Oleh: KH HuseinĀ Muhammad
Tiba-tiba aku ingat cerita seorang guru. Ia menceritakannya saat aku mengaji di pesantren dahulu kala. Cerita itu kira-kira begini:Ā Suatu hari cucu Nabi yang amat saleh dan rendah hati, yang populer dipanggil "Al-Sajjad" tampak sedang murung, berduka. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu yang menggelisahkan hatinya. Pipinya basah oleh air mata yang mengalir tenang. Temannya, Thawus mengatakan :Ā
"Wahai, putra Husein yang mulia, cucu Ali bin Abi Thalib yang mulia dan cicit Nabi Muhammad, utusan Allah yang amat mulia, mengapa engkau berduka?".
Al-Sajjad menjawab: "Saudaraku, tolong jangan bawa-bawa ayah, ibu dan kakekku. Aku sedang memikirkan masa depanku sendiri, aku akan tinggal di mana sesudah aku meninggalkan dunia ini. Apakah aku akan selamat atau tidak?. Ingatlah, di akhirat kelak tak ada lagi hubungan nasab/keturunan yang bisa menyelamatkan seseorang, kecuali amal salehnya masing-masing.
Allah berfirman :
ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŁŁŲ®Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŲ³ŁŲ§ŲØŁ ŲØŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁ ŁŲ¦ŁŲ°Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲ³ŁŲ§Ų”ŁŁŁŁŁŁ
"Apabila terompet ditiup (kelak pada hari kiamat) maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanggungjawab".
Allah juga mengatakan :
ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ Ų¬ŁŲ§Ų”ŁŲŖŁ Ų§ŁŲµŁŁŲ§Ų®ŁŁŲ©Ł. ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ±ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ±ŁŲ”Ł Ł ŁŁŁ Ų£ŁŲ®ŁŁŁŁ
ŁŁŲ£ŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁŲµŁŲ§ŲŁŲØŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§Ł ŁŲ±ŁŲ¦Ł Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁ ŁŲ¦ŁŲ°Ł Ų“ŁŲ£ŁŁŁ ŁŁŲŗŁŁŁŁŁŁ
"Dan apabila terompet kedua ditiup.
Hari ketika manusia lariĀ
dari saudaranya,dari ibu dan bapaknya,Ā
dari istri dan dari anak-anaknya.
Setiap orang pada hari ituĀ
Disibukkan oleh urusan dirinya sendiri".Ā
Sementara demikian Allah dalam al-Qur'an menyatakan :Ā
ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲ¹Ł Ł ŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŲØŁŁŁŁŁ ŁŲ„ŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ų£ŁŲŖŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁŲØŁ Ų³ŁŁŁŁŁ Ł
"(yaitu) di hari harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
Betapa mendalamnya pengetahuan Al-Sajjad, cicit Nabi itu yang mulia dan betapa rendah hatinya beliau ini. Ia sangat mengerti bahwa kemuliaan dan kebaikan seorang manusia hanyalah karena ketakwaannya kepada Allah, bukan karena keturunan, jabatan, jenis kelamin, asesoris atau simbol-simbol yang dilekatkan orang kepadanya.
Allah sudah mengatakan hal ini :
Ų§Ł Ų§ŁŲ±Ł ŁŁ Ų¹ŁŲÆ Ų§ŁŁŁ Ų£ŲŖŁŲ§ŁŁ Ā
"Sesungguhnya yang paling mulia di mata Allah adalah orang yang paling bertakwa".
Sejalan dengan ayat di atas, Nabi mengatakan :Ā
Ų§Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁ Ų§Ų¬Ų³Ų§Ł ŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŁ ŲµŁŲ±ŁŁ . ŁŁŁŁ ŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁ ŁŁŁŲØŁŁ ŁŲ§Ų¹Ł Ų§ŁŁŁ .
"Allah tidak melihat tubuh dan rupamu, tetapi hati dan tindakanmu".
Surga itu disediakan untuk orang-orang yang beriman dan berbuat baik, dari manapun berasal, berwarna kulit apapun, berjenis kelamin apapun dan keturunan siapapun. Neraka itu menjadi tempat orang-orang yang mengingkari/menentang Tuhan dan orang-orang yang berbuat jahat, dari manapun, berwarna kulit apapun, jenis kelamin apapun dan keturunan siapapun.
Sumber: FBĀ HuseinĀ Muhammad
Terpopuler
1
Antara Kenaikan Gaji DPR, Peran DPRD, dan Program Makan Bergizi Gratis: Sebuah Catatan Kritis
2
Lembaga Falakiyah NU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin 25 Agustus 2025
3
Pedagang yang Dipercaya Langit
4
Lakmud IPNU IPPNU Pangandaran 2025 Resmi Dibuka, Kader Muda Didorong Bumikan Nilai Aswaja
5
Meriahnya HUT ke-80 RI di Ponpes YAPINK Pusat: Guru dan Santri Ikuti Lomba Masak hingga Parade Busana Adat Nusantara
6
Janji Dedi Mulyadi: Seluruh Jalan di Jabar Mulus pada 2027, Pajak Kendaraan 100 Persen untuk Infrastruktur
Terkini
Lihat Semua