meninggalkan dunia ini. Apakah aku akan selamat atau tidak?. Ingatlah, di akhirat kelak tak ada lagi hubungan nasab/keturunan yang bisa menyelamatkan seseorang, kecuali amal salehnya masing-masing.

Allah berfirman :

ŁŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ł†ŁŁŁŲ®ŁŽ فِي Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŁˆŲ±Ł ŁŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł’Ų³ŁŽŲ§ŲØŁŽ ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽŲ¦ŁŲ°Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲŖŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų”ŁŽŁ„ŁŁˆŁ†ŁŽ

"Apabila terompet ditiup (kelak pada hari kiamat) maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanggungjawab".

Allah juga mengatakan :

ŁŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŲ§Ų”ŁŽŲŖŁ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ§Ų®Ł‘ŁŽŲ©Ł. ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŁŁŲ±Ł‘Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ±Ł’Ų”Ł مِنْ Ų£ŁŽŲ®ŁŁŠŁ‡Ł

ŁˆŁŽŲ£ŁŁ…Ł‘ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲØŁŁŠŁ‡Ł ŁˆŁŽŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲØŁŽŁ†ŁŁŠŁ‡Ł Ł„ŁŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų§Ł…Ł’Ų±ŁŲ¦Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽŲ¦ŁŲ°Ł Ų“ŁŽŲ£Ł’Ł†ŁŒ ŁŠŁŲŗŁ’Ł†ŁŁŠŁ‡Ł

"Dan apabila terompet kedua ditiup.
Hari ketika manusia lariĀ 
dari saudaranya,dari ibu dan bapaknya,Ā 
dari istri dan dari anak-anaknya.
Setiap orang pada hari ituĀ 
Disibukkan oleh urusan dirinya sendiri".Ā 

Sementara demikian Allah dalam al-Qur'an menyatakan :Ā 

ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁ†Ł’ŁŁŽŲ¹Ł Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲØŁŽŁ†ŁŁˆŁ† ŁŽŲ„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲŖŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŲØŁŁ‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁ Ų³ŁŽŁ„ŁŁŠŁ…Ł

"(yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."

Betapa mendalamnya pengetahuan Al-Sajjad, cicit Nabi itu yang mulia dan betapa rendah hatinya beliau ini. Ia sangat mengerti bahwa kemuliaan dan kebaikan seorang manusia hanyalah karena ketakwaannya kepada Allah, bukan karena keturunan, jabatan, jenis kelamin, asesoris atau simbol-simbol yang dilekatkan orang kepadanya.

Allah sudah mengatakan hal ini :

ان Ų§ŁƒŲ±Ł…ŁƒŁ… عند الله Ų£ŲŖŁ‚Ų§ŁƒŁ…Ā 

"Sesungguhnya yang paling mulia di mata Allah adalah orang yang paling bertakwa".

Sejalan dengan ayat di atas, Nabi mengatakan :Ā 

ان الله لا ŁŠŁ†ŲøŲ± ؄لى Ų§Ų¬Ų³Ų§Ł…ŁƒŁ… ŁˆŁ„Ų§ الى ŲµŁˆŲ±ŁƒŁ…. ŁˆŁ„ŁƒŁ† ŁŠŁ†ŲøŲ± ؄لى Ł‚Ł„ŁˆŲØŁƒŁ… ŁˆŲ§Ų¹Ł…Ų§Ł„ŁƒŁ….

"Allah tidak melihat tubuh dan rupamu, tetapi hati dan tindakanmu".

Surga itu disediakan untuk orang-orang yang beriman dan berbuat baik, dari manapun berasal, berwarna kulit apapun, berjenis kelamin apapun dan keturunan siapapun. Neraka itu menjadi tempat orang-orang yang mengingkari/menentang Tuhan dan orang-orang yang berbuat jahat, dari manapun, berwarna kulit apapun, jenis kelamin apapun dan keturunan siapapun.

Sumber: FBĀ HuseinĀ Muhammad